Lifeline - 18

39 6 0
                                    

Apakah semuanya berjalan dengan lancar? Bisa dikatakan demikian namun sepertinya tidak untuk Nevya seorang diri atau keluarga besar Alzelvin?

Di akhir Runway ketika Orlando dan Greysie keluar untuk menerima buket bunga sembari berjalan sebentar hingga ke tengah catwalk, Nevya tiba-tiba pingsan saat perempuan itu selesai melepas alas kakinya di backstage.

Banyak orang yang panik sebab tahu bahwa Nevya sebagai Argion adalah kesayangan Cartluxe.

Seorang yang bertugas sebagai pengatur cahaya justru lebih sigap untuk memanggil Ambulance dari pada para medis yang stand by di sana.

Empat puluh lima menit berjalan dengan begitu cepat menyisakan Greysie dan sang Mama berada di Rumah Sakit untuk menunggui Dokter memeriksa tubuh Nevya lebih lanjut. Hasilnya, "Selamat kepada keluarga, Nona Argion tengah mengandung. Usia kandungannya sekitar sepuluh hari. Apa suaminya bisa ikut bersama saya ke ruangan? Ada yang ingin saya bicarakan."

Dalam keadaan kaget dan bahagia, Pamela menyahut, "Putra saya sedang ada di Hamburg. Biarkan Dokter berbicara dengan saya saja."

Dokter mengangguk, "Baiklah. Mari." keduanya hilang di pandangan menyisakkan Greysie yang kini memasuki ruangan, mendekat pada Nevya yang masih terlelap.

Desainer muda itu sejujurnya tidak kaget. Kakaknya sedang dalam keadaan Rut ketika mereka berdua melakukannya pertama kali hingga Nevya berakhir ditandai. Mustahil sekali jika perempuan Omega muda itu tidak lekas mengandung. Apalagi melihat dengan seksama bahwa Alpha Omega dalam diri Kakaknya dan Nevya seperti sudah sengaja ditakdirkan oleh Sang Pencipta.

Ia sudah menghubungi Kaiser sesaat setelah tiba di Rumah Sakit. Hasilnya? Kaiser mengumpat di seberang telepon dan menyalahkan siapa saja yang bekerja di backstage Cartluxe. Memang gila, pikir Greysie.

"Apa aku mengganggu lamunanmu, Sisi?" sebuah kalimat bernada lirih muncul dari mulut Nevya secara lancar. Itu membuat Greysie tertarik dari lamunan mengutuk sang kakak.

Greysie terkekeh pelan sebelum menggeleng, "Aku sedang mengutuk kakakku, asal kamu tahu." Nevya ikut bergabung dalam kekehan pelan. Perempuan muda yang saat ini tengah hamil itu seolah tahu bahwa Matenya memang bersikap konyol tapi ya layak dikagumi dalam waktu bersamaan.

"Apakah dia marah?"

"Of course. Kau seperti tidak tahu dia saja," kembali terkekeh. "Tunggu, aku perlu memanggil Suster dan Dokter untuk mengecek keadaanmu."

Beberapa saat terlewati untuk Nevya dan Kaiser juga tidak akan datang dalam waktu dekat. Berlin ke Chicago membutuhkan waktu lebih dari sepuluh jam lewat udara. Akhirnya tanpa persetujuan Kaiser, Nevya dibawa pulang oleh Pamela dan Greysie setelah menghabiskan satu kantong cairan infus.

"Kau sebaiknya tidur di kamar tamu bawah saja suapaya tidak kelelahan harus naik turun tangga. Nanti aku akan meminta Frank untuk membuat lift di sini." Mansion Alzelvin adalah bangunan lama yang terdiri dari dua lantai saja hingga tidak membutuhkan lift.

Nevya menggeleng pelan, "Tidak usah Mom-maksudku, aku akan tidur di kamar tamu selama mengandung. Tidak usah membuat lift karena itu bisa membuat kalian sibuk."

Pamela menggeleng menegaskan, "Kita tunggu saja Kaiser. Oh ya, aku akan ke Wedding Organizer setelah ini untuk mengurusi pernikahan kalian secepatnya."

Greysie tidak ikut pulang karena ada pekerjaan yang harus segera diurusi, hal itu membuat Pamela seperti memiliki kesempatan untuk berekspresi lebih lagi. Pamela si Ratu Alzelvin selalu saja membatasi dirinya jika bersama orang lain termasuk anak-anaknya. Itu sebagai benteng pertahanan harga diri.

"Bisa Mom berbicara sesuatu padamu Nev?"

"Ya Mom."

Perempuan paruh baya itu mendekati calon memantunya lalu menggenggam kedua tangan perempuan itu, "Jika suatu saat nanti ada orang yang meremehkan posisimu sebagai menantu pertama di keluarga ini, jangan diambil hati. Kau harus tahu bahwa Mom sangat bahagia atas berita kehamilanmu. Tidak peduli apakah dia nanti perempuan atau laki-laki, Alpha atau Omega, dia tetaplah keturunan murni Alzelvin. Jadi, tolong jaga dia," Pamela mengusap perut Nevya yang masih rata. "Tolong melahirkan dan besarkan dia dengan kasih sayang. Supaya kelak dia bisa menjadi seperti Kaiser atau Greysie."

Nevya mengangguk, perempuan itu tahu bagaimana ia harus membalas budi kepada keluarga ini.

"Jangan salah paham," Pamela segera menyela kala calon menantunya hanya mengangguk tanpa kata. "Aku, kita semua keluarga besar Alzelvin sangat bersyukur kamulah pasangan Kaiser. Sebenarnya, dari awal aku melihatmu di Taman waktu itu, aku sudah sangat menyukaimu Nevya."

Mata Nevya sedikit melebar. Perempuan itu kaget tentu saja. Sejak awal apakah ia memang sudah ditunjuk?

"Percayalah, aku percaya pada kekuatan takdir dan ketika kau lalu putraku memutuskan untuk bersama ... bukankah itu yang memang seharusnya terjadi?"

Nevya tidak mengerti. Dia di keluarga Alzelvin, untuk membalas budi dengan setulus hati mencintai penerus mereka atau memang ia adalah Omega yang memang sudah ditakdirkan untuk Alpha dominan itu sedari awal?

Suara tepuk tangan dua kali dari Pamela menarik kediaman Nevya, "Baiklah, Mom akan pergi dulu. Kau istirahatlah dengan benar."

***

Suara langkah kaki tengah berlari menggema di sepanjang ruangan. Para pelayan tidak ada yang berani menegur sebab ia adalah si Tuan Muda Alzelvin.

Laki-laki itu dengan gerakan cepat namun tepat segera membuka pintu tanpa mengetuk. Berjalan pelan mendekati ranjang tanpa menutup kembali pintu kamar, Matenya sedang berbaring menyamping.

Seulas senyum bertengger tiba-tiba di wajah tampan Kaiser.

"Kau pulang?" suara itu membuat senyum di wajah Kaiser melebar. Laki-laki itu bahkan belum mendaratkan sentuhannya pada wajah calon istrinya.

"Mn."

Si perempuan hanya terus tersenyum, "Apa aku boleh memelukmu?"

Mengangguk setelah pertanyaan itu, "Tapi aku akan membersihkan badan sebentar."

Tanpa menunggu jawaban Matenya, Kaiser melesat menuju kamar mandi. Ia membersihkan diri sebentar dan menemukan piama sama yang dipakai oleh Calon istrinya. Memakai tanpa persetujuan lalu keluar dari sana secepat mungkin.

Menemukan Nevya dalam keadaan tertidur sekali lagi, ia beranjak naik ke tempat tidur lalu memindahkan kepala perempuan itu untuk berada di atas lengan atasnya, "Good night Babe. Thank you for everything." diakhiri dengan ciuman singkat di pelipis. Ia ikut menjemput mimpi.

***

Pagi hari berikutnya datang dengan cepat dan Mansion Alzelvin nyatanya sudah ramai dengan beberapa orang penting bidang bisnis.

Mereka seperti sengaja datang untuk sarapan bersama di sana terbukti dari meja makan yang kini hampir seluruh kursinya terisi.

Beberapa kali juga terdengar cuitan dari sang Nyonya besar hingga suasana menjadi ramai, penuh keceriaan.

Berkat siapa? Tentu saja Arnevya Gideon.

"Good morning calon menantu Mom." Pamela memekik kala Nevya dan Kaiser terlihat oleh penglihatannya.

Nevya terkekeh pelan sementara si Kaiser berdecak, "Mom seperti tidak kehabisan tenaga." gumaman itu mendapat cubitan pelan dari Nevya di pinggang Matenya.

"Itu namanya semangat muda."

"Ck sangat berlebihan."

"Ayo kemari, ada yang harus kita semua bicarakan setelah sarapan..." pada kenyataannya jika Pamela Alzelvin sudah berbicara tidak akan ada yang berani membantah.

***

📝 27 Des 2023 \\ 17 Janu 2024

LifelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang