Karena aku baik, jadi aku kasih double up untuk hari ini😍
Selamat menjalani hari-hari yang penuh senyuman❤
Sahara berjongkok, lantas menuntun tubuhku untuk berdiri. "Kamu kenapa?" tanyanya.
Namun kini aku hanya bisa diam memandangi wajah cantiknya yang tersirat kekhawatiran. Tangannya yang dingin tiba-tiba saja menyentuh wajahku.
"Ini kenapa?" Dia bertanya saat netranya menangkap sebuah memar di pipiku yang juga baru kusadari.
Aku menggenggam tangannya yang berada di permukaan pipiku. Semakin mengeratkan genggamanku agar dia tak memiliki celah lagi untuk lari dariku. Mata sayunya yang mulai berlinang menatapku dalam.
"Jangan pergi... Kumohon.." Aku lantas menjatuhkan kepalaku tepat di perpotongan lehernya.
Tangannya lantas beralih menggenggam jemariku. "Tenang... nggak pa-pa.. Aku di sini..." ujarnya dengan suara yang begitu lirih dan lembut di telingaku.
Aku menurut saat kemudian dia membawaku untuk berteduh di sebuah halte yang berada tak jauh dari tempat kami berada. Dia lantas membuka tas-nya dan mengambil beberapa obat luka serta plester luka di sana. Lantas tangannya dengan telaten mengobati lukaku.
Setelah selesai, masing-masing dari kami justru terdiam. Saling berbicara pada rembulan tentang keresahan masing-masing. Bulan yang semula tertutup oleh awan mendung mulai menunjukkan eksistensinya. Entah berapa lama kami terdiam seperti ini sampai hujan pun rak lagi membasahi bumi. Saat aku memandangi rembulan, aku masih bisa melihat pantulan Sahara yang tak teralih dari wajahku. Aku ingin menertawakan tingkahnya itu, tapi saat ini aku tak memiliki kekuatan untuk tertawa.
"Sahara, kamu tahu apa filosofi kenanga bagiku?" Aku bertanya dengan pandangan yang masih menerawang rembulan.
Memerhatikan gerak-geriknya serta proses untuk kembali bersinar. Tapi aku tetap tahu kalau Sahara menjawabku dengan gelengan kepala.
"Kalau dalam masyarakat Jawa kenanga memiliki arti 'kenang-en ing angga' yang bisa dimaknai sebagai wejangan untuk jangan melupakan segala warisan dari leluhur kita terdahulu. Itu berarti kita tak boleh melupakan segala masa lalu itu, kan?" Aku menjeda ucapanku, memberikan waktu pada Sahara untuk mencerna apa yang kukatakan.
"Tapi... kenapa, ya?" Kutatap dirinya yang juga menatapku dengan tatapan lembut penuh tanda tanya.
"Orang-orang terlalu mudah melupakan masa lalu, ketika dirasa udah tak berguna lagi."
Apakah dia bisa memahami apa yang kumaksud saat ini?
"Tapi... meskipun begitu, bukannya masa lalu itu nggak sepenuhnya menghilang?" Dia bertanya.
Pertanyaan yang berhasil membuat kekehan kecil lolos dari mulutku. Dia masih belum menyadarinya ternyata.
"Iya, ya? Kira-kira masih ada nggak ya sedikit sisa dari masa lalu itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] Hydrangea Love | [TERBIT]
Teen Fiction❗Pemberitahuan❗ Cerita ini adalah spin-off dari novel pertama berjudul "KENANGA(N)" yang juga masih banyak sekali kekurangan. Meski sudah diterbitkan cerita ini masih perlu revisi lagi kedepannya. Tidak disarankan untuk membaca cerita ini sebelum r...