Suara langkah kaki menuruni tangga memecah keheningan yang ada, Erland dengan acuh berjalan di meja makan melihat nasi dan lauk yang sudah disiapkan oleh ibunya. Melirik ke piring kakaknya yang penuh dengan lauk pauk seperti ayam, sayur, bahkan beberapa lauk sampingan di sekitarnya berbeda dengan piringnya yang hanya berisikan nasi dan kuah dengan sedikit sayur. Erland sudah biasa dengan hal ini mulai memakan makanannya.
"Ma ntar malam kakak mau nginep di rumahnya Jo, mau lembur proposal penelitian ilmiah buat lomba minggu depan boleh kan?" melihat putra sulungnya yang seperti gigih mengikuti perlombaan Reva mengelus surai putra sulungnya itu sambil tersenyum.
"Tentu saja boleh sayang, apapun usaha yang nantinya akan membuat Papa Mama bangga yakali gak di izinin? Denger tuh Lan, contoh kakakmu selalu berusaha menorehkan prestasi bukan taunya hanya buat onar saja."
Mendengar sindiran halus dari ibunya sontak hal itu membuat Erland kesal dan membanting sendoknya di atas meja."Cih alibi dia aja itu, aslinya mah mau ngewe juga pakai alasan kerkel segala, munafik lu anjing."
Buaghhh
Sebuah bogeman mentah Erland dapatkan, pelakunya tak lain adalah Endra ayahnya sendiri."Beraninya mulut kotormu mengucapkan hal yang tidak sepantasnya, INI HASIL DARI PERGAULAN BURUKMU ITU HAH! sudah papa duga jika teman temanmu itu hanya membawa hal negatif untukmu, kalau kamu tidak bisa membuat kami bangga dengan prestasimu SETIDAKNYA JANGAN MEMBUAT ULAH TERUS TERUSAN- Erland! ERLAND! PAPA BELUM SELESAI BICARA KEMBALI KAU DASAR ANAK TAK TAU DIRI!!!."
Mengabaikan teriakan ayahnya Erland dengan marah mengendarai motor trailnya melaju menuju tempat yang membuatnya tenang. Disisi lain Revin yang merasa dirinya lah penyebab keributan ini mulai ketakutan dengan kondisi adiknya."Pa Ma kenapa kalian lakuin hal itu lagi sama adek? Kasian adek ma". Endra yang sudah tidak bernafsu untuk makan langsung berdiri dan mencium kening anak dan istrinya seraya berpamitan.
"Sudah sayang jangan fikirkan Erland dan segeralah berangkat ke sekolah sepertinya Jonathan sudah menunggumu di depan". Revin hanya menghela nafas pasrah mendengar ucapan mamanya dan berpamita untuk berangkat juga.
Di depan rumah Jonathan sudah duduk di atas jok motornya sambil memegangi sebuah helm bergambar Hello Kitty yang dia belikan khusus untuk Revin. Revin berlari dari dalam rumahnya dan disambut Jonathan dengan memakaikan helm di kepalanya."Berantem lagi?" Tanya Jonathan yang membuat Revin mengangguk sebari menaiki jok belakang. Jonathan menyalakan motor Sportnya menuju sekolah dengan pelukan erat kekasihnya di belakang.
***
Di sisi lain di pinggir sungai Erland duduk di batu sambil memandangi perbukitan di depannya sedangkan manusia di belakangnya yang diketahui bernama Gibran Ajisaka Bayangkara terus menerus melempar batu kerikil ke arah sungai dengan menggerutu. Pasalnya temannya satu ini tak ada angin tak ada hujan tiba tiba menyeretnya ke tempat ini padahal jam sudah menunjukkan pukul 07.00 WIB yang artinya mereka telat masuk sekolah.
"Lan ayolah berangkat sumpah kita udah sering banget kena skors bisa bisa kita di DO dari sekolah." Setelah mengucapkan itu Gibran mulai mendekati Erland yang terlihat menghela nafas berat. "Untuk apa mereka mempertahankan gue jika kehadiranku hanya beban untuk merekan, gue gak bisa jika harus seperti kak Revin gue gak bisa memperoleh prestasi prestasi seperti apa yang mereka mau tapi emang salah kalau gue masih berharap kasih sayang mereka?" mendengar itu Gibran langsung memeluk Erland ya hanya dirinya lah yang tau bagaimana penderitaan Erland selama ini, bagaimana cara keluarganya memperlakukan dia dan kerap kali Erland menagis dalam pelukannya seperti saat ini.
"Mereka sayang ke lu Land hanya saja memang cara menunjukkan kasih sayang mereka seperti itu, mereka hanya ingin yang terbaik untuk lu sudah berhenti menangis muka lu udah mirip kambing kebelet kawin pffttt-" sontak hal itu membuat Erland kesal dan memukul bahu Gibran. "Anjing lu dah yok berangkat"
KAMU SEDANG MEMBACA
TSUNDERE - JoEr [ON GOING}
Teen Fiction"Apa kau benar benar tidak bisa menerimaku? Apa yang harus aku lakukan sekarang?" . . . . WARNING!!! Cerita ini mengandung unsur LGBT, homo, gay, BL, 18+ jadi yang gak suka gak usah baca!!!