Chapter 7

185 26 0
                                    

Pelatih yang bertanggung jawab di kelas vokal tingkat lanjut adalah salah satu juri, yaitu Mewdy. Dia memberiku peringkat yang murah hati setelah audisi pertamaku, dan komentarnya terhadap peserta lain pun cukup positif. Mungkin karena ini, dia juga cenderung agak lembut selama latihan.

Bukan berarti dia tidak pernah marah, tentunya.

"Wongil, bukan seperti itu... ha..."

Peserta yang bertanggung jawab mendapat bagian yang sama dari lagu itu telah berkali-kali melakukan kesalahan selama 5 hari berturut-turut, ia pun menundukkan kepalanya. Menurutku dia seperti mencoba untuk menyembunyikan kejengkelannya daripada merasa malu, tapi pada akhirnya itu bukan masalah. Apa yang jadi masalah adalah dia membuat banyak kesalahan, yang bahkan pelatih baik hati seperti Mewdy pun kesulitan untuk menyembunyikan rasa frustasinya. Dan aku tahu apa akar masalahnya.

"Moondae, bisakah kamu menyanyikan bagian ini untukku?"

"Tentu."

Aku melangkah ke depan ketika dia memanggilku, dan dia mulai memainkan lagu di keyboard. Aku menyanyikan bagian pre-chorus yang familiar, benar-benar selaras dengan musiknya.

"Memikirkan masa depan, layaknya bintang jatuh!"

Pelatih itu mengangguk, puas dengan nada bersih dan ritmeku yang tepat, dan peserta yang tadi dia marahi kini tengah menggerakkan kakinya dengan gugup. Memang, akar masalahnya adalah aku mampu menyanyikan lagu tema dengan sempurna tepat dari awal. Ada kesenjangan yang hampir tidak dapat diatasi antara orang yang sudah mengetahui lagunya dan orang yang belum, tidak ada jalan keluarnya.

Apalagi, tidak hanya aku mendengarkan lagu demonya, tapi aku juga sudah mendengar full release dari lagunya dan bisa menggunakan apa yang aku ingat ke dalam keuntunganku. Seperti yang terjadi, suaraku terdengar sangat cocok dengan lagunya. Pelatih vokal juga puas dengan penyampaian vokalku yang jernih, dan bahkan sekarang, Mewdy sudah menatapku dengan senyum senang. Beberapa peserta lain pun saling bergumam.

"Dia sangat bagus."

"Ya."

Ini adalah kelas tingkat lanjut, yang artinya standarnya akan lebih tinggi. Dan karena kandidat penampilan-terbaik saat ini adalah orang biasa yang tidak punya rekam jejak pelatihan sebelumnya ataupun berada dalam perusahaan terkemuka, peserta lain mungkin merasa cukup stres sekarang. Hal ini terjadi karena satu-satunya hal bagus dariku adalah bernyanyi.

Setelah audisi babak pertama, di musim ini ada 2 peserta yang memiliki vokal tingkat-A. Keduanya memiliki tingkat-C atau di bawahnya dalam hal menari. Karena itu, tidak ada yang benar-benar menonjol saat itu, termasuk diriku.

Dan Choi Wongil, yang saat ini ditegur karena nyanyiannya yang tidak bersemangat, merupakan salah satu dari 2 vokalis tingkat-A. Ironisnya, dia adalah anak SMP yang sama, yang memulai percakapan denganku dan dengan singkat memutuskan bahwa aku tidak layak untuk dijadikan teman. Dan ternyata dia baru masuk SMA, bukan anak SMP. Bagaimanapun, dia sedang di masa-masa egonya meninggi, jadi dia pasti merasa sangat kecewa dengan kritik yang tiada habis ditimpakan padanya. Lebih buruk lagi, dia juga dibandingkan dengan orang yang menurutnya tidak sepadan dengan waktunya tatkala dia bertemu denganku.

"Tepat sekali!" Seru Mewdy. Segera setelah pre-chorus berakhir, pelatih mengetukkan jarinya ke kunci, sangat puas dengan penampilanku.

Choi Wongil tidak mengangkat kepalanya sekali pun.

"Wongil, apa sekarang kamu mengerti bagaimana aku ingin kamu menyanyikan bagian ini?"

Melihat stat-nya, aku terkejut dia membuat kemajuan yang sedikit. Dia bersikeras ingin mengajakku berkelahi sejak aku menyanyikan seluruh lagu dengan sempurna saat hari pertama pelatihan, dan tampaknya dia akan benar-benar hancur berantakan sekarang. Jika aku ingat dengan benar, hari pertama berlalu seperti ini.

Debut or Die!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang