Di sebuah gedung tua yang sudah lama tidak di tempati, yang jaraknya berada di tengah-tengah hutan terdapat gadis cantik yang terduduk di kursi membelakangi meja dengan tangan yang memegang buku novel.
Membaca setiap lembar dari buku tersebut dengan tenang, seraya menunggu orang yang ditunggui nya akan datang.
Perlahan buku tersebut tertutup saat gadis cantik itu mendengar suara langkah kaki yang berjalan ke arah nya lalu berhenti di tempat yang tidak jauh dari dirinya berada.
"Dimana?" Ujar gadis tersebut datar yang masih setia dengan duduk di kursi membelakangi meja dan juga pria tersebut, sedangkan yang di tanya hanya terdiam di tempat tidak mengucapkan sepatah katapun.
Tubuh pria tersebut sedikit bergetar dengan kedua tangan yang terkepal saat saat kursi tersebut berputar sehingga ia dapat melihat wajah gadis tersebut yang menatap nya dingin.
Tidak ada jawaban, gadis tersebut bedecih pelan. dengan tatapan datar yang berubah dengan tatapan tajam lalu berkata dengan nada dinginnya "tidak bisakah kau menjawab? Apa mulut mu bisu mendadak saat di cium perempuan itu?"
Dua pertanyaan yang membuat tubuh pria tersebut menegang sedemikan rupa, keringat mulai bercucuran membasahi wajahnya serta tangannya yang masih terkepal erat.
"Mulutmu memang tidak ada fungsinya lagi ternyata, bolehkah aku memotong lidah mu agar aku yakin kalau mulutmu memang tidak berfungsi?" Ucapnya lagi.
Matanya membesar saat melihat gadis di depannya ini tengah mengeluarkan pisau lipatnya yang kecil, yang berada dalam sakunya, pertanda kalau ucapannya tidak main-main.
"M-maaf" ucap pria tersebut membuat gadis tersebut menatap nya lalu menaikan satu alisnya.
"Maaf karna tidak bisa mendapatkan orang yang kau suruh" lanjutnya, gadis tersebut beranjak dari kursinya lalu mendekati pria tersebut dengan tangan yang masih memegang pisau kecil.
Ia meletakan pisau kecil tersebut tepat di bawah dagu pria tersebut hingga pria tersebut dapat merasakan benda tajam yang runcing menyentuh bawah dagunya.
"Pembohong" satu kata yang di lontarkan oleh gadis tersebut lalu dengan cepat ia menggoreskan pisau tersebut pada wajah pria tersebut hingga mengeluarkan banyak darah lalu menendang nya dengan kuat hingga tersungkur.
Pria tersebut tersungkur seraya merintih saat wajah tepat bagian pipinya robek mengeluarkan darah karna gadis di depannya ini.
"kau tau? Aku paling tidak suka yang namanya pembohong dan kau tau itu dari lama... Namun aku tidak menyangka kau bermain-main dengan ucapan ku, apa di cium perempuan itu membuat mu berbohong padaku tuan?" Ucapnya datar seraya kakinya berjalan mendekat ke arah pria itu.
Pria tersebut yang masih tidak menyangka dengan apa yang diperbuat gadis tersebut, bergerak mundur saat gadis tersebut mendekati nya hingga menghantam tembok.
"Aku tidak menyangka kau ternyata iblis yang bersembunyi dalam topeng mu yang dingin dan cuek itu" ucapnya dengan sedikit keberanian walau sebenarnya tubuhnya sedari tadi bergetar hebat.
"Kau adalah orang terjahat yang pernah aku temui, aku tidak menyangka kau ingin membunuh perempuan itu yang tidak bersalah hanya karena kau cemburu padanya karna berhasil mendapatkan hari sahabat mu itu" lanjutnya lagi membuat gadis tersebut diam di tempat seraya kepalanya yang menunduk.
pria itu tersenyum kemenangan saat melihat gadis di depannya nya terdiam di tempat, "pantas saja sahabatmu lebih memilih perempuan itu, dia jauh lebih cantik, sempurna, baik, berbeda dengan dirimu" ucapnya lagi seakan menantang gadis di depannya itu.
"Kau itu iblis" lagi dan lagi pria tersebut mengucapkan kata-kata yang seakan menantang gadis tersebut.
"Terimakasih untuk pujian mu, aku suka pada panggilan yang kau berikan itu" balas gadis tersebut kemudian menatap pria tersebut dengan tatapan datarnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Tokoh Figuran?
Roman pour AdolescentsAudrey Azura Haitama adalah seorang gadis cantik yang sangat pendiam dan cuek dengan keadaan sekitar, hidupnya selalu penuh dengan buku dan lagu. Namun siapa sangka ada hal yang ditutupi Audrey, hal yang ditutupi oleh sikap cuek dan tidak perduli i...