Matanya mengernyit saat sinar matahari pagi memaksa menembus gordenya, jatuh tepat di kelopak mata gadis yang sedang terlelap. Sang empu menggeliat tak nyaman, menarik selimut tebalnya menutupi tubuhnya, hingga menemukan posisi ternyaman.
Tapi semua tak berarti saat tiba-tiba pintu kamarnya dibuka dan selimutnya ditarik cepat, membuat gadis yang ingin melanjutkan tidurnya terkejut hingga terbangun. Hendak ngedumel, tapi keburu disela.
"ASTAGA, masa hari pertama SMA kamu udah mau telat aja dek?!" Suara tinggi seorang perempuan menembus telinga si gadis, membuatnya mau tak mau tersadar dari tidurnya.
Si gadis langsung saja menoleh ke dinding tempat jam menggantung.
Jam 6.30
Sedangkan jam 6.50 dia harus sudah berangkat.
Si gadis yang baru tersadar akhirnya langsung beranjak dari kasur dan berlari ke kamar mandi, tak lupa menyambar handuk yang tergantung rapi dibelakang pintunya.
Setelah mandi, gadis itu langsung mengenakan seragam barunya, untung saja semalam dia sudah menyiapkan semua kebutuhannya untuk hari ini, jadi persiapanya tidak membutuhkan waktu lama. Maklum, lagi semangat-semangatnya.
Setelah selesai bersiap-siap, dia langsung turun dan sarapan kemudian menyalami tangan ibunya lalu keluar dan berlari kecil menuju mobil yang mesinya sudah dinyalakan oleh pak Hansen.
"Pak rada cepet ya, aku takut telat hehe
" Ujarnya saat menutup pintu sambil nyengir."Makanya to mbak bangunya rada dicepetin dikit." Ujarnya bercanda yang dibalas kekehan oleh si gadis.
Kenalan dulu, nama gadis itu Neira, lebih lengkapnya Neira Vernanda, hari ini adalah hari pertama dia menginjakkan kaki kesekolah sebagai 'calon' murid SMA.
Sesampainya disana, Neira keluar dari mobil setelah sempat salam kepada pak Hansen. Ia keluar dengan semangat, langkahnya lebar dan pasti, tersenyum kepada siapapun yang ia lihat.
SMAN Amzing Optimize Thrive, yang disingkat menjadi SMAN AOT.
Sebelumnya SMA ini terdengar biasa saja, namun dua tahun terakhir prestasi sekolah ini naik drastis, yang sebelumnya peringkat ke-10 saja tidak sampai, sekarang sudah menduduki peringkat 3 di kota tersebut.
Membuat Neira berjalan dengan bangga memasuki gerbang.
•••
MOS sudah dimulai, setelah selesai apel nama-nama kami disebut sesuai gugusnya lalu acara selanjutnya adalah menulis materi.
Di tengah-tengah menulis yang membosankan, teman sebangkunya, Sasha mengajak Neira menemaninya ke kamar mandi untuk buang air kecil.
"Sumpah gue ngantuk banget Nei, emang perlu banget ya peraturan sekolah dijelasin satu-satu?" Sasha memulai mendumal saat sudah keluar kelas.
"Padahal kak Erwin udah bagus banget anjir ngejelasinnya." Sanggah Neira.
"Ga cukup buat gue Nei, harusnya sambil kayang biar gue betah liatnya." Mendengar itu Neira terkekeh sambil menyikut lengan Sasha.
Tak terasa mereka sudah sampai di depan kamar mandi dan mereka segera masuk, Sasha langsung saja masuk ke toilet, sedangkan Neira menuju cermin sambil menunggu Sasha, yang ternyata disana juga sedang ada Mikasa.
Neira langsung join dan tersenyum saat Mikasa menyadari kedatanganya, menepuk bahunya.
"Kakak gugus lo siapa sa?" Tanya Neira basa-basi, maklum, Mikasa mana mau basa-basi deluan.
"Kak Petra sama hange, lo?" Jawab Mikasa, masih sambil merapihkan rambutnya.
"Kak Erwin."
"Cuma satu? Kak Erwin ketos?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Loka - Levi Ackerman x Female Reader
FanfictionCuma kisah kecil dari seorang gadis yang memperjuangkan perasaanya. "Ga harus kak Levi, kan?" "Ga, harus kak Levi" "astaga, banyak cowo lain di dunia ini" "percuma kalo cowonya bukan kak Levi?!" Kalau sudah bucin, mau di nasehatin pakai cara apapun...