Queen from the North

198 18 87
                                    

Disclaimer © Masashi Kishimoto sensei

Ketika aku melihatmu, untuk pertama kalinya aku merasa takut untuk kesepian.

~Toneri Otsutsuki.

Hinata, putri pertama dari keluarga kerajaan Hyuga telah berhasil melakukan ekspansi wilayah utara dan memenangkan perang melawan kerajaan Akatsuki. Bersama dengan pasukannya, dia membawa harta rampasan untuk diberikan pada kerajaan Hyuga. Tidak ada yang mengira bahwa mereka bisa kembali dengan selamat, mengingat raja Hiashi hanya mengirim 100 pasukan berkuda bersamanya namun hanya 80 orang yang bersedia untuk berperang dengan Hinata. Para prajurit yang mengundurkan diri dari misi merasa semua itu hanya sebuah misi bunuh diri,  bagaimana bisa 81 orang berperang melawan pasukan Akatsuki yang berjumlah ribuan di wilayah mereka sendiri yang tentu mereka kuasai? Ini bukan pertama kalinya Hinata dikirim oleh Ayahnya untuk bertarung di medan yang sulit dengan pasukan yang sangat minim dan setiap kali orang-orang disekitar Hinata memperingati Hinata tentang kemungkinan Hiashi ingin membunuhnya, Hinata selalu menyangkal hal tersebut.  

Begitu besar arti sebuah keluarga baginya, sedari belia dia selalu dididik oleh pengasuhnya dan keluarga besarnya mengenai arti sebuah keluarga, sebuah tanggung jawab hingga pengorbanan untuk keluarga. Segala hal yang ada di dalam keluarga harus dijaga kerahasiaannya demi mempertahankan martabat kerajaan di mata masyarakat.  Hinata terus memegang teguh akan prinsip yang selama ini  untuk menempatkan martabat keluarganya di atas dirinya...bahkan nyawanya.

 Ditengah hiruk-pikuk pesta penyambutan para prajurit yang kembali dengan selamat, Hinata langsung turun dari kudanya dan berniat untuk memberitahu Hiashi atas keberhasilannya. Begitu besar harapan Hinata agar mendapatkan pengakuan dari Ayahnya dan mungkin ini adalah waktunya untuk Hiashi mempercayainya untuk menjadi pewaris takhta. Dia masih memakai baju Zirah dan membawa pedangnya. Meskipun rambut panjangnya terikat dengan kain yang telah lusuh, wajahnya yang cantik terkotori oleh darah saat dari musuhnya di medan perang tidak mengurai kharisma dari Hinata Hyuga. Aroma darah  berasal dari luka-luka di tubuhnya tidak menghentikannya untuk segera masuk ke dalam Istana dan dia tetap ingin menemui ayahnya. Langkah kaki Hinata yang tegap dan berani mulai perlahan-lahan melemah saat  dia masuk ke dalam ruang aula kerajaan, tempat untuk bertemu ayahnya, raja Hiashi Hyuga. Hinata berjalan  menunduk dan menurunkan pandangannya hingga dia berdiri di depan singgasana Hiashi. Singgasana emas Hiashi dibalut  ratusan permata  yang megah, membuatnya lebih mengintimidasi lawan bicaranya. Hiashi melihat putrinya dengan tatapan yang sangat dingin tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Dia melipat lengannya dengan sangat angkuh, Hinata meletakkan pedangnya di lantai lalu dia berlutut di depan Hiashi dan menunduk padanya. 

"Ayah, maaf apabila aku datang tanpa memberitahu pengawalmu." ucap Hinata. 

Hiashi bangkit dari singgasananya dan berjalan menuju Hinata. Hinata tetap menunduk tidak  kuasa untuk menatap mata ayahnya, keringatnya mengalir deras karena sangat gugup. Hatinya berdebar-debar membayangkan pujian dari ayahnya.  Segala usahanya akan terbayarkan dan akhirnya dia diakui olehnya.

"Aku mendengar kabar mengenai kemenanganmu di medan perang. Selamat!" Hiashi mengambil pedang Hinata dan mengelap sisa darah dengan kain sutera dengan sangat hati-hati. Mendengar ucapan Hiashi, harapan Hinata semakin besar dan Hinata memberanikan dirinya untuk menatap wajah ayahnya. Hinata sedikit tersenyum dengan bangga mendengar Hiashi mengakui keberhasilannya sekaligus kemampuannya.

"Ayah... Apa aku-" belum sempat menyelesaikan kalimatnya, terdengar suara beberapa orang pria yang masuk ke dalam aula kerajaan, mereka berhenti di belakang Hinata yang masih berlutut di hadapan Hiashi. Hinata menoleh kebelakang dan melihat tiga orang pangeran yang ternama dari beberapa kerajaan di sekitar kerajaan Hyuga. Mereka melihat Hinata dengan tatapan merendahkannya...setidaknya itulah yang nampak dari sudut pandang Hinata.  

Queen from the NorthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang