Cerita Mark berakhir sampai saat dimana ia tak sadarkan diri, dan tak ingat apapun lagi dari kejadian itu. Taeyong amat sangat terkejut mendengarnya. Matanya benar-benar membulat sempurna, dan tubuhnya menegang kaku. Berbeda dengan Jaehyun yang tetap mempertahankan ekspresi datarnya dengan alis yang sedikit mengernyit.
"Mark" panggilnya cepat. "Aku kehilangan noonaku juga sepuluh tahun yang lalu. Dan aku punya firasat yang kuat bahwa kau dan aku terlibat dalam kasus yang sama"
Jaehyun menggulirkan matanya sedikit. Sepertinya Taeyong itu memiliki intuisi yang cukup tajam.
"Apa kau ingat tempat atau rumah dimana wanita itu melindungimu?"
"Aku tidak ingat, hyung. Maaf.." balas Mark merasa bersalah. "Saat itu yang aku ingat hanya berlari entah kemana, kejadiannya juga sudah sangat lama"
Benar, 10 tahun itu waktu yang tidak sebentar. Jaehyun saja lupa seperti apa wajah Mark yang masih kecil. Kini wajah remajanya juga cukup berbeda karena fitur wajah khas barat anak itu lebih menonjol.
Jaehyun juga tidak tahu bahwa nama anak itu adalah Mark. Yang ia tahu hanya kode subjek serta ciri-ciri fisik yang diberikan dalam perintah Lab padanya untuk mengejar Mark.
"Aku akan mengganti pertanyaannya" kata Taeyong mencoba tak menyerah. "Seperti apa lemari baju tempatmu bersembunyi? Kau pasti sempat melihatnya, kan?"
Mark mengangguk. "Lemari baju itu warnanya putih dan sangat penuh dengan baju, sehingga noona harus mengeluarkan sebagian isinya supaya aku bisa masuk" jawab Mark mencoba mengingat-ingat detail lainnya. "Oh, dan juga aku mengingat seperti ada aroma bunga yang cukup kuat di kamarnya"
Taeyong terdiam sangat lama. Sekarang jelas kenapa lemari baju kakaknya terasa aneh saat ia menelusuri seisi kamar kakaknya untuk mencari jejak. Baju-bajunya memang ditemukan terlipat, tapi seperti dilipat kembali dengan tergesa-gesa. Kakaknya tak biasa melakukan hal seperti itu, selalu melipatnya dengan rapi dan teliti, meski bajunya sangat banyak.
Lalu wangi yang dimaksud Mark mungkin adalah scented candle yang selalu Sooyoung nyalakan untuk memberi aroma bunga di kamarnya. Wanita itu sangat menyukai hal-hal yang feminin, terutama wangi floral, sehingga Taeyong menghadiahkan itu untuknya di hari ulang tahun wanita itu.
Mungkin memang masih asumsi liar, dan bisa saja kejadian yang diceritakan Mark bukan terjadi di rumah Taeyong. Mark juga tidak bisa mengingat saat dibawa Johnny melewati mayat Sooyoung karena ia sedang terbius, tapi bukti yang Taeyong dapatkan sudah dirasa lebih dari cukup.
"Aku belum seratus persen yakin, tapi kejadiannya cocok" Taeyong menyimpulkan. "Kalau benar begitu, berarti Mark, sepertinya hari itu wanita yang kau temui kemungkinan besar adalah kakakku"
Kini, giliran Mark yang menatap Taeyong dengan begitu kaget. Saking tercengangnya ia sampai tak bisa bersuara hingga beberapa saat.
"Noona memang bilang ia membantuku karena memiliki seorang adik laki-laki" kata Mark masih terkejut. "Tapi aku lupa namanya, aku... aku tak menyangka kalau itu hyung"
"Iya, Mark. Sepuluh tahun lalu noona menghilang setelah membantu menyembunyikanmu. Karena itu, bisa dibilang kau adalah anak yang ditinggalkan noona untukku, dan kau juga satu-satunya saksi yang bisa membantuku menemukan noona"
Pemuda Lee itu menatap anak di depannya. "Noonaku mempertaruhkan nyawa untuk menjagamu. Kalau begitu, aku akan menganggapmu sebagai saudara menggantikan noona"
"Aku tidak bisa, hyung" jawab Mark dengan kepala tertunduk. "Aku yang menyebabkan noona menghilang. Jika hari itu aku tak muncul di depan rumahnya dan membuatnya menolongku, mungkin hari ini ia yang akan duduk disini bersama kalian dan bukan aku—"
KAMU SEDANG MEMBACA
ATONEMENT [Jung Family] ✔
FanfictionJung Jaehyun, putra kedua dari boss organisasi mafia akhirnya memutuskan untuk keluar dari family. Pria yang dulunya berstatus sebagai cleaner dan caporegime di Park family itu ingin memiliki kehidupan baru dan memulai dari awal. Dalam perjalanannya...