Bagian 19

106 7 0
                                    

Haii semuanyaa
Assalammualaikum -!!!

***
Dikit aja pembukaannya ya?
Langsung ke intinya ajaa😉

***

Happy Reading 🎉

Jodohku Teman Sekolahku
Bab 19. Kebahagiaan Sesungguhnya

Tak pernah terbayangkan dibenak Haura, bahwa dirinya bisa menikah dengan seorang lelaki yang memang sangat ia cintai kerena Allah sejak beberapa tahun lalu.

Haura selau berputus asa bahkan selalu mengira-ngira sendiri bahwa dirinya tak pantas untuk lelaki itu.

Mengingat dirinya tak secantik perempuan di luaran sana, kulit yang berwarna kuning langsat membuatnya kehilangan kepercayaan diri.

Tapi tidak dengan saat ini, seketika rasa yang dulu Haura risau risau kan tidak sepenuhnya terjadi.

Percayalah ketika Allah sudah berkehendak, sesulit, sejauh, bahkan jika dia berada diujung dunia bila Allah berkata Kun Fayakun "Jadi maka jadilah" tak ada yang terjadi ketika kalian berjodoh. Sejauh apapun bagi kalian itu akan jauh lebih mudah bagi Allah.

Saat ini Haura sudah duduk di samping Zayyan, mereka pun bertukar cincin dengan sangat romantis. Bahkan teman-teman mereka hadir meskipun tak semuanya hadir.

Setelah bertukar cincin Zayyan menyentuh kepala Haura atau ubun-ubun Haura untuk membaca doa pernikahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah bertukar cincin Zayyan menyentuh kepala Haura atau ubun-ubun Haura untuk membaca doa pernikahan. Setelahnya mereka sungkeman kepada kedua orang tuanya.

Setelah acara sakral yang kedua mempelai sudah duduk di atas pelaminan yang cukup mewah dan elegan dengan nuansa putih keemasan.

Bahagia sekali, Haura tak henti-hentinya mengucapkan syukur atas segala nikmat yang Allah berikan.

"Sekarang aku sudah menemukan sang pemilik hati serta raga ini, semoga kita sampai surganya Allah ya Zaujati ...." ucap Zayyan menggenggam tangan Haura dan kemudian mengecupnya.

Haura menatap haru pada Zayyan dan akhirnya Haura tak bisa membendung air mata bahagianya. Dengan senyuman yang manis Zayyan menghapus jejak air mata sang istri, Haura.

"Nah, kalau sekarang mau menangis tak apa karena aku sudah halal untuk menyentuhmu" bisik Zayyan tersenyum simpul.

"Zayyan, aku bahagia banget hari ini. A-aku ga yakin sebelumnya kalau aku bisa jadi istrimu" ucap Haura masih menatap Zayyan sayu.

"Tapi, ini hal yang mudah bagi Allah untuk menyatukan kedua insan yang saling mencintai. Ingat, tidak ada yang mustahil bagi Allah semuanya mudah bagi Allah tinggal ucap Kun Fayakun semuanya bisa terjadi" ucap Zayyan mengelus pipi Haura meski tertutup cadar.

Haura mengganguk, Zayyan mengecup kening Haura. Teman-teman mereka dan muda-mudi histeris melihat tingkah laku Zayyan dan Haura yang gak habis pikir menurut teman-teman mereka serta muda-mudi tersebut.

"Elah tuh pengantin baru ga inget tempat banget sih, memang ya Haura lupa kalau gue masih jomblo!" Gerutu Naura.

"Nikah aja Nau, daripada ngedumel ga jelas kek gitu. Tuh liat brondong Lo ganteng juga sekarang" ucap Layla.

"Aish, gue bingung la gue bisa nikah ga sama tuh brondong!" Lirih Naura.

"Tak ada yang mustahil bagi Allah" ucap Arga.

Naura, Layla, Rayhan, Arga serta Andra satu meja saat ini. Mana mungkin mau Rayhan jauh-jauh dari Layla.

Di dalam rumah yang sama dan di tempat yang berbeda terdapat seorang lelaki menatap tajam ke arah pelaminan. Menggenggam erat gelas minuman didepannya seraya tersenyum smirk.

"Selagi aku bisa bertindak, kamu tidak akan bisa hidup nyaman, Haura Huzaifah" ucap Zidan dengan lirih.

***

Akhirnya acara demi acara pun selesai dengan lancar tanpa suatu hambatan. Dan saat ini adalah sesi foto-foto dengan teman serta kerabat yang memang ingin berfoto.

Mereka berfoto bersamaan dengan alumni Madrasah Tsanawiyah dulu, meskipun tak hadir semua.

"Selamat ya Haura, gue gak nyangka banget Lo secepat ini nikahnya. Doain gue ya biar bisa nyusul kaya Lo sama Layla juga!" Ucap Naura heboh menyodorkan sebuah kado.

"Thanks ya Nau, iya-iya gue doain biar bisa nikah sama si brondong wkwk" goda Haura.

"Ish, apa sih. Tapi gue juga pengen nikah sama tuh bocah!" Bisik Naura.

"Yee ternyata si Naura masih mau sama tuh bocah!" Ketus Layla.

"Suka-suka gue!" Ucap Naura.

"Selamat ya Zay, akhirnya Lo bisa nikah juga walaupun kaya batu es"

"Weh, jangan lupa ntar malem!"

"Iya broh! Cuacanya ngedukung bangett, udah mulai mendung!"

Pletak!

"Lo mes*m banget Ndra!"

"Yee biarin!"

Begitulah ucapan-ucapan yang tak berfaedah dari teman-teman Zayyan. Haura hanya geleng-geleng kepala.

"Ini kado dari kami berdua, dan untuk Lo Zay Lo jangan kaget pas buka ya? Lo tanyain aja sama istri Lo kenapa bisa-bisanya kami berdua kado ini" ucap Rayhan mengangkat sebelah alisnya.

"Maksud Lo?" Tanya Rayhan.

"Zay, jangan dengerin mas Rayhan dia emang gitu!" Ucap Haura mengalihkan topik pembicaraan.

"Ra, kalo udah nikah manggilnya jangan nama lagi ya? Ga sopan" ucap Maira, teman dekat Haura juga.

"Hehe iya Mai, aku bakal usahain" ucap Haura terkekeh.

***

Malam pertama untuk Haura dan Zayyan, sangat canggung rasanya satu kamar dengan seorang lelaki. Dan memang seperti itu, tak pernah dekat dengan lelaki lain eh tiba-tiba harus dari kamar dengan seorang lelaki asing.

#

##

Selamat membaca guyss!

Aku bakal rajin update kalo kalian rajin baca, karena meskipun kalian nggak mau nge vote ya gapapa deh🥰

Spam emoticon 🐼🐼🐼🐼

[✓] HAZA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang