42

10.7K 429 38
                                    

🍒🍒🍒

"Eugh.. Shh..."

Marlon menoleh, dia langsung menghampiri gadisnya yang mengeluh itu. Menatap khawatir Keisha, tangannya menggenggam erat tangan gadisnya yang dingin.

"Sayang.. Sayang..?"

Perlahan mata Keisha terbuka, yang pertama dia lihat adalah Marlon. Tunggu, laki-laki itu menangis? Matanya sembab dan berair. Keisha masih berusaha membuka matanya, karena pandangannya masih sedikit memburam.

"Aa.. Air.. Air"

Segera Marlon mengambil gelas berisi air putih itu, dan membantu Keisha untuk duduk. Ia sodorkan gelas itu dengan pelan-pelan, Keisha meneguk air putih itu hingga habis lalu tiba-tiba saja Keisha menangis.

Saat Marlon hendak memeluknya, Keisha langsung bereaksi takut. Dia takut didepannya bukanlah Marlon, melainkan iblis. "S.. Siapa kau! Pergi! Pergi!!" berontak Keisha.

Marlon dengan cepat langsung memeluk gadisnya dengan erat, tangannya terus mengelus kepala dan punggung Keisha. "Ini aku, aku.. Maaf, aku ninggalin kamu"

Keisha menggeleng dalam pelukannya, "engga.. kaka bunuh orang.. hiks.. kaka bunuh orang! Lepas! Lepass!!" berontak Keisha, Marlon semakin kuat menenangkan gadisnya.

Keisha menangis sesegukan, perlahan tangisnya mereda. Lalu tangan gadis itu mulai melingkar dipinggang Marlon, tatapannya kosong menatap lantai. Lalu dia berkata, "bisakah kita kembali ke Indonesia? Aku mau keluarga kecil kita ada disana, tempat aku sama kaka dilahirkan.." minta Keisha.

Marlon menghela napas panjang, lalu dia mengangguk dan berkata. "Apapun untukmu, akan aku lakukan" balasnya.

Keisha tersenyum sedikit, lalu pintu terbuka dan itu adalah dokter dengan satu perawat yang mengikutinya dari belakang. Keisha mengerutkan keningnya, dia melihat sekitarnya dan ternyata dia berada dirumah sakit bukan dirumah.

Pantas saja ruangan ini terang sekali, karena kamar Marlon semuanya berwarna gelap.

Dokter itu tersenyum melihat keromantisan sepasang kekasih itu, "aduh romantis sekali kalian.. Izinkan saya memberi obat ya" ucap dokter itu.

Lalu dia menyuntikkan cairan ditempat infus Keisha, gadis itu masih setia memeluk Marlon seakan-akan dia tak ingin laki-laki itu berubah lagi. Jujur, Keisha akhir-akhir ini selalu takut akan perubahan Marlon.

Setelah selesai, dokter dan perawat itu keluar. Meninggalkan obat-obatan yang harus diminum oleh Keisha, dan juga sudah menjelaskan kapan Keisha harus meminum obat-obatan itu.

"Kak.. Jangan lagi, bunuh orang.. Kaka buat aku takut" ucap Keisha.

Marlon mengangguk dengan tegas, "ini janji ikut. Aku ngga akan bunuh siapapun, aku akan hapus semua larangan yang aku berikan ke kamu. Maafin aku ya? Kita bakal kembali ke Indonesia, setelah kamu sembuh. Ya?" ucap laki-laki itu.

Keisha mundur, lalu dia mendongak menatap Marlon dan mengangguk. "Iya"

"Udah ayo sekarang, makan ya" ucap Marlon mengambil semangkuk makanan yang sudah dikirim.

Siapakah demi suapan masuk kedalam mulut Keisha dengan baik, sekali-kali Marlon menggoda gadis itu dan membuatnya kesal.

Tawa demi tawa nyaring diruangan itu, kebahagiaan yang tak mereka sadari. Sebenarnya mereka romantis, hanya saja salah satunya masih memiliki jiwa yang tak waras saja.

BTGOAP [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang