Suram

8.3K 233 19
                                    

Malam yang gelap dan sunyi menjadi ketakutan sendiri untuk sebagian orang, entah takut dengan manusia atau makhluk tidak kasat mata. Tapi, untuk seseorang yang sedang berjalan santai -sambil menarik rambut seseorang dibelakangnya- ini adalah malam yang sempurna.

"Saya mohon, saya mohon, lepaskan saya!"

Seakan tuli, orang ini terus menyeret tanpa peduli teriakannya yang memekakkan telinga.

"Teriaklah sepuasnya, semoga ada yang menyelamatkanmu. Karena sejujurnya aku-"

Dug

Orang itu melemparkannya ke tembok dengan keras,

"Tidak akan pernah melepaskanmu" Wanita itu berjongkok dan menatap wajah korbannya yang ketakutan setengah mati, bibirnya pucat, wajahnya sudah bengkak dan mengeluarkan darah. Wajar, wanita ini terus memukulinya sejak pertama kali bertemu.

"Liatlah wajah ini, apa sakit?" Tanya wanita ini.

"Ka-kamu siapa, ada urusan apa dengan saya"

Wanita itu bertepuk tangan,
"Mau mati saja harus tau wajahku yaa? Aku jelek, aku tidak suka jika harus memperlihatkan wajahku. Makanya aku memakai topeng badut ini untuk tidak menakutimu. Bukankah itu cukup bagus?"

Tidak ada jawaban dari sang korban, wanita itu mengikat tangan korban kesamping kanan dan kesamping kiri. Ia berdiri dengan lututnya dan kepala yang menghadap tanah.

Wanita itu kembali menarik rambut pria didepannya ke belakang.

"Kamu beruntung malam ini, aku sudah menyiapkan hadiah yang sangat indah untukmu." Tawa kecil wanita itu mulai terdengar mengerikan, pria itu memberontak mencoba melepaskan ikatan yang berada ditangannya.

"Hei, jangan terlalu banyak bergerak. Apa lenganmu ingin putus?"

Pria itu melihat ke arah samping dan ternyata itu diikatkan dengan pohon besar, begitu juga sisi yang lainnya. Bisa dipastikan ikatan itu tidak akan pernah terlepas.

"Aaaaaaarggghhhh!!!!!!"

Pria itu berteriak sekuat tenaga ketika sebuah pisau menggores pipinya.

"Baru juga, udah teriak aja. Hihihihi. Tapi tidak apa apa, aku suka. Berteriaklah sekuatnya, akan aku anggap itu musik yang indah bagiku. Lagipula. Apa kamu tau ini dimana?" Tanyanya tanpa ada jawaban

"Benar, ini ditengah hutan."

Wanita itu kembali menggoreskan pisau pada pria ini membentuk huruf X yang besar dipipinya. Membuat pria itu kembali mengeluarkan teriak yang sangat keras.

"Salahmu sendiri, muncul disaat aku sedang ingin membunuh seseorang."

"Tapi kamu tau? Lebih senang membunuh seorang wanita, karena teriakan lembut. Dan tidak membuatku tuli. Jadi bagaimana jika ku buat kamu membisu?" Tawar wanita itu.

Pria ini menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri ketika tau niat wanita didepannya.

"Ayolah, jangan bermain main. Tapi tidak apa apa, aku suka"

Wanita itu akhirnya mencengkram rahang pria ini dan mulai memasukan tangannya untuk mengeluarkan lidah.

"Untung hari ini aku membawa sarung tangan, jika tidak, aku merasa sedikit jijik denganmu."

Lidah pria itu ditarik dengan paksa hingga keluar dengan sangat panjang. Teriakan tertahan terdengar sekarang.

"Nah kalo gini kan enak didengernya"

Dengan perlahan, wanita ini memotong lidah itu. Menikmati setiap detik saat memotongnya. Hingga...

"Ko udah lepas lagi? Ga asik ah"

Do you still love me? (21+) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang