Haikal absurd moment.

21 4 1
                                    

    "Kita mau beres beres rumahnya ikal tadi kan ikal bilangnya ke ara?", tanyaku sesaat memastikan setelah kurasa keadaan aman pada pemuda berkaos oblong hitam tersebut.

    Haikal yang tengah meminum jus jambunya berhenti sesaat, "yes, lady", jawabnya singkat dan kembali melanjutkan aktivitas minumnya yang sempat tertunda.
"Eh habis itu ajarin ikal cara masak kue ya, besok pagi ikal baru coba bikin sendiri",

"Tumben.. kesambet jin korin dari planet mana ikal mau bikin sendiri kue tart nya?",

Haikal mengangguk bangga, "iya, sekali-kali bunda harus nyicipin betapa lezatnya cita rasa kue tart buatan tangan asli putra kesayangannya yang sangat rajin dan tampannya sedunia ini...",

"Ha~hahh?", kulirik kearah pria yang sedang berbangga diri tersebut, "bunda ikal kan cuma punya anak ya kamu doang kal, lah panteslah ikal menyebut ikal sendiri sebagai putra kesayangannya yang sangat rajin dan tampannya sedunia ini", ucapku mengutip ucapan darinya tadi.

Haikal hanya tersenyum ala iklan pasta gigi kearahku dengan tingkat kemanisan 100%.

Kutatap ke ruangan sekitarku itu yang sudah bersih, ah bahkan sudah sangat bersih lantas melirik kearah paimen didepanku.
"Tapi rumah ikal dah rapi gini apanya yang mau dibersihin kal??",

Sahabat paling laknat-terbaik ku itu pun mengangkat jari telunjuknya sesaat, "haa~, sebenarnya besok ikal ngga mau kasih bunda kejutan yang kayak di pesta-pesta itu ra.. tapi makan malam sederhana aja, hehe... maap boong",

"Hmm... sudah ara duga..",

Haikal tersenyum manis tanpa dosa kearahku, "tapi tetep aja ara harus bantuin ikal gimana mikir tata letak meja makan yang bagus gimana?", pemuda itu kembali melanjutkan, "intinya harus vibe romance yang seperti di acara dinner-dinner itu ya ra yaa?",

"Okelaa", sahutku kemudian sambil mengacungkan jari jempolku mantap.
"Btw bunda kamu kemana kal?",

"Oh bunda?, mm.. ikal sudah berhasil menyuap om irsyad sih jadi sampai besok sore bunda akan sibuk di klaten", diujung kalimat dia tertawa sarkasm penuh aura vampir.

"Ya, good idea", kuacungkan jempolku lagi sebagai apresiasi kepadanya, dan kali ini jempol kanan kiriku teracung semua.

Disaat yang sama suara dering handphone dari atas meja didekat kami mengalihkan perhatian haikal. Pemuda itu pun berjalan kesana mengeceknya sesaat, "hm?, sshhuutt..", haikal berisyarat dengan jari telunjuknya didepan bibir kepadaku.
"Bunda telfoonn...", bisiknya lagi kemudian dan aku pun mengangguk-angguk faham.

Sejenak haikal berdehem-dehem sambil tersenyum kecil lantas barulah ia menjawab panggilan telefon tersebut,
"iya, halo bunda??", tanyanya sumringah.

"...........",

"Yang mana?, warna biru itu kah?",

"...........",

"Oh iya, ikal taruh di laci bawah lemari waktu beres beres kemarin, maaf.. kenapa bunda?",

"..........",

"Oh.. okay okay", haikal tersenyum sekali sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
Sesaat ia melirik kearahku yang sudah berniat hendak mengawali pekerjaan kami hari ini. Haikal melambai-lambaikan tangannya kecil, aku pun berhenti melangkah dan menaikkan kedua alisku kearahnya.
"Hm??",

"Ah iya.. sudah kok, 2 piring malah", ucap haikal merespon pertanyaan bundanya di telefon sesaat. Pemuda itu kembali menatapku dan kulihat mulutnya berkomat kamit mengucapkan sesuatu. Dan... sepertinya itu artinya adalah : jangan sampai ada suaranya loh raa...

"Eeh anu bunda, sudah ya?, maaf... ikal kebelet berak",

Kutepuk jidatku pelan sambil berkacak pinggang dan melirik kearah sahabatku itu sementara haikal tidak menggubrisnya karena ia fokus dengan hape yang ia pegang dengan kedua tangan di salah satu sisi telinganya tersebut.

You're My GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang