Chap 1

9 0 0
                                    

Bughh..

"Aw, ni lantai gada empuk-empuknya njir." gerutu seorang gadis yang terjatuh dari ranjang tidurnya. Kedua matanya terbuka, dan ia bangkit dari posisi tengkurapnya. Mata gadis itu terbelalak saat menyadari bahwa ini bukanlah kamarnya.

"Wtf, gue di culik kah?" ucapnya dengan terkejut. Dengan cepat, ia menuju pintu berwarna coklat yang merupakan satu-satunya pintu di sana. Ketika hendak meraih gagang pintu, ia merasakan kebutuhan untuk pergi ke kamar mandi.

Ceklek...

"Wahh, gila sih masa iya di culik sampe-sampe operasi plastik tapi cakep juga kok, eh engga ini ngga waras, MAMA ANAKMU INI DICULIK." pekik gadis itu melihat pantulan dirinya di cermin kamar mandi. Ia belum menyadari bahwa ada sesuatu yang aneh pada dirinya. Tanpa sadar, ia kepeleset karena terlalu heboh dan pingsan karena tidak fokus.

Bughhh..

***

Di sebuah ruangan yang putih dan kosong, tidak ada apa-apa di dalamnya. Terdapat seorang gadis yang sedang mencak-mencak tanpa alasan yang jelas, namanya Claritta Deluison Fara. Nama itu memang terdengar cantik, tetapi sifatnya jauh dari itu. Ia cenderung tomboi dan bisa dibilang bar-bar. Ia lahir sebagai anak tunggal dari keluarga kaya raya, meskipun ia lahir dalam keluarga konglomerat, ia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya.

Orang tua Claritta meninggal dalam kecelakaan pesawat ketika ia berusia 7 tahun. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa ia merasa iri terhadap orang-orang yang mendapatkan kasih sayang. ia harus mengelola perusahaan milik orang tuanya sejak masih kecil, dengan dibimbing oleh tangan kanan papanya.

Claritta dituntut untuk mandiri oleh ayahnya sejak kecil, yang mengharuskannya menutupi sifat cuek dan datarnya dengan sifat yang sangat bar-bar.

Saat ini, Claritta masih berkuliah di Universitas Oxford, Inggris. Meskipun ia sangat pintar dan cerdas, ia tetap melanjutkan studinya untuk memperluas pengetahuannya. Claritta saat ini berusia 16 tahun dan telah melompat kelas sejak SD hingga SMP, sangat cerdas dan pintar kan? Ya itulah Claritta Deluison Fara.

Back to the topic

Walah anjir, gue dimana masa diculik lagi sih, huaa bidadari secantik ini masa di culik gerutu Claritta yang saat ini sedang kebingungan dengan kondisinya.

'Wanjir, sape tu cakep bet gilakk tapi masih cakepan gue sih' ucapnya dengan bangga, dengan mata yang tertuju pada sosok gadis yang sedang menghampiri dirinya.

Tap Tap Tap!

"Hai, kenalin namaku Althea Guina Van Ghen. Raga yang kamu tempati adalah raga kita, waktuku sudah habis di dunia ini. Dan saatnya kamu yang mengisi raga kita. Aku mohon janganlah membenci orang-orang yang ku sayang, walaupun mereka membenciku. Aku akan memberikan ingatanku padamu, dan ingatlah aku adalah kamu dan kamu adalah aku." Sembari tersenyum tulus, yang tak pernah diberikannya.

"Tap-" belum sempat meminta penjelasan yang lebih rinci, Althea sudah menghilang di hadapan Claritta. Tiba-tiba semuanya gelap, jiwa Claritta ditarik dari ruang dimensi menuju dunia lain.

***

Eugh!

Terdengar suara lenguhan yang keluar dari  mulut gadis yang sedang terbaring. Itu Althea  yang saat ini di tempati Claritta. Tak lama kedua netra itu terbuka terlihat Althea yang tengah terbaring di atas ranjang. Mata itu melihat sekitar dan ya, ia menemukan wanita paruh baya yang sedang tertidur dengan posisi duduk sambil memegangi tangan gadis itu.

Tak lama wanita paruh baya itu membuka matanya karena suara bising yang terdengar, dan melihat kearah gadis itu, terkejut gadis yang ia temaninya semalam kembali membuka matanya. Matanya memanas kala sang anak menatapnya, ia menangis haru.

Grep!

Wanita itu langsung memeluk Althea dengan sangat erat. Dengan perasaan yang bingung, mengapa ada wanita asing yang tiba-tiba memeluknya, ia bingung tapi tak ayal pelukan itu sangat hangat. Tanganya bergerak dengan perlahan untuk membalas pelukan itu.

Grep!

Kedua wanita itu saling berpelukan dengan cukup lama. Ketika sudah cukup ia melepaskan pelukannya dan bertanya pada anaknya.

"Sayang apakah kamu tidak apa-apa?" Tanya wanita paruh baya tersebut yang biasa di panggil mama sarah.

"Maaf ibu siapa ya?" Tanya Althea a.k.a Claritta.

"A-apa separah itu nak, maafkan mama ya sayang, ini mama nak mama sarah" tanyanya dengan terbata-bata sambil memegang kedua tangan Althea. Mata itu kini telah berkaca-kaca, mama sarah ingin menangis tapi ia tahan agar sang anak tidak bingung. Kenapa tidak di larikan di rumah sakit? Ya karena orang tua Althea sangat kaya sehingga mempunyai dokter pribadi, bukan cuma itu bahkan disana ada beberapa alat medis yang tersedia di rumahnya. Sangat kaya bukan? Ya itulah keluarga Van Ghen.

Mata Althea berkaca-kaca, baru kali ini ia merasakan kasih sayang yang begitu tulus. Tak pernah di hidupnya melakukan hal yang seperti ini. Mamanya dulu saja enggan menunjukkan ekspresi nya, walaupun mama Claritta begitu menyayangi tapi tak tau cara menunjukkanya. Tapi tak apa yang penting ia bisa merasakan kasih sayang yang sangat ia impikan sedari dulu.

"M-mama" mereka berpelukan kembali.

(Agak alay sih, tapi yaudahlah)

***

Malam ini, Althea mulai membaik dan rencananya ia akan ikut makan malam bersama orang tuanya.

"Howi goyu dududu turudududu, aye ayee HEKK AHEK AHEK AHEK" Racauan tak jelas keluar dari mulut Thea yang sedang berkaca saat ini.

"Duh cantik banget dah bidadari satu ini, udah cantik montok pula" ucapnya sambil menggoyangkan lengkuk tubuhnya.

"ALTHEAA AYO MAKAN MALAM BERSAMA" teriak Sarah dari luar kamar Thea. Thea yang mendengar itupun langsung bergegas memperbaiki penampilannya sekali lagi.

"perfect" gumamnya sambil mengedipkan mata, genit emang.

Ting!

Tap Tap Tap! 

Suara lift berbunyi tampaklah satu orang wanita dan satu gadis, sedang berjalan beriringan yang sesekali bercanda gurau menuju meja makan. Dan disana terdapat sosok pria paruh baya bertubuh tegap yang sedang menatap mereka lembut dan tersenyum. Ada rasa iri dihatinya tatkala melihat sang istri begitu akrab dengan anak kesayangannya, ia saja tak bisa dan hanya memendamnya sendiri. Entah mengapa Althea yang dulu begitu benci dengan dirinya.

"Selamat malam, papa" sapa Althea.

"S-selamat malam juga"

Setelah kecanggungan itu mereka mulai makan, dengan tenang tak ada percakapan disana.

Saat ini, mereka diruang keluarga dan tentu tak ada percakapan juga diantara mereka. Sangat canggung itu yang di rasakan Althea.

Ekhemm!

"Pah, Althea mau motor sport dong pah yang warna item" pinta Althea memecahkan keheningan.

"Buat apa" sambil menautkan alisnya bertanya-tanya.

"Ya, buat motoranlah"

"Ngga boleh!, kamu ngga boleh naik motor. Emang kamu bisa naik motor?" Bukan sang papa yang menjawab melainkan sang mama.

"Bisa ko ma, kalo ngga percaya mah aku bisa buktiin." dengan semangat menjawab.

***

Gimana? Kalo ada yang ngga nyambung tandain yah😁

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi Claritta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang