"Ahh, perih pelan jaemhh" Tangan mungil milik Renjun meremat kuat bahu kokoh Jaemin melampiaskan rasa sakit dibagian bawah nya.
Sampai sebuah bantal mendarat kasar dikepalanya.
"Anjing, Jun lebay amat, cuma diboatin aja sok ngedesah" Ucap Jisung yang mulai jengah dengan suara ringisan Renjun.
"Apaan sih nih lo ngak liat kerikilnya masuk begini perih cok, huhuhu bilang aja lo sange"
Renjun tak bohong kaki nya benar-benar perih saat ini, niat awal berangat pagi, tetap menjaga image rajinnya sebagai Renjun Sanjaya.
Renjun bukan tipekal orang yang rajin hingga ia bisa bangun lebih pagi lalu bersiap, karena buru-buru ia lupa membawa memakai sepatu.
Yang lebih apesnya adalah ia melihat pertengakaran antara Heejin dan Haechan. Tapi lebih tepatnya Haechan yang menyerang Heejin.
Niat awal ingin memisahkan keduanya, tentu keduanya terpisah, tapi sayangnya karena hentakan Haechan membuatnya terpental, juga Heejin yang ikut terpental, entah karena Haechan yang terlalu kuat atau karena Heejin yang terlalu lemah.
Mark?! Ah ingatkan Renjun untuk mencakar habis wajahnya, mengingat wajahnya tadi membuatnya kesal setengah mati.
Bagaimana tidak,ia bahkan menuduhnya bahwa ia mendorong Heejin, memang jika dilihat dari belakang ia seperti mendorong Heejin. Karena dilihat dari arah belakang ia seperti mendorong bukan mengulurkan tangan.
Lalu bagaimana dengan Heejin?, AGRHHH ingin sekali ia berteriak saat Heejin hanya sibuk menangis dipelukan Mark, hampir saja tertawa mengingat penampilannya tadi pagi.
Heejin seperti diamuk seekor kucing, rambutnya acak-acakan seperti singa, juga beberapa luka cakar dipipi juga lehernya. Mirip orang gila. Ia akui itu cukup cocok untuknya.
"Ngapain lo senyum-senyum begitu, sawan lo" Ledek Jisung dengan logat tengilnya, lalu menonnyor jidatnya yang sekarang sudah terlihat mulus.
"Hooh gue sawan, secara lo kan demitnya"ketusnya
"Idih-idih ni mulut harus dipawangin deh, biar ngak asal jeplak aja kalo ngomong" Balas Jisung sambil duduk disebelahnya, jangan lupakan tangannya yang panjang dengan pelan menyentil bibir kenyal nya.
"Iya samain aja sama otak lo, kayak nya juga harus dipawangin, biar isinya ngak cuma bokep aja"
Netra rubahnya beralih menatap Jaemin yang masih setia, melilitkan perban di luka kakinya, setelah selesai dibersihkan tadi.
"Oh, iya Jaem thanks ya, sama yang tadi sekalian" Ucap Renjun tulus. Dibalas senyum tipis dari Jaemin, sementara Jisung justru menatap horor kearah Jaemin.
Jika bukan karena Jaemin yang menjadi saksi juga Jisung kampret yang sayangnya juga ikut membelanya.
Harusnya scene ini adalah rengangnya hubungan antara Renjun dan Heejin. Sampai Renjun hampir dibenci seluruh sekolah karena dianggap munafik.
Itu adalah awal mula kehancuran, Renjun. Haechan yang tau jika Renjun terpuruk mengajak Renjun untuk balas dendam. Menjebak Heejin di club.
Kejadian naas itu hampir terjadi, sejak saat itu hidup Renjun benar-benar hancur, tak ada yang percaya bahwa ia tak ikut serta dalam rencana itu, ia hanya diajak bukan berarti ia menerima.
Tapi " Gue sama Jisung liat sendiri kejadiannya" Ucapan Jaemin menengahi, kalimat singkat tapi mampu menyelamatkan nyawanya.
"Sama gue ngak nih chil? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran novel JAEMREN
Storie d'amorebagaimana jika Renjun yang notabenya pentolan geng motor yang identik dengan sifat tengil dan narsisnya, kini tengah merana karena terjebak di salah satu tokoh tokoh figuran novel, dengan sifat keterbalikannya, sosok pemuda mungil, imut dan manis pa...