Chapter 4

115 9 0
                                    

Mentari sudah mulai menunjukan sinarnya, disebuah kamar yang cukup luas, seorang gadis masih tertidur pulas dalam selimut hangat yang melindungi tubuhnya dari terpaan cahaya Mentari tersebut.

Namun, beberapa detik kemudian alarm dari jam weker disamping nakas tempat tidurnya berbunyi, dan berhasil membuat gadis yang memiliki mata seperti bulan purnama itu terbuka menampilkan keindahannya. Gadis itu mencoba meraih jam weker tersebut guna menghentikan bunyi yang membuat telinganya berdengung.

 Gadis itu mencoba meraih jam weker tersebut guna menghentikan bunyi yang membuat telinganya berdengung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

# Hinata POV

"Hooam, aaaahhhh nyenyaknya tidurku" ucapku setelah duduk dari posisi tidur dan bangkit menuju tirai jendela untuk membukanya, agar sinar mentari dapat lelusa masuk ke dalam kamarku hehhe.

"Hinata, kau sudah bangun?, bergegaslah. Aku ada keperluan mendadak pagi ini, jadi harus segera berangkat ke kantor sekarang" seru ka neji yang masuk dengan tiba-tiba kedalam kamarku, karena memang pintu kamar itu tidak pernah ku kunci dan sukses menghentikan kegiatan yang sedang kulakukan.

"Kau boleh berangkat terlebih dahulu ka. Aku akan naik bis umum nanti, kalau berangkat sekarang terlalu pagi untukku sampai di sekolah" jawabku sambil terus membuka tirai jendela yang sempat kuhentikan tadi.

"Baiklah kalau begitu aku pergi duluan ya" ucapnya dan langsung mendapat anggukan kepala dari ku.

"Hati-hati dijalan adikku tersayang" lanjutnya sambil mengecup dahiku, dan langsung berlalu keluar dari kamarku.

Setelah kepergian ka neji, tiba-tiba saja aku teringat dengan Naruto-kun, teman sebangku sekarang sampai kenaikan kelas nanti, kalau di ingat-ingat ternyata Naruto-kun adalah orang yang tampan, ceria dan disukai banyak orang. 

'apa aku bisa ya berteman dekat dengan Naruto-kun' pikirku sambil melamun memandang hamparan tanaman yang ada di halaman rumahku. Mengigat dia sangat digilai oleh para gadis sekolahku karena ketampannya yang seperti dewa, ahh sudahlah sebaiknya aku begegas untuk mandi dan bersiap untuk berangkat ke sekolah.

 Mengigat dia sangat digilai oleh para gadis sekolahku karena ketampannya yang seperti dewa, ahh sudahlah sebaiknya aku begegas untuk mandi dan bersiap untuk berangkat ke sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah itu, aku langsung melakukan ritual pagiku sebelum berangkat ke sekolah, dan dilanjutkan dengan sarapan berasama ayah dan ibu. Mereka sudah menunggu seperti biasa dengan ibu yang sudah sibuk menata sarapan pagi kami diatas meja dan ayah yang sibuk dengan koran hariannya, karena ka neji ada urusan mendadak dikantor, jadilah hari ini kami hanya bertiga yang melakukan sarapan di meja makan besar ini.

When, I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang