"Hidup lo enak banget, apa apa di turutin."
"Enak banget jadi lo."
"Beruntung banget lo, bisa jadi pacarnya Gabriel."
***
Ini tentang Tsabina Helena, cewek yang selalu di anggap beruntung dalam hidupnya. Beruntung dalam keluarga, pertemanan, bahkan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini, Tsabina sedang memainkan ponselnya. Ia terus saja melihat kontak bernama "Elll" itu.
"Kalau hari ini dia sama sekali ngga chat gue, ya udah. Mungkin emang benar dia cuma terpaksa, ngga perlu di paksa, Bin." ucap Tsabina kepada dirinya sendiri.
"Beban hidup lo udah banyak sekarang, ada masalah keluarga yang harus lo selasaikan. Ada cita cita yang harus lo kejar, kalau lo stuck di masalah percintaan lo ini, sama aja lo ngubur cita cita dan impian lo." ucapnya lagi, di depan kaca.
"Dalam masalah ekonomi keluarga lo ini, lo bisa aja putus sekolah kalau cuma fokus sama cowok yang ngga ngehargain keberadaan lo dan ngga menginginkan keberadaan lo ini."
"Tsabina, mulai hari ini fokus sama tujuan hidup lo aja ya. Ada cita cita yang harus lo kejar, ada keluarga yang harus lo bahagiain dan lo banggakan, ada adik lo yang harus bahagia di masa kecilnya." ucap Tsabina, memeluk dirinya sendiri.
"Tunjukin sama orang yang udah bikin keluarga lo hancur, kalau lo akan sukses walaupun keluarganya di usik oleh orang ngga punya hati." ucap Tsabina penuh tekanan.
Emosinya meluap luap, ia pun sudah menangis sedari tadi. "Kekuatan sihir lo itu akan kalah dengan kekuatan langit gue. Gue pastiin, ngga akan sampai satu tahun, keluarga gue akan balik lagi ke masa jayanya. Dan gue pun telah menggapai impian gue." ucapnya.
Tsabina menangis dan mengelus dadanya. "Bismillah ya," tuturnya.
***
Hari sudah sore, namun tak ada pesan masuk dari Gabriel. Padahal, dirinya sedang aktif.
Akhirnya, Tsabina pun memutuskan untuk menghubungi Gabriel lebih dulu.
Tsabina: El Kayaknya kamu terpaksa deh ya balikan sama aku? Kayaknya kamu juga belum siap balikan kan Kenapa di paksa El? Kalau cuma karna di suruh mama kamu, buat apa? Balikan ngga balikan pun rasanya kayak sama aja Kalau kamu belum siap, ngga usah di paksain Aku juga ngga ngemis buat balikan kan? Kamu kan bisa bilang ke mama kalau kamu ngga mau balikan sama aku Ngga usah di paksa kayak gini Aku udah cape ngemis El Makanya setelah balikan ini, aku ngga pernah ngemis apapun ke kamu Kayaknya kita masing masing lagi aja deh ya Kita perbaiki diri dulu Kalau udah siap buat balikan, baru kita perbaiki bareng bareng Perasaan itu ngga bisa di paksa El Aku ngerti Kita perbaiki diri masing masing lagi aja, ya?
Elll: Bin? Aku minta maaf ya Aku emang belum siap Tapi mama nyuruh aku buat balikan, mau ngga mau aku harus ikuti Tapi aku ngga bisa Aku malah makin sakiti kamu Maaf ya Bin Kamu pantas dapat yang lebih baik dari aku Kita masing masing dulu aja ya Sebulan mungkin
Tsabina: Iya El Ngga perlu di paksa
Elll: Kalau nanti kamu dapat orang yang lebih perfect dari aku, bilang aja ya Sempurna di sini bukan berarti soal fisik aja ya Semuanya Sikapnya dan cara dia memperlakukan kamu
Tsabina: Semua orang punya kekurangan dan kelebihannya masing masing El Kalau pun aku ketemu sama orang itu, tapi dia kan bukan kamu Mau se perfect apapun dia, pasti punya kekurangan juga Kamu punya kekurangan dan kelebihan, begitu pun dia
Elll: Iya sih Bin Kamu ngga akan ada penggantinya Sampai berjumpa bulan depan ya, Bin Makasih buat semuanya