Seharusnya aku “tidak” memercayai Putih mengenai kata “aman”. Sekalipun dia makhluk sakti, yang entah usianya setua dunia itu sendiri, kadang keselamatanku menjadi taruhan.
Koreksi, keselamatanku memang selalu dipertaruhkan di meja judi.
Bukankah Putih sakti? Setidaknya sekelas Izaku karakter ciptaan Kyoko Hikawa? Lantas mengapa vampir itu bisa mengetahui posisiku? Bukan hanya posisi, melainkan gender? Apa itu artinya vampir yang satu ini jauh lebih kuat daripada Putih?
Ini namanya penipuan! Penipuan!
[Dia jauh lebih tua daripada vampir yang mati itu.]
Pembelaan macam apa ini yang kudapat dari Putih? Nggak keren!
[Setidaknya usia vampir itu lebih muda atau lebih tua beberapa tahun dariku.]
Akan kucungkil batu darahku dan kuremuk dengan palu!
[Setidaknya aku bisa melindungimu. Tenang saja.]
Kemarin juga begitu. Kemarinnya lagi juga begitu. Ujung-ujungnya muncul di detik terakhir.
Aku tidak bisa bertindak gegabah. Kelelawar-kelelawar haus darah yang sanggup melumpuhkan vampir dewasa dalam sekali serang. Entah cara apa yang vampir itu gunakan hingga bisa menyembunyikan maupun membawa kelelawar berbahaya ke kota manusia ... aku nggak ingin mati konyol. Cukup deh pengalaman hidup menyedihkan dan harus menjalani seri kedua hidup dalam naungan dewi air mata.
“Aku tidak keberatan kita bicara, Nona.”
Suara vampir itu sangat merdu. Gila! Suaranya saja begitu membujuk, apalagi kemampuan lain yang ia miliki sebagai predator. Mampus! Mampus aku!
[Aku masih bersamamu....]
Bersama dan nggak berguna! Pergi sana! Eh jangan, uangku! Putih memiliki aset kekayaan tujuh turunan. Jangan pergi dulu!
[Aku bisa mendengar pikiranmu.]
Di seberang tong pelindung ada vampir kuat, sementara kalau aku kabur dengan cara lari maka akan menjadi sasaran empuk kelelawar.
“Putih,” bisikku, lirih, “bisakah es diubah jadi sepatu roda?”
[Aku sarankan sepatu luncur. Kamu tinggal buat lintasan. Hanya saja yang jadi masalah. Apa kamu bisa memakai sepatu luncur?]
Sial! Inilah salah satu dampak kemiskinan paling mengerikan dalam hidupku! Tidak pernah ke arena luncur! Mana bisa aku meniru adegan di salah satu film Barbie? Meluncur? Haha aku akan terjerembap, kepala membentur aspal atau benda berbahaya, dan mati.
“Kalau begitu bawa aku pergi,” perintahku dengan segenap ketidaktahumaluan.
“Kena kamu!”
Sebelum Putih sempat menyahut, vampir bersuara merdu itu telanjur mengomandokan beberapa kelelawar menghantam tong sampah. Bang-bang-bang! Hanya butuh tiga kali hantaman dan semua tong pun rusak.
Aku sempat menyingkir, tidak jauh dari tong, dan mendapati para kelelawar tertawa sembari mengoyak tong beserta isinya. Sampah berhamburan. Aroma busuk semakin menjadi dan membuat perut bergolak.
“Apa orangtuamu tidak pernah mengajari agar jangan mengintip?”
“Oh, ya?” sahutku, tegar, pura-pura tidak takut. “Selama ini orangtuaku hanya mengajari mengenai menuruti keinginan mereka dengan uang.”
Ketika aku tidak sedang bersembunyi, berhasil melihat wajah si vampir, jantungku makin bertalu.
Sebegini lemahnya aku pada cowok? Maksudku, cowok cakep?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL OF THEM WANT TO KILL HER (Tamat)
FantasíaKenapa sih orang-orang tertarik isekai ke novel, film, komik, atau dimensi mana pun? Seolah pindah dunia itu semudah pindah kontrakan yang kalau tidak cocok bisa mengajukan keluhan ke empunya indekos. Berharap bisa disukai oleh semua tokoh ganteng d...