DISNEY PRINCESS
Jillian Parker: Let's we party tonight!!
Mirael Kassa Parker: Let's go!
Naina Morgan: Kita kamu ke mana?
Jillian Parker: @you
Jane menatap ponselnya mengamati pesan-pesan yang masuk pagi ini. Pesan itu masuk jam delapan pagi. Sementara sekarang, jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Jane baru saja selesai mandi setelah menghabiskan malamnya di penthouse Andrew. Ponselnya tak sempat ia cek karena ia langsung tertidur usai menghabiskan waktunya dengan Andrew.
Jeanne Clark: Gimana kalau kita ke Flywings?
Mirael Kassa Parker: I love it!
Naina Morgan: Aku telat dikit ya, masih syuting.
Mirael Kassa Parker: It's okey sista. See you soon! @you, aku akan mampir untuk mengantar makanan dari Mama Parker.
Jeanne Clark: Okey, I'll wait.
Jane melangkah menuju kamar mandi untuk mencari roti yang semalam dibeli olehnya. Ia sibuk mengoleskan selai kacang sebelum membawanya ke sofa. Sembari menunggu Kassa, Jane berencana membaca novel melalui kindle miliknya.
Rencananya untuk begadang dan menghabiskan waktu dengan membaca tiba-tiba berubah dalam sekejab. Laki-laki itu sukses membuat Jane menginap di tempatnya.
Jane menyentuh kindle-nya sembari melahap roti tawar yang dibuatnya. Ia menghirup aroma kopi yang masih ada di dapurnya. Ia lupa membawa kopi yang dibuatnya hingga kopi itu tertinggal di dapur.
Jane bangkit, ia harus mengambil kopinya itu. Beberapa kali ia menyesap kopinya sebelum bel berbunyi. Kassa sudah datang, Jane tahu jika ia akan mampir ke unit apartemennya.
Begitu ia membuka pintu unit miliknya. Alisnya berkerut melihat seseorang yang tak ia harapkan kini mendatanginya. Baru dua jam keduanya berpisah. Dan kini, ia kembali bertemu Andrew yang membawa bungkusan besar berisi makanan.
"It's lunch time" Andrew masuk begitu saja tanpa menunggu persetujuanku. Ia pemilik gedung yang bertindak seenaknya. "Bagaimana hari-harimu saat aku di California?"
"Cukup damai, kamu tahu betul siapa yang membuat kehidupan damaiku hancur seketika." Meski Jane bicara ketus, Andrew tampaknya tak merasa terganggu.
"Kenapa sikapmu bisa begitu berbeda, Jane?" Perempuan itu berbalik sebelum menutup pintu unit apartemennya. "Semalam kamu bersikap seolah sangat membutuhkanku—"
"Aku tidak sadar semalam." Jane mendekat sebelum ia mencubit perut keras Andrew. Bisa-bisanya laki-laki itu menggodanya. Jane mengintip Andrew yang sibuk membuka bungkusan yang dibawa olehnya.
Dalam sekejab, Jane tertarik dengan potongan ayam krispi yang dibawa Andrew. Seakan peka melihat Jane yang belum sarapan, Andrew memberikan sepotong ayam dan nasi yang sudah dilapisi kertas agar mudah dikepal. Senyum Jane mengembang, ia mengambil makanannya sebelum beralih ke sofa dan makan sembari menonton reality show yang kerap kali tayang saat weekend tiba.
"Nih," Andrew memberikan sebuah saus yang sudah terbuka sudutnya. Ia membukakan saos sebelum ia bangkit menuju dapur. "Takut kamu kerepotan."
Jane mengamati Andrew yang kembali dengan dua piring di tangannya. Ia duduk dan meraih sepotong ayam tepung milik Jane untuk ditaruh di sebuah piring.
"Kamu mau apa?" Tanya Jane bingung.
"Bantu suwir ayam kamu. Biar kamu makannya nggak kerepotan." Jane menyerah sekarang. Ia tak bisa terus-terusan menolak Andrew jika sikapnya seperti ini. Laki-laki itu bahkan membantu Jane melakukan semuanya yang pasti bisa perempuan itu lakukan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Games With Love
ChickLitAndrew penasaran dengan Jeanne Clark-teman adiknya. Ia pikir rasa penasaran itu akan usai ketika ia memutuskan mengenalnya lebih dekat. Tetapi, ternyata tidak sesederhana yang ia pikirkan. Games With Love | The Alexandria #1