Twenty nine✓

3.2K 143 13
                                    

"Carilah laki-laki yang cintanya lebih besar dari pada cintamu, dia akan memperlakukan mu layaknya kaca yang sewaktu-waktu bisa pecah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Carilah laki-laki yang cintanya lebih besar dari pada cintamu, dia akan memperlakukan mu layaknya kaca yang sewaktu-waktu bisa pecah. Dengan begitu, kamu akan menjadi wanita paling bahagia di dunia ini."

- Grabiella Queenie.

Seorang gadis sedang berdiri di depan kelas yang terlihat begitu luas. Dia merapikan rambut pirangnya dan mulai melangkah memasuki kelas tersebut.

"Hai,  nama gue Azalea Carolline. Kalian bisa panggil gue Lea,  terimakasih." ucap gadis itu dengan senyuman manisnya.

Azalea Carolline, gadis blasteran Indonesia - Belanda, murid baru di Diningrat Internasional School dia pindahan dari Belanda dan gadis itu masuk di kelas XII IPA 2 kelas dimana anggota inti Peaceable berada.

Cakra menatap Lea yang memperkenalkan diri didepan, alisnya menyatu seakan dia tidak asing dengan wajah itu. "kayak kenal."

Cakra menyikut Haikal yang berada di sampingnya, "eh kal, itu bukannya Azalea temen SMP kita?"

Cakra dan Haikal memang satu sekolah semenjak mereka duduk di bangku SMP, itu sebabnya mereka begitu dekat satu sama lain. Haikal yang sedang menengelamkan kepalanya di lipatan kedua tangan hanya berdehem singkat.

Dia merasa pusing kembali menyerangnya, itu sebabnya dia tidak begitu menanggapi ucapan Cakra. Semenjak dia di nyatakan terkena tumor otak stadium akhir, kepalanya sering sekali merasa sakit bahkan terkadang kepalanya terasa ingin pecah detik itu juga.

"Ck, gue serius nyet, anjing lo tidur mulu." kesal Cakra sambil kembali menyikut lengan Haikal kencang.

Haikal pun dengan malas mengangkat kepalanya yang terasa berat, dia menatap murid baru yang di maksud Cakra. "Azalea siapa?"

Cakra menatap Haikal yang berada di sampingnya, "Azalea temen SMP kita dulu nyet."

Mereka memang satu sekolah dulu sewaktu SMP tapi itu hanya terpaut satu tahun hingga Lea di haruskan pindah ke Belanda karena orang tuanya memiliki pekerjaan disana.

"Kayak iya, tapi kayak nggak juga." ragu Haikal.

Pasalnya dulu gadis itu adalah cewek cupu berkacamata besar, rambut hitam legam yang selalu di kepang dua tanpa adanya makeup yang menghiasi wajahnya. Tapi sekarang dia berubah menjadi gadis berambut pirang dengan riasan di wajahnya.

"1000% gue yakin kalau itu Azalea, tapi dia udah nggak cupu lagi." yakin Cakra.

Haikal mengangguki ucapan Cakra, "dahlah nggak penting juga."

"Iya juga." sesal Cakra,  ngapain dia ngurusin hidup orang lain. Tidak guna.

"Baik Lea, silakan kamu duduk di kursi yang kosong." ucap Bu Tsunami yang merupakan wali kelas XII IPA 2, jari telunjuknya menunjuk kursi kosong yang dia maksud.

Rumah Tanpa Jendela [VER LENGKAP DI NOVELTOON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang