INSIDEN DI RUANG VVIP

126 16 0
                                    

Haaaahh.......
Whatt.... Kenapa wanita sial itu...
Lihat dia, pasti sekarang sedang besar kepala!

Begitulah suara riuh diruangan itu, baik pria dan wanita memandang zilia tidak suka.

Zilia masih membeku ditempat duduk, sepertinya kursi sudah sangat melekat erat dibokongnya hingga ia enggan untuk bangkit.

"Apa kamu diciptakan tuli? Saya tidak akan mengulangi perkataan yang sudah terlontar". Kesal harka menatap zilia tajam karena masih diam di sudut sana.

"B baik pak"

Zilia berjalan menuju kursi depan, ketika sampai ia bingung harus duduk dimana, karna bagian depan sudah terisi. Ia menatap dosen barunya itu, mereka saling bertatapan cukup lama hingga akhirnya zilia mengeluarkan suara nya.

" Pak, saya duduk dimana?".

Zilia melihat kursi depan yang sudah terisi oleh wanita-wanita pengagum harka. Meskipun harka berumur 32 tahun, namun ia masih gagah dan rupawan. Bagaimana mungkin wanita-wanita melewatkan kesempatan langka ini. Baris kursi yang dulunya selalu kosong, sekarang terisi penuh.

Para wanita itu melihat sinis zilia, mereka melipatkan tanganya di meja, ingin mempertahankan posisi duduk agar tidak diambil oleh zilia.

Harka berjalan menuju salah satu meja, wanita itu merasa senang melihat pria tampan mendatanginya.

"Kamu, pindah kebelakang", titah harka.

" What...., Bagaimana bisa, kan saya duluan yang duduk disini pak, kenapa saya harus memberi ke gadis sial ini!". Kesal Monic yang diminta pindah oleh harka.

Ia menatap zilia dengan tatapan benci, terlihat wajahnya memerah menahan amarah, tanganya sudah terkepal di atas meja. Zilia hanya diam dengan ekspresi datarnya sambil memeluk buku, menatap ke arah papan monitor.

" Sial katamu?". Ucap Harka dingin sambil mengepal tanganya, menatap Monic sangat tajam.

"Jika tidak suka silahkan keluar dari ruangan ini!". Suara dingin harka sudah menggema.

Monic menciut melihat tatapan tajam dan suara dingin harka. Ia bangkit menghentakkan kakinya kesal kemudian melihat zilia dengan tatapan sangat kesalnya.

Zilia duduk dikursi yang berhadapan langsung dengan meja harka.

"""""

Jam sudah menunjukan pukul 11.30 siang, waktu perkuliahan sudah berakhir dan saatnya zilia pergi ke caffe tempat ia bekerja. Baru saja zilia melangkahkan kaki keluar dari gerbang kampus, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menarik lenganya sangat kuat.

"Aawww" ringis zilia.

Zilia mendongak melihat orang yang menarik tanganya.

"Hahhh.... Ternyata Monic dan geng nya" malas zilia membatin.

Terlihat zilia sekarang dikepung oleh geng Monic. Selain monic di geng itu terdapat 3 wanita lainya yaitu, Sisil, Della, dan bila. Mereka ini adalah biang masalah untuk zilia dan mereka adalah pembuli nomor satu zilia.

"Heh gadis sial!, Bangga kamu ya hari ini dapat perhatian dari dosen baru itu?!". Ucap Monic sambil melipat tanganya.

"Bukan aku yang meminta" ucap zilia acuh sambil menghapus bekas genggaman Monic di lengannya.

" OOO jangan-jangan kamu salah satu wanita yang berhasil menggodanya ya? Berapa kamu di bayar si tampan itu? Hahhaha...." Ejek Monic.

Hahahhaha.... Ternyata sudah banyak yang jadi pelanggannya ya?" Ucap Della sambil melihat kanan kiri 2 teman nya.

Hanya Ingin HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang