Happy Reading~
.
.
."Ning, windu pulang dulu ya?" Ujar seorang gadis berwajah cantik dan imut yang tengah berjalan keluar dari area kamar mandi.
"Eh, iya gapapa" Jawab gadis yang di panggil bening itu dengan menghentikan kegiatan nya menutup jendela.
"Ini kuncinya ya, windu taro sini. Semua nya udah beres ko" Windu meletakan kunci di atas meja barista
Windu dan bening adalah patner kerja di sebuah cafetaria. Kebetulan, hari ini adalah jadwal mereka piket. Pelayan yang lain sudah pulang lebih dulu karna pekerjaan sudah selesai.
"Iya win, pulang sendiri? Ga di jemput karin atau gisell?" Bening melangkah kan kakinya menuju windu
"Kak gisell kan lagi di london"
Windu menggeleng sekilas lalu mengambil tas selempangnya, dan membuka handphone nya. Membuka aplikasi berwarna hijau dan mengirim pesan kepada karin.
Kak kariinnn💙
Anda
Kak, windu mau pulang sendiri|
Jangan maksa jemput windu!|
Windu mau belajar mandiri|"Pulang bareng gue aja yuk? Bentar lagi pacar gue dateng kok. Mumpung make mobil juga" Tawar bening yang sedikit khawatir untuk membiarkan teman nya pulang sendiri. Terlebih baru kali pertama windu akan pulang sendiri.
Biasanya karin, atau gisell yang akan menjemput windu bergantian. Kadang juga bening turut mengantarkan windu bersama kekasihnya kala karin atau gisell tidak bisa, toh bening sendiri tidak keberatan dengan itu pun dengan kekasih bening. Mereka semua sudah menganggap windu seperti adik kecil mereka sendiri.
"Engga ning, windu mau pulang sendiri. Windu ga mau ngerepotin kak karin, kak gisell, sama bening" Sahut windu
"Windu mau belajar berani dan ga bergantung sama kalian, kalian udah punya kesibukan dan kehidupan masing masing" Lanjut windu membuat bening tersenyum tipis
"Jangan lupa jaketnya di pake" Ujar bening memberi tahu mengingat bahwa tubuh teman nya sangat tidak bisa dengan udara dingin, atau bisa dibilang urtikaria.
Lagi lagi windu hanya bisa menjawab dengan anggukan dan tindakan. Windu mengambil jaket yang berada di loker dan memakainya di bantu bening.
"Ya udah windu pulang dulu, windu pamit ya ning" Pamit windu yang mulai melangkah kan kakinya dan melambaikan tangannya
"Hati hati ya win, kalo ada apa apa kabarin!" Teriak bening menatap punggung mungil windu yang perlahan menghilang di gegelapan.
Waktu kini menunjukkan pukul 21.30 PM yang berarti sudah memasuki malam hari. Windu berjalan dengan perlahan, windu berniat untuk mampir ke apotek guna membeli beberapa obat. Mengingat tubuh nya yang rawan sakit, jadi ia harus bisa menyediakan obat yang cukup.
Untuk menuju ke apotek, windu harus berjalan melewati gang komplek yang sangat sepi. Windu mempererat jaketnya sesekali menggosokkan kedua telapak tangannya mencari kehangatan, jalanan yang begitu sunyi menghiasi perjalanan windu.
Sejujurnya, windu takut. Windu paling tidak bisa dengan hal yang berbau mistis seperti hantu dan segalanya. Intinya windu takut, mau itu hantu beneran atau bohongan windu tetap takut. Di tambah suasana nya terasa sangat mencengkram.
Tapi windu harus bisa! Windu harus bisa berdiri di atas kakinya sendiri tanpa orang lain termasuk karin, gisell atau pun bening sekalipun. Windu merasa sangat menjadi beban mereka, terlebih windu sudah menumpang hidup di rumah karin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE | Whitory [Jaeminjeong]
Fiksi RemajaMenikah dengan sangat tidak elit? . Semua orang pasti ingin menikah dengan rasa cinta, tapi bagaimana dengan Windu dan Naren yang menikah atas insiden tidak terduga? Kesalah pahaman yang memaksa mereka untuk mau tidak mau harus menerima konsekuens...