Jika aku dapat mengulang kembali hidupku dari awal, maka aku menginginkan akhir yang bahagia bersama Jun.
Aurelia Aurita
.
.
.Aurelia dan Jun, mereka dipertemukan di jalan dan mengakhiri semuanya di jalan. Siapa yang menyangka bahwa kisah kedua orang yang sebelumnya terpisah selama beberapa tahun dan dipertemukan kembali kini berakhir merenggang nyawa karena truk yang menabrak mereka.
Ah, jadi ini yang namanya mati?
Entah sudah berapa lama hal ini terjadi. Aurelia berada di ruang gelap nan hampa, menanggung seluruh rasa sakit yang ia rasakan.
Perih...
Namun, hal yang tidak pernah ia bayangkan terjadi saat itu juga.
Aurelia merasakan hembusan angin yang sangat lembut dan setitik cahaya yang kini menyambutnya dari kegelapan. Seketika seluruh rasa sakitnya hilang. Ia memejamkan kedua matanya karena silau.
"Wah percobaan Bima berhasil."
"Dia cantik."
"Hush diam dulu. Kalian bikin karakter novel gue jadi bingung tau gak!"
Aurelia yang masih menutup matanya bingung dengan apa yang terjadi.
Ia membuka matanya perlahan, mendapati tiga laki-laki berseragam putih abu-abu duduk mengelilinginya dengan tatapan yang sulit untuk Aurelia definisikan. Tatapan mereka bertiga yang ditujukan padanya seperti kagum dan takjub di saat yang bersamaan. Tapi kagum untuk apa?!
Salah satu laki-laki yang memiliki garis wajah yang tidak terlalu tegas dengan rambut depan yang dibelah menyamping kini tersenyum lebar. Entah kenapa Aurelia merasa jengkel saat melihat senyumannya itu. Lelaki itu memiliki bulu mata yang cukup lentik dibandingkan laki-laki pada umumnya. Seragam yang ia kenakan masih terpasang dengan rapi.
"Oh, hai. Selamat datang Aurelia Aurita!"
Hening selama beberapa detik, yang terdengar hanya dengung suara AC dan komputer yang masih menyala di meja belajar. Aurelia menatap sekeliling. Ruangan tempatnya berada saat ini hampir seluruhnya berwarna cokelat muda, dari cat tembok, gorden, tempat tidur, seprei, meja belajar, dan lantai. Kecuali dua poster anime yang terpajang di dekat tempat tidur.
Tunggu dulu, tempat tidur dan meja belajar?! Bagaimana bisa dia berada di dalam kamar asing dengan tiga laki-laki yang tidak ia kenal? Apalagi salah satu dari mereka mengenali nama lengkap Aurelia?!
Aurelia yang masih dalam posisi duduk kini mundur hingga mentok bersandar pada tempat tidur yang ada di belakangnya.
"Kalian siapa?!" tanya Aurelia dengan nada yang meninggi dan tangan yang teracung waspada.
"Tugas lo buat jelasin, Bim," ucap salah satu lelaki yang berkulit sawo matang dengan garis wajah yang cukup tegas sembari menyeruput kopi hangatnya dengan nikmat.
"Di mana Jun?" belum sempat mereka menjelaskan, Aurelia kembali menanyakan pertanyaan yang niatnya akan dijelaskan mereka nanti.
"Kalem Rel, kalem. First of all, kenalin nama gue Galaksi Bimasakti, panggil aja Bima. Dua orang ini adalah sohib gue namanya Alfi dan Cakra. By the way, gue adalah Darkpenz atau author dari novel best seller yang berjudul Kau yang di Seberang Jalan, novel yang mengkisahkan lo dan Jun."
"Hah author?!" Aurelia mengerutkan keningnya karena masih tidak mengerti dengan semua ini.
Laki-laki yang bernama Bima itu mengangguk dan tersenyum sumringah. Ia memamerkan sebuah novel yang tidak terlalu tipis dan tidak terlalu tebal. "Kisah lo dan Jun adalah cerita fiksi dalam novel buatan gue. Gak cuma lo dan Jun, semua orang yang lo temui dalam hidup lo hanyalah karakter fiksi dalam novel dan semua takdir yang kalian rasakan adalah kehendak gue sebagai author."
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Stopper Hunter
FantasyInsiden kecelakaan hari itu adalah awal dari segalanya. Setelah mengalami kematian yang tragis bersama Jun, kini Aurelia bisa hidup kembali di dunia yang berbeda karena kekuatan Bima. Aurelia tak menyangka kehidupan yang selama ini telah ia lalui te...