BP-Bukti

17.7K 280 3
                                    


Aku udah bilang ya kalo ini boypussy, kalo aku mood bakal nulis bxb juga yang penting noren deh.










Renjun menatap nanar pada pemandangan didepannya, mata indahnya sudah bergenang air mata jika saja mata itu berkedip maka sungai kepedihan akan langsung terjun begitu saja tanpa bisa dihentikan.

Rasanya begitu sakit saat ia tertampar oleh fakta jika kekasihnya kini tengah bersanding dengan seorang wanita yang sangat begitu ia kenal.

Kenapa harus dirinya yang berada di posisi seperti ini? Kenapa bukan dirinya yang bersanding dengan orang yang begitu di cintainya? Kenapa ia mendapatkan pengkhianatan kembali setelah ia berusaha menerima sang kekasih? Kenapa? Kenapa harus dirinya?

Air mata itu akhirnya lolos, wajahnya tertunduk dengan isak tangis yang teredam karena sorak sorai dan tepuk tangan ketika sang pengantin berciuman mesra tanda keduanya telah sah sebagai suami istri.

"Jaemin..." lirih renjun, hatinya benar benar sakit. Padahal seminggu yang lalu ia bersama jaemin masih melontarkan canda tawa penuh dengan kasih sayang tapi kemarin ia malah mendapati sebuah undangan dengan nama kekasihnya bersama wanita yang merupakan sahabatnya.

Tentu saja renjun meminta penjelasan kepada jaemin tentang apa yang terjadi tapi jaemin hanya bisa meminta maaf dengan memeluk erat tubuh renjun yang sudah menangis tersedu sedu.

Seharusnya renjun tak datang saja ke acara pernikahan ini, seharusnya ia juga mengutuk mempelai karena telah membuat hatinya begitu sakit. Harusnya ia juga menghancurkan tempat ini sebagai balas dendam atas pengkhianatan yang ia terima. Ya...seharusnya... kata itu hanya berputar di otaknya saja tanpa bisa dilakukan, karna demi apapun semua tindakan renjun setelah mendapati undangan tersebut langsung di batasi oleh sang ibu, dengan alasan itu akan semakin membuat malu sang ibu setelah kondisinya yang begitu memalukan.

Ah—rasa sakit ini ingin sekali renjun buang sejauh jauhnya, tak seharusnya ia menangisi bajingan bajingan itu tapi matanya seolah menolak apa yang otaknya suruh.

Mata jaemin dan renjun bertemu, dengan tatapan jaemin yang sulit sekali diartikan. Tatapannya sendu melihat renjun menangis di acara bahagianya. Ahh ia begitu mencintai pemuda itu, jaemin sungguh tapi karena kesalahannya ia harus berani mengkhianatai cintanya, jika disuruh kembali ke masa lalu sungguh jaemin akan mendekap erat tubuh renjun agar tak terlepas darinya. Andai saja.....

"Bajingan kayak dia bener bener gak tau diri"

Renjun tersentak saat suara itu terdengar di dekat telinganya, bisa ia lihat pemuda asing yang menatap sengit wajah jaemin.

"Lo pacar si tengik itu kan?" Mau tak mau renjun mengangguk.

"Ahh sialan rasanya, mukanya pengen gue tonjok kalo bisa sampe mati"ujar sang pemuda.

"Maksudnya?" Renjun tak mengerti kenapa pemuda itu begitu marah dengan jaemin.

"Dia ngerebut cewek gue anjing, gue gak terima padahal hubungan gue baik baik aja sama lia" aa renjun mengerti, dia dan pemuda disampingnya ini adalah korban dari pengkhianatan lia dan jaemin.

"Gue mau tanya, si bangsat tuh pas ngasih tau tentang hubungannya sama lia ke lo apa kata katanya?"

"Kata jaemin, dia dijebak sama temen temennya berakhir tidur sama lia" lirih renjun dengan wajah yang tertunduk, aahh hatinya kembali sakit.

"Cih, basi banget. Padahal yang sebenarnya gak gitu, malahan dia yang ngejebak lia buat ngewe sama si bangsat. Lo dibohongin karna dia yang egois, lo dapet pengkhianatan karna cinta sesaat jaemin ke lia— cewek gue" sungut pemuda disampingnya dengan emosi yang menggebu gebu.

FRUITIO || NOREN BOYPUSSYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang