"Oh.. Kau lagi" Ujar Naruko, melihat bocah laki-laki 15 tahun, Haku yg sedang duduk jongkok membelakangi nya. Jika dihitung dengan malam ini, sudah tiga kali Naruko bertemu dengan Haku. "Apa yang sedang kau lakukan? " Tanya Naruko heran dan penasaran, berjalan mendekati Haku yg jongkok, mengintip dari balik punggung Haku."Ah, ruko." Haku sedikit membalikkan badannya, menoleh pada Naruko yg menatap dengan polosnya penasaran. "Ini kelinci... Dia terluka". Menunjuk kelinci yg sedang Haku obati lukanya, bahkan diperban.
"Kelinci? " Naruko ikut jongkok disamping Haku. memandang Haku dengan mata penuh keheranan, mencoba mencerna tindakan lembutnya terhadap kelinci yang terluka. "Mengapa begitu peduli pada kelinci ini, Haku?" tanyanya, wajahnya mencerminkan kebingungan.
Haku tersenyum sambil melanjutkan perawatan kelinci, "Setiap makhluk di dunia ini membutuhkan sentuhan kebaikan, bahkan yang sekecil kelinci ini. Di dalamnya terkandung kehidupan yang pantas dihargai," ucapnya dengan suara lembut, memberikan rasa kehangatan pada kesederhanaan tindakannya.
"Kehidupan yg pantas di hargai? "
Haku mengangguk, matanya bersinar penuh makna. "Iya, Naruko. Terkadang, kehidupan yang tampak kecil memiliki nilai yang besar. Mereka, seperti kita, juga berjuang untuk hidup di dunia ini. Memberikan perhatian pada mereka adalah cara kita menghargai keberadaan yang tak tergantikan."
Naruko mengangguk, tersentuh oleh kelembutan Haku. dia bisa melihat kejujuran dan ketulusan pada diri Haku."kau aneh". Andai orang-orang di desa nya seperti Haku.
Haku tersenyum lembut pada Naruko, senyum yg terlihat manis. "Semua orang memang aneh, kan" Ujarnya, "seperti yg kamu bilang".
=====
"Bahkan jika kau melindungi mereka.... " Ujar Haku ditengah pertarungan dengan Naruko yg kewalahan. "Mereka juga harus kuserang".
" Berisik!berisik!" Balas Naruko kesal .
'Bagaimana dia melakukan nya? Mana yg asli?' pikir Naruko, sambil berusaha menghindar dan menangkis setiap serangan jarum dengan pedangnya, mencoba menghancurkan cermin es.
Ini sangat sulit, setiap jarum datang bersamaan dari segala arah.Haku berhenti menyerang ketika Naruko hampir terjatuh saking kewalahan nya bertarung, chakra
"Percuma saja... " Ujar Haku, melihat Naruko yg terengah, "Kemampuanku...Kau tau jelas Kekkei genkai, kan? "
"Sebenarnya... Apa itu Kekkei...genkai?" Tanya Sakura yg baru pertama kali mendengar hal tersebut, sama seperti yg lain.
"Itu sejenis dengan Sharingan yg kumiliki... Garis darah yang dalam genus yg superior... Jurus yang diwariskan dari nenek moyang... " Kakashi menjelaskan.
"Jadi...! " Sakura yg paham, terkejut
"Benar. Aku tidak mungkin dapat meniru jurus itu... " Ujar Kakashi, "dan tidak ada cara untuk mengalahkanya! "
"Apa maksud nya..? "Naruto tertegun, sekarang kekhawatiran menguasainya. "Tapi ruko-chan... "
"Sial...Naruko keluar dari sana! " Seru Sasuke.
"Percuma... Takkan ada yg bisa lolos" Ujar haku
"Urusai!!" Seru Naruko setengah berteriak. "Memangnya kenapa?! Aku takkan mati disini! Bukan kau yg ku izinkan membunuhku!" Lanjut Naruko, "ada dua orang yg harus kubantu impian nya terwujud! Itulah impian ku, meng wujudkan impian mereka!"
"Bagiku, menjadi Shinobi sangatlah sulit. Jika aku bisa, aku tidak ingin membunuhmu maupun teman-temanmu... Dan aku juga tidak ingin terbunuh olehmu"
"Kalau begitu kenapa kau melakukan semua ini?! Haku! " Balas Naruko. teringat senyum dan kebersamaannya dengan Haku...
===
"Lihat"
"Waaahh....! Banyak sekali tanaman obatnya"
"Kan, sudah kubilang apa. Salah satu keahlian ajaib pelacak tanaman obat dan racun" Dengan bangga nya Naruko, 'tidak juga sih, sebenarnya aku sudah pernah kesini' batinnya.
=====
"Wah! Ini tanaman beracun yg pernah kubaca dibuku"
" Mana? Boleh kulihat, wah! Kau benar" "Ini tanaman beracun yg membuatmu sesak nafas dan muntah-muntah seketika itu juga kalau langsung dimakan setelah dipetik, Keren! "
"Gimana kau tau? "
"Aku juga membacanya di buku..102.000.000.000 jenis Tanaman-tanaman beracun liar jilid pertama"
"Karya kotokoba-san?
" Iya. kau juga membacanya?"
"Wah, kebetulan yg keren!"balas Naruko. "Yap, dari buku itu ku tau tentang tanaman ini".
"Tunggu Naruko! Yg kau makan barusan tanaman racun itu! Tidak hanya satu, sudah dua. Cepat cepat muntahkan! "
"Tenang-tenang... Tubuhku sudah kembal" Balas Naruko dengan enteng dan polosnya. "Aku sudah lama sering bereksperimen dengan tubuh ini, hehehehe.. Hebat kan? "
Haku hanya bisa Sweatdrop, "......Tolong hentikan kebiasaan ilmuan gila itu sampai disini....."
"Kenapa? Ini enak lho" Dengan lagunya Naruko malah menawarkan daun tanaman beracun itu. "Mau coba? "
"...Tidak, terimakasih atas tawaran nya..."
=====
"Sebenernya kenapa haku?!" Tanya Naruko.
"Aku, demi impianku. Dan kamu, demi impianmu. Aku akan membunuh perasaanku dengan pedang dan menjadi Shinobi yg sebenarnya. Jembatan ini adalah tempat bertarung kita yang menghubungkan kita dengan impian masing-masing" Ular hakun, menjawab. "Tolong jangan membenciku. Aku ingin melindungi orang yang berharga bagiku... Aku bekerja dengan orang itu, dan aku bertarung untuk orang itu, dan aku akan membuat impian orang itu tercapai... Itulah impian ku. Sama sepertimu, Naruko". Lanjut nya, " Demi untuk impian itu, aku akan menjadi Shinobi yang sebenarnya... Meski aku tak ingin... Aku akan membunuhmu Naruko! ".
"Begitu.. Ya.. " Balas Naruko pelan yg hanya bisa didengar haku.
=====
"Ruko-chan! Buka benda ini, lepaskan aku! Aku akan membantu, ayo bertarung bersama! Kita tunjukkan apa itu Uzumaki kembar ttebayo! "
"Cih. Si bodoh itu benar" Ular Sasuke menyetujui, "Kau tak bisa mengalahkan nya sendiri. Cepat lepaskan aku dari benda ini! "
"Tapi... Sasuke-kun, keadaanmu... ---"
"Urusai!! sakura" Balas si Uchiha membebtak sedikit dingin dan tegas. Bocah ini tak menyadari emosi nya saat ini terlihat jelas dalam suara dan tatapan tajam dingin nya yg terseliuh kecemasan dan kekhawatiran juga sedikit rasa
"Tetaplah disana!! Dan berhenti memukul dinding perlindung yg kubuat!" Balas Naruko sedikit membentak kedua anak laki-laki genin di timnya dengan kesal. "Itu berefek menganggu dan menyakiti ku juga, baka!"
Kedua anak laki-laki genin Konoha seketika berhenti memukul dinding tembus pandang yg mengurung mereka, dengan sedikit tersentak mendengar perkataan terakhir Naruko.
====
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruko Uzumaki_ Lanjutan
Fiksi PenggemarLanjutan/sambungan dari fanfic Naruko Uzumaki. Karena kayaknya udah kebanyakan disana, makanya saya lanjut ceritanya disini. Chapter 108