07. Scream

540 76 9
                                    


Mengetahui identitas pria yang ada di sampingnya itu Sujin seketika dibuat tegang, sesaat setelah ia memahami bahwa Minho adalah kakak lelaki Taehyung ia segera menjaga sikap—seolah menjaga nama baik, ia bersikap hati-hati pada pria itu, syukurlah hari ini ia memakai setelan yang sopan, pakaian yang membalut tubuhnya ini mungkin sedikit membantu menjaga harga dirinya. Itulah hal-hal kecil yang Sujin khawatirkan ketika dihadapkan langsung oleh salah satu anggota keluarga taipan itu.

Mengesampingkan itu, kemudian sebuah pertanyaan muncul di benaknya. Kenapa pula Kang Minho repot-repot mendatanginya? Sujin bahkan tidak bisa menolak ajakan Kang Minho, setelah pria itu membukakan pintu mobil untuknya, ia masuk dan mereka berkendara di jalanan kota yang padat, di sanalah Minho mulai membuka pembicaraan.

"Jadi kau dibesarkan di kota ini?"

"Ya, tapi aku lahir di kota yang jauh."

Minho mengajaknya berbincang-bincang, meski pada kesan awal Minho tampak menakutkan rupanya pria itu cukup pandai berbasa-basi. "Di mana kira-kira?"

"Salah satu kota di cina. Tempatnya sangat terpencil, itu kampung halaman ayahku."

Minho mengangguk-angguk untuk mengerti jawaban Sujin, sementara fokus memaju kecepatan sesekali Minho melirik Sujin dan berkomentar. "Pantas wajahmu tampak berbeda."

Sujin tidak mengerti maksud kalimat itu, jika Minho bermaksud memujinya ia menghargai itu. Karena memiliki darah campuran tiongkok ia memiliki proporsi wajah yang berbeda. Orang bilang, Sujin memiliki wajah yang kental cirikhas orang tiongkok. "Jika itu pujian, aku menghargainya."

Minho menyeringai. "Tentu, aku memang bermaksud memujimu cantik. Tidak heran kalau adikku tertarik padamu sampai-sampai rela meninggalkan calon istrinya. Sudah berapa lama kalian berkencan?"

Pada detik ketika Minho mulai menyinggung Taehyung Sujin meremas rokknya. Pasti! Sujin yakin sekali Minho memiliki alasan yang kuat kenapa pria itu sudi menemuinya. Semua itu, pasti menyangkut kedekatannya dengan Taehyung. Minho telah mengenali wajahnya, mungkin sebuah kebetulan yang bagus saat pria itu melihatnya di Kafe sedang menikmati kopi pagi ini. Tidak melewatkan kesempatan, Minho menemukam celah dengan dalih mengembalikan tasnya yang tertinggal di sana.

Untuk menjaga wibawanya, Sujin menjawab dengan suara tenang sambil mengangkat dagu. "Biar kupertegas, hubungan kami tidak seperti yang kau pikirkan."

"Memangnya kau tau apa yang kupikirkan?" Minho terkekeh.

"Ya, barangkali kau menganggapku lalat."

"Senang kalau kau sadar diri. Tahukah kau? Calon istri Taehyung itu sempurna. Jika kau bertanya restu, sudah jelas restuku jatuh pada Hyewon."

Sujin membuang pandangannya pada jendela, di sana Minho melaju cukup kencang, gedung-gedung kota yang mereka lewati tampak seperti batu-batu raksasa. Sujin memejamkan matanya, ia memikirkan kalimat Minho dan sebenarnya Sujin sama sekali tidak berminat untuk menyaingi Hyewon—wanita yang digembor-gemborkan dengan sangat sempurna itu. Sujin tidak peduli dengan siapa Taehyung menikah—pada awalnya ya, sampai janin ini tumbuh di perutnya, ia mulai memikirkan masa depan, sekarang apa pun yang berkaitan dengan Taehyung itu jadi sangat penting untuknya. Jika pun ia harus menyaingi Hyewon, Sujin rela melakukannya.

Mendapati Minho yang tidak bersahabat, Sujin tahu pria itu hanya sedang berusaha memojokkannya—membuatnya merasa kecil dan tidak pantas, agar Sujin menyerah lebih awal.

"Restumu tidak penting."

Minho menyeringai sekali lagi, rupanya Liu Sujin adalah wanita yang menarik. "Oh, aku cukup terkesan."

Senoparty [HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang