17. Teman

1.1K 140 1
                                    

Zee menggenggam erat tangan Marsha sepanjang jalan menuju ruangan Ashel. Apakah kalian tahu alasan Zee menggenggam tangan Marsha?

Lucunya Zee mengatakan bahwa udara malam ini begitu dingin, dia hanya menyalurkan kehangatan lewat genggaman. Padahal berbeda dengan apa yang Marsha rasakan, udara malam ini menurutnya biasa saja, tidak ada kesan dingin nya.

Dasar gengsi.

Padahal Zee tidak perlu membuat alasan seperti itu untuk menggenggam tangan Marsha, toh selama ini gadis tomboy itu selalu menunjukkan sikap secara tiba-tiba yang mana membuat detak jantung Marsha berpacu kencang dan lagi Marsha sangat senang menerima nya.

Zee melirik sebentar Marsha kala sudah sampai di depan kamar Ashel, dengan terpaksa genggaman itu terlepas dan Zee membuka handle pintu ruangan Ashel.

Di dalam sana, dua orang langsung menoleh ketika keduanya memasuki kamar inap Ashel. Ternyata bukan hanya dua orang saja, Zee juga mendapati dua sahabatnya yang tengah asik duduk di sofa seraya bermain game di handphone.

Sementara Ashel terkejut sampai-sampai napas nya tercekat lantaran melihat orang yang tidak terpikir bahwa akan menjenguknya.

Marsha tersenyum lalu mendekat ke arah Ashel dan Zee mengikutinya di belakang. Sementara itu, kedua sahabat Zee yang tak lain adalah Olla dan Oniel belum menyadari kehadiran Zee dan Marsha.

"Hai Ka Ashel" Marsha menyapa dengan senyuman yang terus merekah.

Callie menatap kaka nya yang masih menunjukkan ekspresi terkejutnya. "Ka acel" Dirinya menyenggol lengan Ashel sampai kakanya itu tersadar lalu tersenyum kikuk.

"H-hai sha" Balas nya lirih.

Baru Marsha mengeluarkan suara lagi namun Zee dengan cepat mendahului nya.

"Adel mana? " Tanya Zee dengan nada datarnya. Bukannya bertanya tentang keadaan Ashel dia malah bertanya yang lain. Memang hal itu tidak akan terjadi, mengingat gengsi Zee sangatlah tinggi.

"Dia lagi pulang sebentar ka, katanya sih ngambil baju" Bukan Ashel yang menjawab, melainkan Callie. Zee mengangguk lalu menghampiri sahabat nya itu.

"Aku ngga tau kalo ka Ashel sakit sampe di rawat gini, kaka sakit apa kalo boleh tau? " Tanya Marsha seraya menyerahkan bingkisan pada Callie, kebetulan semasa dirinya menuju ke sini dirinya bersama zee mampir membeli bingkisan.

Senyum Ashel merekah mendapatkan pertanyaan dari Marsha. Ashel menjadi merasa bersalah lantaran dirinya pernah menjahati Marsha karena masalah sepele. Sejujurnya dirinya malu mengingat hal itu.

"Kecapean aja sha" Jawabnya seraya merekah kan senyumnya.

Sementara itu Olla dan Oniel sekarang menatap Zee dengan tatapan mengoda lantaran mereka melihat Zee membawa Marsha kesini.

"Bos, tips buat deketin cewe kaya Marsha gimana nih bos" Ucap Olla dengan mata nya memandang Marsha yang masih asik berbincang dengan Ashel maupun Callie.

"Bisa diem ngga lo, kalo masih bacot lagi gue sumpel pake sepatu gue" Sungut Zee, sahabat nya ini sedari tadi tak bisa berhenti untuk menggoda nya, sungguh sangat menganggu pendengarannya.

Olla sontak memanyunkan bibirnya membuat Oniel yang melihatnya tertawa kecil. "Makanya jangan bacot mulu, kena semprot kan lu"

Selang beberapa menit ternyata jam sudah sangat larut, itu artinya Zee harus membawa Marsha pulang. Zee bangkit dari duduknya, langkahnya terayun mendekati Marsha yang tengah mengobrol dengan Ashel.

"Udah larut, ayo kita pulang" Zee menatap Marsha dengan intens dan Marsha membalas tatapan itu sebelum dirinya memutuskan terlebih dahulu untuk beralih memandang Ashel.

Sweet Nerd [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang