(14.12 Sun-down Beach Bar)
Setelah selesai berurusan dengan klinik, aku kembali bekerja di outlet kesukaan ku, Sun-down Beach Bar.
Hotel tempat ku bekerja, memiliki banyak outlet seperti: Sun-down Beach Bar, Middle Wave Restaurant & Bar, VIP Club Bar, VIP Pool Bar, Sakura Restaurant, dan Sunrise Restaurant & Coffee.
Masing-masing memiliki jam operasional yang berbeda.
Sun-down Beach Bar: 11.00 - 22.00
Middle Wave Restaurant & Bar: 10.00 - 22.00
VIP Club Bar: 10.00 - 20.00
VIP Pool Bar: 09.00 - 19.00
Sakura Restaurant: 14.00 - 22.00
Sunrise Restaurant & Coffee: 07.00 - 10.00
Tuan Blue, selalu menempatkan aku di 4 Outlet berbeda, seperti Sunrise Restaurant & Coffee, Sun-down Beach Bar, VIP Club Bar, dan VIP Pool Bar.
Meskipun aku menyukai Sun-down Beach Bar karena dekat dengan pantai, tentu aku juga menikmati setiap menitnya jika aku in-charge di 3 outlet lainnya.
Hari ini seharusnya aku in-charge bersama dengan Wulan, entah mengapa ia tidak ada di outlet. Beberapa menit kemudian, tamu mulai ramai berdatangan, bukan hanya tamu hotel melainkan juga tamu yang sedang bermain di pantai.
Aku melayani mereka dengan baik meski bekerja sendirian, aku sudah mulai terbiasa. Berbagai kebangsaan berdatangan, mengobrol hal-hal random bersama mereka sudah menjadi kebiasaan dan hobi yang ku senangi.
"Hai nona, cocktail yang kamu buat, sangat enak, ditambah dengan Bahasa Asing mu yang lancar, aku sangat suka itu" ucap seorang tamu berkebangsaan Kangguru.
"Wah, terima kasih, pujian mu berlebihan, aku masih belajar Tuan" jawab ku menggunakan bahasa Asing.
Semua tamu sangat menyukai dengan pelayanan ku yang cepat, tanggap dan komunikatif. Tentu hal tersebut menjadi sebuah penghargaan bagi diriku sendiri.
Setelah selesai melayani mereka semua, beberapa tamu memberikan ku uang tipping yang nilainya sangat banyak.
"Nona, bisakah kamu membuatkan aku Espresso Martini?" ucap salah satu tamu, perawakannya mirip pria room service pagi tadi, rambutnya coklat berkilau, matanya biru, bedanya hanya pada janggutnya yang sedikit beruban.
"Tentu saja Tuan, beri aku waktu 2 menit"
Segera aku membuat espresso segar langsung dari mesinnya, menyiapkan shaker,
Espresso Martini
2 Oz Vodka
½ Oz Coffee Liqueur
1 Oz Espresso
½ Oz Sugar Syrup
Tambahkan ice cube, lalu shake, jangan lupa berikan sedikit flair. Para tamu yang menonton terkesima dengan penampilan tersebut.
Setelah selesai, aku segera menuangkan semua bahan pada gelas yang telah aku siapkan, berikan 3 biji kopi sebagai garnish.
"Ini dia Tuan, Espresso Martini sudah siap" ucap ku penuh percaya diri.
Sumber gambar: Pinterest
"Terima kasih Nona Ria" ucapnya sambil tersenyum.
Meski kulihat ia begitu menikmati minuman yang kubuat, sangat terlihat, sorot matanya memberikan kesan ketidaksukaan dan terlihat sangat sinis. Tapi, untuk apa aku mengurus hal seperti itu, aku fokus melakukan pekerjaan ku sampai pada waktunya selesai.
Aku segera kembali ke loker untuk berganti pakaian, dan bersiap pulang. Sesampainya aku di parkiran motor. Betapa terkejutnya aku melihat motorku yang seperti dirusak habis-habisan.
"Sial, siapa yang tega melakukan ini?" aku menangisi kondisi motor yang sangat tidak karuan ini.
Lagi-lagi aku hanya akan diam, parkiran karyawan tidak disertakan teknologi CCTV, jadi aku membawa yang hanya bisa kubawa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Purple Rose
Gizem / Gerilim"Sudah kubilang, aku hanya menunggu sampai orang itu melakukan dosa terburuknya" ucap seorang wanita berambut ungu dengan sorot mata tajamnya, sambil terus menerus menghisap rokoknya. Dosa apa yang dimaksud? Siapa dia sebenarnya?