🩵22🩵

5.5K 329 19
                                    

Kabur dari Diman membuat Salma tak kehilangan akal, Diman pasti bisa melacaknya secara semua media sosial yang dimilikinya Diman mengetahui semua passwordnya. Kebucinannta terhadap Diman membuatnya begitu bodoh hingga memberikan semua akses account nya pada Diman. Hal itu membuat Salma mengganti semua password account sosial medianya dan tak lupa ia pun memblokir semua akun Diman agar Diman tak bisa mencarinya lagi.

Jujur saja Salma sudah benar-benar muak dengan Diman, setiap kali matanya menatap Diman, bayangan perselingkuhan Diman di club itu begitu terngiang dalam benak Salma, dan hal itulah yang membuat Salma yakin untuk mengakhiri hubungannya dengan Diman.

Namun mengakhiri hubungannya dengan Diman bukanlah hal yang mudah, terlebih hubungannya dengan Diman telah melibatkan kedua orang tuanya. Diman yang dikenal sebagai sosok lelaki sempurna dimata kedua orang tuanya saja bisa begitu melukainya, dengan pengkhianatan sampah berselingkuh dengan Syarla yang tak lain sudah ia anggap sebagai sahabat, Kakak dan orang yang begitu ia percaya menjaga Diman.

Itulah yang membuat Salma takut, jika lelaki sempurna macam Diman saja ternyata melukai hatinya dan tentu mengecewakan kedua orang tuanya bagaimana dengan lelaki lain yang mungkin secara kasat mata tak sesempurna Diman, lantas bisakah kedua orang tuanya menerima dan memberinya restu kala kembali menjalin hubungan cinta dengan lelaki baru?

Ketakutan itu begitu Salma rasakan, terlebih dirinya anak tunggal, terlukanya dirinya akan membuat trauma kedua orang tuanya, terlebih ini soal rasa, perasaan yang mungkin susah untuk disembuhkan jika sekali tergores kan.

Belum lagi ketakutannya akan Rony yang sedang dalam incaran Diman, tak bisa Salma bayangkan jika Rony kenapa-kenapa karena Diman dan itu semua karena dirinya lah penyebabnya.

Iya, selama perjalanan tadi, Paul menghubunginya dan menjelaskan tentang informasi yang ia dapat soal Diman yang sedang mengincar Rony. Dan Paul pun memintanya untuk tak mendekati Rony, sebab Paul berpesan bahwa kehidupan Rony telah rumit, jika Diman mengusiknya kehidupan Rony akan semakin tak karuan, dan Paul tak mau itu terjadi, karena pada dasarnya Rony bukanlah penyebab masalah dalam hubungannya dengan Diman, jadi Rony tak layak menjadi korban Diman.

"Permisi Non, kita sudah sampai ditujuan." Ucap Pak Sopir

Selama perjalanan Salma memang hanya terdiam dan melamun memikirkan apa yang Paul jelaskan padanya sembari menatap indahnya malam meski tak seindah perasaannya.

"Oh iya Pak, maaf ya Pak, saya melamun sampai enggak sadar kalau udah sampai." Ujar Salma

"Enggak papa Non." Jawab Sopir taksi

"Yaudah, ini ya Pak uangnya, terima kasih sudah diantar sampai tujuan." Ujar Salma sembari memberikan uang pada sopir taksi

"Sama-sama Non." Jawab Sopir taksi

Salma pun turun dari dalam taksi, kini tubuhnya berdiri tepat didepan rumah sakit cempaka putih, dimana rumah sakit ini adalah tempat Rony dirawat. Sedari tadi pikirannya dipenuhi tentang Rony, tak ingin seorang diri dirumah, dan tak mungkin ke rumah Nabila atau Paul selarut ini selain takut menganggu, ia juga takut Diman menjemputnya, hal itulah yang membuat Salma memilih untuk pergi ke rumah sakit tempat dimana Rony dirawat.

Meski sejujurnya ia sadar mendatangi Rony malam-malam pasti akan menganggu waktu istirahatnya, tak hanya itu kedatangannya pasti akan menimbulkan tanya pada keluarga Rony, dan belum lagi sikap calon istri Rony yang menyebalkan itu. Tapi apa boleh buat, saat ini Salma rasa tak ada tempat yang aman untuk menghindar dari Diman kecuali rumah sakit ini.

"Masuk enggak ya? Jadi takut gini sih gue." Ujar Salma sembari melihat ke arah jam nya yang telah menunjukkan pukul 23.50 WIB.

Setelah sedikit ragu, Salma pun menarik nafas sejenak guna menyakinkan dirinya untuk masuk ke dalam ruang perawatan Rony.

Cklek..tangannya terulur untuk menarik knop pintu yang membuat pintu tersebut terbuka lebar.

"Salma." Ucap Rony dengan tercengang saat dirinya baru saja keluar dari kamar mandi dan melihat Salma tengah berdiri di pintu ruang perawatannya.

Mengapa Salma bisa ada disini? Perasaan dirinya tak meminta Salma untuk kesini? Jangan kan meminta Salma untuk kesini, menghubunginya saja tidak, begitulah pertanyaan yang sedang berputar dalam pikiran Rony.

"Ron, lo udah baikan? Kenapa turun dari ranjang sih." Ucap Salma yang langsung menghampiri Rony.

"Kenapa bisa disini? Ini udah malam Sal, kalau orang tua lo nyariin gimana? Ngapain juga malam-malam kesini?" Tanya Rony saat Salma tampak sibuk melihat gips yang ada di kakinya.

"Ayo gue bantu ke ranjang." Ujar Salma

"Gue cuman di gips, enggak lumpuh dan masih bisa jalan sendiri." Tegas Rony saat Salma bukannya menjawab pertanyaannya malah mencoba mengalihkan pembicaraannya.

"Gue kabur dari Diman, makanya gue kesini." Ujar Salma yang membuat Rony menghentikan langkahnya yang menggunakan bantuan crutch kruk.

"Kabur? Lo di apain sama Diman? Jadi benar suara yang gue dengar tadi di telephone itu suara Diman?" Tanya Rony yang diangguki oleh Salma.

"Ron, udah lo duduk aja, kaki lo masih sakit, jangan banyak gerak dulu, biar cepat sembuh." Ucap Salma yang mencegah Rony saat Rony hendak menghampirinya.

Tak ingin Rony banyak gerak, membuat Salma membantu Rony untuk kembali ke atas ranjangnya. Dibantu Salma untuk kembali naik ke atas ranjang membuatnya bisa melihat Salma dengan seksama, perempuan itu tampak lelah bahkan terlihat sendu seperti banyak beban pikiran.

"Ini tangannya kenapa? Kok merah gini?" Tanya Rony saat tanpa sengaja melihat tangan Salma kala meluruskan kakinya, dimana tangan Salma itu tampak begitu merah, bahkan terkesan memar.

Ditanya Rony tentang tangannya membuat Salma terdiam. Bolehkah jika dirinya mengadu pada Rony penyebab tangannya seperti ini? Begitulah pertanyaan yang kini sedang berputar dalam benak Salma.

"Ini ulah Diman ya?" Tanya Rony sembari mengusap lembut tangan Salma yang tampak terluka itu.

"Emang boleh gue ngadu sama lo?" Ujar Salma dengan tatapan sendu nya pada Rony.

Mendengar pertanyaan Salma membuat Rony mengulas senyum.

"Tentu boleh Sal, lo boleh ngadu sama gue, bahkan jika lo butuh pundak untuk menangis, pundak gue siap akan itu." Ujar Rony sembari menepuk pundaknya.

Tanpa keraguan Salma langsung memeluk erat tubuh Rony. Dan entah mengapa air matanya jatuh begitu saja kala dirinya memeluk tubuh Rony.

"Kenapa? Apa yang terjadi Sal?" Tanya Rony sembari mengusap punggung Salma saat ia bisa mendengar isak tangis Salma.

"Gue takut Ron, gue takut enggak bisa lepas dari Diman, gue takut Diman nyakitin kedua orang tua gue, gue juga takut Diman nyakitin lo Ron, gue takut." Racau Salma ditengah isak tangisnya dalam pelukan Rony.

"Jadi Salma udah tau kalau gue dalam incaran Diman karena dia." Batin Rony.

Iya, Paul sudah memberi tahu Rony, semua tentang hubungan Salma dan Diman, begitu pula dengan Diman yang sedang mengincar dirinya karena dirinya dianggap telah mengusik hubungan Diman dan Salma.

Akankah Rony akan memilih menjauhi Salma agar dirinya tidak dalam bahaya incaran Diman?

Happy reading semuanya 🫶🫶
Semoga tetap suka ya sama cerita ini 🫶🫶
Jangan lupa vote dan komennya 🤣
Btw kalian kalau mau kasih masukan atau kritik tulis aja di kolom komentar ya, Author sangat terbuka akan hal itu jadi so santaiii 🫶🫶🫶

ANANTARA  (SEGERA TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang