Hadiah Perpisahan

19 2 0
                                    

Byur!

Dirangsang oleh air dingin, Ling Chu terbangun dalam keadaan basah kuyup. Dia yang terikat di posisi yang sama membuat tubuhnya kaku dan lemas akibat tak diberi nutrisi seharian.

“Sampai kapan kamu akan tidur? Di sini aku tidak menerima tamu” ujar Ling Yao dengan acuh tak acuh.

Ling Chu gemetar kedinginan, seluruh wajah dan baju atasannya basah tersiram air dingin. Satu-satu alat pemanas di gudang ini, ada di samping Ling Yao. Ia menggertakkan giginya menahan rasa menggigil yang menggigit tulang.

Ling Chu melirik Ling Yao yang asik bersenandung sambil mengecat kukunya. Di belakang Ling Yao ada dua pria berotot yang tampak garang.

Salah satu dari mereka adalah orang yang menolong Ling Chu dari amukan Ling Yao.

“Uhuk! Uhuk! Uhuk!”

Ling Chu terbatuk keras, tenggorokan yang tidak diberi air terasa kering dan gatal. Bawahan Ling Yao sempat memberinya segelas air putih.

Tapi segelas air tidak cukup melegakan dahaga dan kebutuhan cairan dalam tubuh. Terutama dalam cuaca ekstrim hari ini, dimana badai salju baru saja reda. Ia hanya bisa menelan ludah untuk meredakan gatal di tenggorokannya.

Ling Yao risih oleh batuk Ling Chu, sangat mengganggu konsentrasinya mengecat kuku. Ling Yao yang kesal secara acak mengambil botol cat kuku dan melemparnya ke arah Ling Chu.

Prak!

Botol kaca pecah berkeping-keping, cat kuku meluber turun dari dinding belakang Ling Chu.

Aksi tiba-tiba Ling Yao membuat Ling Chu menahan nafas. Ia menghela lega kar’na lemparan Ling Yao miring ke kanan sehingga botol itu meleset, tidak mengenai kepalanya.

Melihat pemandangan yang diharapkan tidak terjadi, memancing amarah Ling Yao untuk berbuat hal yang lebih keji.

Iris Ling Yao menyusut, ia menegakkan punggungnya bersandar pada sofa. Ling Yao bertanya dengan nada nakal, “Saudariku~ Apa kamu haus?”

Ling Chu tertegun oleh pertanyaan sopan Ling Yao. Ia memiliki firasat buruk tentang pertanyaan wanita licik di hadapannya.

“..Tidak-” Jawab Ling Chu dengan suara serak. Tiba-tiba tenggorokannya tercekat, ia batuk lebih keras, “Uhuk! Uhuk! Uhuk!”

“Ck, kenapa kamu menipu dirimu sendiri? Berpura-pura tidak butuh” ejek Ling Yao menatap jijik Ling Chu. Kemudian ia menoleh pada bawahan Ying Bai, memberi pria itu perintah, “Ambilkan teh panas”

“..Baik”

Bawahan Ying Bai segera  datang membawa pesanan Ling Yao. Dengan hati-hati pria bertubuh kekar itu meletakkan teko berisi teh panas dan dua gelas teh.

Ling Yao : “Kamu bisa minum”

Ling Chu : “.....”

Ling Yao : “Ah~ aku lupa kamu terikat. Biar kubantu”

Ling Chu : “.....”

Ling Yao dengan santai meraih gagang teko. Tidak peduli teh panas dalam teko akan tumpah.

Tak!

Tak!

Tak!

Ketukan heels Ling Yao menggema dalam gudang. Ia berjalan menuju hadapan Ling Chu dalam beberapa langkah.

Menatap Ling Chu yang terduduk lesu dan menyedihkan, Ling Yao merasakan kepuasan tersendiri.

Dia tahu bahwa rasa ini tidaklah dimiliki orang normal tapi apa yang harus dilakukan jika ia benar-benar suka melakukannya?

Transmigration : Come To You [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang