Pulang dari Cairo

13.1K 614 8
                                    

ゑ⎛⎝ ﷽ ⎠⎞ゑ

Happy Reading

*
*
*

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Fatim yang sedari tadi sedang melamun tiba-tiba dikagetkan oleh temannyya Azura yang tiba-tiba muncul di hadapannya.

"Kamu lagi mikirin apa? Kok ngelamun gitu," tanya Azura.

"Enggak kok, gak lagi mikirin apa-apa." jawabnya berbohong.

"Sejak kapan kamu gak terbuka gini sama aku? Biasanya setiap ada apa-apa pasti kamu cerita sama aku!" pungkasnya.

"Ya karena memang aku lagi gak ada masalah apa-apa Azura, bener deh!" jawab Fatim.

"Tapi aku itu tau banget loh, kalau kamu sedang mikirin sesuatu. Inget Fatim! Kita itu kenal bukan cuma setahun dua tahun, kita itu sudah kenal lama. Aku itu sudah cukup paham semua gerak-gerik kamu, jadi gak usah ada yang di tutup-tutupi lagi diantara kita berdua," jelas Azura.

"Dan kalau kamu saat ini punya masalah, kamu cerita sama aku. Selama aku masih bisa ngebantu kamu, insyaallah aku akan ngebantu kok," sambungnya.

Fatim ragu untuk mengungkapkan apa yang kini sedang berkecamuk dalam pikirannya. Namun mengingat Azura adalah teman baiknya sejak lama, dan selama ini dia selalu bisa menjaga amanahnya, Fatimpun berniat untuk bercerita pada Azura.

"Sebenarnya, ini bukan tentang aku Azura." ungkapnya pada Azura.

"Kalau ini bukan tentang kamu. Terus siapa yang sedang kamu pikirkan?" Tanya Azura sambil mengerutkan keningnya.

"Ini tentang Ning Khanza."

"Tungu-tunggu. Kok aku asing banget sama Ning itu, emangnya sejak kapan di sini ada Ning? Setauku Kiai cuman punya dua putra deh," tanya Azura semakin bingung.

"Itu loh yang sebulan lalu datang ke sini, yang di jemput sama Khadamnya Kiai Fatih, terus yang di sambut hangat oleh Bu Nyai Hilwa. Itu namanya Ning Khanza," jelasnya pada Azura.

"Oooh itu yang namanya Ning Khanza. Terus kenapa kamu mikirin Ning Khanza?"

"Sebulan lalu, aku nemenin Ning Khanza jalan. Terus kita pergi ke taman pesantren. Di sana kita santai-santai sambil bercerita, tapi gak lama kemudian aku ngerasa ada ngikutin kita, tapi aku gak tau itu siapa," cerita Fatim.

"Setelah aku nganterin Ning Khanza ke ndhalem, aku ingin ambil sesuatu di asrama, tapi di tengah perjalanan aku berpapasan dengan Ustadzah h
Halimah dan dimintai tolong untuk mengambil buku absen di mejanya." Azura tetap setia mendengarkan cerita Fatim dengan seksama.

Bersamamu hingga ke syurga (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang