Dipercaya kedua orang tua Salma untuk menjaga Salma membuat Diman turut serta mengantarkan kedua orang tua Salma ke bandara.
"Diman, Om dan Tante titip Salma ya sama kamu, ingat ya Diman jangan buat kami kecewa." Ujar Pak Farid pada Diman
"Tenang aja Om, tanpa Om dan Tante minta, Diman pasti jagain Salma, karena Diman sayang banget sama Salma." Ucap Diman
"Terima kasih ya Diman sudah menyayangi Salma." Ucap Bu Lisa
"Sama-sama Tante."
"Sayang, kamu yang nurut sama Diman ya, Diman pasti tau yang terbaik buat kamu ya, Mama dan Papa pergi dulu, baik-baik selama Mama dan Papa pergi." Tutur Bu Lisa pada Salma
"Iya Ma." Jawab Salma dengan malasnya terlebih Salma begitu muak melihat wajah Diman yang penuh kepalsuan itu.
"Baik-baik ya sayangnya Papa." Ucap Pak Farid sembari mengecup singkat kening putrinya.
"Iya Pa, Yaudah masuk sana Pa, takutnya nanti telat check in lagi."
"Iya sayang, langsung pulang ya nak, udah malam soalnya." Nasihat Pak Farid
"Tenang aja Om, biar Diman yang anter Salma pulang." Ucap Diman dengan penuh senyuman pada Salma.
"Pak Anang masih diparkiran juga, jadi Salma bisa pulang sama Pak Anang aja." Jawab Salma dengan ketus
"Salma, please hargain usaha Diman dong." Tegur Bu Lisa.
"Dia hanya lagi caper sama Mama, lagi pula ini udah malam juga, mending kamu langsung pulang aja Dim, istirahat." Tegas Salma
"Kamu itu segalanya Sal, jangan khawatirkan aku, aku enggak akan bisa tenang kalau belum antar kamu sampai rumah dengan selamat." Ujar Diman
Melihat Diman tampak begitu menyayangi putrinya membuat Ibu Lisa tersenyum merekah, rasa syukur seolah begitu menyeruak dalam dadanya, Disaat bu Lisa merasakan rasa bersyukur berbeda dengan Pak Farid entah mengapa ada gejolak tak biasa yang timbul dalam benaknya kala memperhatikan putri semata wayangnya tampak tak bahagia seperti biasa dengan Diman. Tentu saja dirinya bertanya-tanya, namun beliau menyadari seusia Salma adalah usia yang sangat labil akan cinta membuatnya menganggap perasaannya itu hanya angin belaka.
"Pulang sama Diman ya, kamu harus bicara empat mata dengan dia, selesaikan masalahnya jika memang masih ada masalah diantara kamu dan dirinya, menghindar tidak akan menyelesaikan permasalahan sayang, Papa sayang sama kamu." Tutur Pak Farid
"Salma juga sayang sama Papa." Jawab Salma
"Yaudah, kalau gitu Papa dan Mama masuk dulu ya." Pamit Pak Farid
"Diman hati-hati ya kalau anter Salma." Pesan Bu Lisa
"Siap Tante."
"Ya sudah, kita masuk ya, assalamualaikum." Pamit Pak Farid
"Waalaikumsalam, safe flight Pa, Ma." Ucap Salma yang di angguki oleh Pak Farid dan Bu Lisa.
Setelah berpamitan dengan Salma dan Diman, Pak Farid dan Bu Lisa pun langsung menuju counter check in.
Melihat kedua orang tuanya tak lagi terlihat dari pandangannya, membuat Salma beranjak berjalan meninggalkan Diman begitu saja.
"Mau kemana kamu?" Tanya Diman sembari menarik tangan Salma agar menghentikan langkah kakinya.
"Mau pulang lah." Tegas Salma
"Kamu dengar kan tadi Mama dan Papa kamu bilang apa? Kamu pulang sama aku, aku yang anter kamu pulang." Tegas Diman
"Itu karena kamunya yang caper sok banget mau nganterin aku pulang, tanpa kamu anterin aku bisa pulang sendiri." Tegas Salma
Mendapat penolakan dari Salma membuat Diman seketika murka dimana yang tadinya tangannya hanya mengenggam tangan Salma kini berubah menjadi cengkraman erat yang membuat Salma kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTARA (SEGERA TERBIT)
Teen FictionHari sial Salma Rania Altharena membuatnya bertemu dengan Rony Gallendra Madaharsa, hingga keduanya terlibat dalam situasi dan kondisi yang melibatkan perasaan mereka. Akankah keterlibatan perasaan keduanya akan membuat mereka berlabuh dalam cinta...