Ruangan serba putih itu kembali di datangi, namun kali ini Renjun tak sendiri, ada Jaehyun yang mendampinginya. Pria itu menyaksikan dengan kedua matanya sendiri saat bagaimana gambar abstrak itu muncul di layar monitor."Usia kehamilannya sekarang menginjak empat minggu." Jaemin meletakkan kembali peralatannya ke tempat semula.
Jaehyun membantu Renjun beranjak dari ranjang pemeriksaan, membawa tubuh mungil itu untuk duduk di kursi berhadapan dengan sang dokter dengan Jaehyun yang turut duduk di sebelahnya.
"Sudah rutin minum obat yang aku resepkan?" tanya Jaemin mengawali pembicaraan.
Renjun mengangguk terbata. Sedangkan Jaehyun yang tidak tahu apa-apa hanya menyimak obrolan di antara kedua orang itu. Ia bahkan tidak tahu bahwa Renjun sempat ke rumah sakit sendirian untuk mengecek kehamilannya.
"Harus diminum terus ya, agar janinnya semakin kuat."
"Memangnya kenapa?" tanya Jaehyun.
"Janinnya sehat, hanya saja sedikit lemah dan rawan," jelas Jaemin. Mungkin karena Jaehyun tak ada saat pertama kali Renjun datang, jadi pasangan temannya itu tidak tahu apa-apa, pikir Jaemin.
Jaehyun menghela napas dalam, lalu kembali bertanya, "Aku melihat Renjun mual dan muntah. Apakah itu normal?"
"Aku jelaskan ulang saja, ya. Dan mungkin ada beberapa tambahan juga dariku," ucap Jaemin.
Jaehyun mengangguk, tak dapat menutupi bahwa ia penasaran dengan kondisi janin- atau mungkin lebih tepatnya penasaran dengan kondisi anaknya yang sedang tumbuh di dalam perut sang kekasih.
"Kehamilan pada trimester pertama biasanya sering mengalami morning sickness seperti muntah-muntah atau mual. Itu adalah hal yang wajar karena banyak dialami oleh para calon ibu. Karena kondisi janin kalian yang sedikit rawan, tidak diperbolehkan untuk berhubungan intim sampai usia kandungan genap dua puluh minggu."
Renjun menunduk malu mendengar perkataan Jaemin. Berbeda dengan Jaehyun yang nampak fokus menyimak penjelasan dari sang dokter.
"Jika sampai itu terjadi, kemungkinan akan terjadi kram perut, pendarahan atau yang paling parah keguguran," lanjut Jaemin.
Jaehyun menoleh pada Renjun, teringat calon ibu itu pernah mengeluh kram pada perutnya, saat itu Jaehyun bahkan Renjun sama-sama belum mengetahui tentang perihal kehamilan ini.
"Perbanyak istirahat, ya. Jangan sampai kelelahan dan makan tepat waktu," ucap Jaemin ditujukan pada sang calon ibu.
Renjun mengangguk, tersenyum getir sambil mengusap perut ratanya yang mungkin akan membesar beberapa bulan lagi.
"Kalian bisa datang lagi bulan depan untuk pemeriksaan rutin."
"Terima kasih."
Mereka akhirnya keluar dari dalam ruangan itu. Jaehyun mengganggam tangan mungil Renjun, menuntun sang kekasih sampai ke parkiran mobil. Ia membukakan pintu mobil, mempersilahkan Renjun untuk masuk lebih dulu. Baru setelah itu gilirannya masuk ke dalam mobil.
Hening sempat mendominasi di antara mereka. Jaehyun masih diam duduk bersandar di kursi mobilnya. Sedangkan Renjun membuang pandangannya ke luar kaca mobil, melihat orang-orang yang berlalu-lalang di area rumah sakit.
"Kita pulang?" tanya Jaehyun langsung diangguki Renjun.
"Ke rumahmu saja."
Jaehyun kembali menjalankan mobilnya membelah jalanan raya di malam hari. Satu tangannya mengambil tangan Renjun, mengusap jemari kecil itu lembut. "Jangan berpikir yang aneh-aneh," ucapnya seolah bisa membaca pikiran sang kekasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us | JaeRen✔️
FanficBerawal dari kejadian di sebuah pesta, masalah mulai datang perlahan ke dalam hidupnya. Setiap Renjun berada dalam masalah itu, ia tanpa sengaja akan selalu bertemu dengan Jaehyun, penolongnya. Start : 25/04/23 Finish : 11/02/24 RANK #1 JAEREN 23/12...