lamaran?

2.5K 198 10
                                    

shani benar benar menuruti apa kata melody dia beristirahat selama tiga hari dan hari ini dia mulai aktifitas kembali, shani tengah duduk di meja makan bersama bundanya, keduanya tengah menyantap sarapan pagi itu. hingga ve bersuara, "kak, nanti liburan berdua yuk, mama pengen ke pantai gitu metime berdua." pinta ve karna dia rasa keduanya tidak memiliki waktu bersama, setelah disibukan mengurus urusan kantor masing masing. memang ada interaksi hanya saja, ketika dirumah. dan paling ketika makan bersama.

"atur aja, aku tuh siap kapan aja, gatau kalo ibu negara sebelah" ledek shani pada veranda. shani terkekeh geli karna ve melotot atas ucapan shani.

shani menyelesaikan makannya dan mencuci piring bekas miliknya, shani menyalami bundanya itu, karna mendengar suara mobil milik al yang terparkir didepan.

"ngapain sok soan jemput" tanyanya shani sewot sambil memakai sepatu sneakers putih miliknya itu, dan menyelempangkan tas di bahunya.

"gitu aja marah, maaf ibu negara yang cantik, tadi pagi hp aku lupa di charger jadi gabisa ngehubungin kamu" al berlalu masuk kedalam untuk berpamitan kepada veranda.

shani sudah tersinggap dada, bertanda ia marah, al melakukan dua kesalahan pagi ini, pertama dia tidak mengabari dirinya. kedua dia berlalu begitu saja tanpa membujuk dirinya, hal itu membuat shani kesal pada al.

al hanya tersenyum kecil, "gausa, cemberut sayang. kamu mau pegang hp aku, biar kamu percaya?"

"gaperlu, ayo jalan aku ada meeting. kalo gamau aku mau pake mobil aku" shani menuruni anak tangga, dan ve hanya tertunduk geli melihat shani begitu, menginggatkan dia saat masi muda bersama keynal dulu.

ve akhirnya mengikuti meledek shani, "sama bunda aja al, gausa sama dia kalo sok soan ngambek gitu."

"oh gitu, cukup tau si, aku aduin mama melody"

al merasa gemas sendiri dengan drama pagi ini, al mengacak rambut shani hingga dia memukul bahu al dengan keras karna kesal, al membukakan pintu untuk shani, sudah cukup dia membuat shani kesal pagi ini. al juga membukakan pintu untuk veranda, al memang sedang berkerja sama dengan al untuk memberikan shani surprise.

setelah al mengantar ve, dia mengantar shani kekantor. setelah shani turun al juga ikutan turun, "ngapain?" ketus shani.

"nemenin kamu, hari ini dikantor cuman ngecek aku suruh aldo aja, aku mau sama kamu aja hari ini."

"bucin banget sih, segamau itu kehilangan aku?" shani meledek balik al sebagai pembalasan pagi tadi.

"gamau lah, cewe secantik kamu aku tinggal di kantor bisa bisa di godain yang lain, aku gamau berbagi." al merangkul bahu shani sambil mendorong bahu shani masuk.

banyak sapaan yang al terima dari karyawan shani, dan al dengan senyum sumringah dan muka murung shani, karna image cool dan berwibawa shani hilang seketika karna al, yang bertingkah seperti anak kecil.

"pagi pak al, pagi bu shani"

"pagi" al membalas cengiran bodohnya itu sedangkan shani hanya tersenyum tipis.

"kamu sengaja, ngilangin image beribawa aku ya?" ketika keduanya ada dilift.

"engga sayang, aku cuman mau nemenin kamu di kantor hari ini." shani melepaskan tautan tangan al dan menyuruh laki laki itu duduk disofa. shani mengerutkan dahinya dan menoleh kearah al, sedangkan sang empu hanya terkekeh kecil dan duduk di sofa membuka laptopnya yang tadi pagi di antar aldo ke kantor shani, dia ingin berkerja tapi tidak mau berjauhan dengan shani.

ajaib memang, itu yang membuat shani terlihat tertekan. lihat al dia bisa meninggalkan kantor hanya karna tidak mau jauh dengan dirinya. shani merasa kepalanya berdenyut karna kelakuan lelaki didepannya ini yang berstatus calon tunangannya itu, shani hanya menghelang nafas sambil membuka berkas yang di taruh oleh asistennya untuk ditanda tanganin.

shani itu cantik, tapi dia galak.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang