23🐹

1.8K 67 10
                                    

Dear my sweet readers 🍎🐹
Happy Reading
Don't forget vote and spam comment
Gomawo
.
.
.
.
.
🍎🐹🐹🐹🐹🐹🐹🐹🐹🐹🐹🐹🐹🐹🐹🍎

14 Desember 2023

Cuaca diluar semakin dingin karena salju menebal. Jarum jam menunjukkan angka 03.00, waktu yang sangat enak di gunakan untuk tertidur dengan selimut tebal tanpa bergerak sedikit pun. Namun tidak dengan seorang pemuda tinggi menjulang. Ia sedang berkutat di dapur. Berusaha sebisa mungkin tidak mengacaukan segala sesuatu di sekitarnya. Tangannya terlalu ajaib.

Berbekalkan tutorial dari para hyung-hyungnya sebelum ia berangkat ke LA, pemuda itu memberanikan diri membuat sesuatu demi wanita yang ia cintai.

"Lo serius? Ntar kalau udah gue ajarin lo ngacauin dapur gimana?"

Kedua pria China itu menatap wajah teman ter muda dan ter tinggi nya  dengan tatapan tajam.

Jisung menangkupkan kedua tangannya ala make a wish (soneul matte now make a wish)

"Pliss, Hyung! Pliss Le! Gue butuh bimbingan kalian. Demi Nuna tercinta."

Renjun dan Chenle mengeluarkan cengiran. "Jangan bilang habis di kasih kejutan ntar langsung itu."

"Enggaklah, kalian mesum."

Renjun dan Chenle tertawa. "Oke deh, yok langsung praktek aja. Inget komitmen lo! Jangan kacauin dapur!"

Jisung mengepalkan tangannya ke atas. "Yess! Makasih Hyung! Le!"

Setelah berkutat selama 2 jam, akhirnya Jisung berhasil membuat kue sederhananya. Ia merentangkan kedua tangan ke atas, menunduk dan tersenyum melihat hasil jeri payahnya menahan kantuk.

Berusaha mencari sebuah lilin untuk kue nya. Ia lupa membeli lilin kemarin, memang ceroboh. Semoga ada lilin kue di dapur ini. Ingat, ia tetap tidak boleh mengacaukan dapur. Bahkan tadi ia tadi sudah mencuci semua peralatan yang ia pakai untuk membuat kue. Tutorial dari Renjun dan Chenle benar-benar ia resapi sampai akar. Kita tahu Renjun itu perfect dan Chenle juga pandai masak dan tegas jadi Jisung memang sangat butuh bimbingan dari hyung-hyungnya itu jika soal kejutan dan kerapihan.

Helaan napas terhembus pelan. Tak ada satupun lilin di dapur ini. Jam juga sudah mau menunjukkan pukul enam pagi. Ia takut Rara akan bangun dan surprise nya gagal total.

Baiklah, mungkin Jisung tidak akan memasang lilin. Ia berdiri dalam kesunyian dapur. Menunggu tepat pukul enam, rasanya lama sekali. Kaki panjangnya sampai pegal. Namun ia harus tetap setia demi Nuna tercinta.

"Semoga Nuna suka," gumamnya seraya tersenyum kecil.

Kaki jenjangnya mulai menapak lantai perlahan. Jisung terkekeh kecil melihat sosok wanita yang masih tertidur pulas dalam balutan selimut. Ia tampak memeluk guling sangat erat. Tak tega sebenarnya membangunkan wanita itu.

Ada sedikit pergerakan kecil dari tangannya. Ia tersadar bahwa yang dipeluknya bukan manusia. Wanita itu tampak resah. Menepuk-nepuk sisi ranjang namun tak mendapati manusia di sebelahnya.

Jisung masih setia berdiri di depan pintu, mengintip Rara dari celah yang sedikit terbuka. Ia bisa melihat wanitanya kini mulai panik dan itu membuat Jisung tersenyum lebar. Ternyata Rara juga bisa merasa kehilangan ketika Jisung tidak ada di sisinya.

"Eumm, Jisung... kamu dimana?"

Wanita cantik itu mengusap matanya beberapa kali. Perlahan duduk di ranjang sembari menengok kanan kiri atas dan bawah.

My Darling || Park Jisung 🐹🔞✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang