"Jeon"
"Paman Namjoon"
"Duduklah ada banyak yang ingin aku tanyakan"
Pria yang dikenal sebagai kerabat dekat sang ayah itu mengambil posisi duduk, tepat di seberang dirinya terdiam— Namjoon menaikkan satu kaki agar menyilang menyamankan postur tubuh sedikit lebih santai. Sepupunya kini telah tumbuh menjadi pria dewasa, dia bahkan pantas dijuluki pria Jeon kedua setelah ayahnya. Di umur nya yang masih sangat muda Namjoon sempat berpikir— apakah dia tidak memiliki kekasih?
"Aku dengar paman gemar meminum cola, apa kopi begitu buruk?" dorongnya pada gelas berisi minuman soda tersebut kearah pria yang lebih tua darinya. Namjoon meneguknya sekilas, berdehem merasakan kuatnya sensasi panas pada tenggorokan namun masih bisa dinikmati sebab menyegarkan "Aku tidak seperti kakak, dia tidak suka minuman soda semenjak usianya sudah tidaklah muda. Maka dari itu dia gemar kopi, bagiku sama saja berbahaya. Ayah mu biasa meminum dengan kafein yang tinggi"
Jeongguk mengangguk setuju, tidak bisa disangkal jika ada banyak stok kopi peninggalan sang ayah yang biasa dihidangkan kala pagi dan malam. Itu sudah menjadi rutinitas, dia hampir memiliki selera yang sama dengan ayahnya. Jeongguk akan memilih kopi dibanding minuman bersoda lainnya
"Kau libur?"
Putra Jeon mengedikan bahu, " Weekend, ketentuan nya memang begitu benar?"
"Kau terlihat tidak memiliki kegiatan lain, aku perhatian kau lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Kau tidak memiliki kekasih?" Namjoon berucap penasaran
"Tidak, atau mungkin belum waktunya"
Dia berucap santai, terlihat berbeda sekali dengan ayahnya jika sedang seperti ini. Jeongguk cukup jenius dalam menggait hati wanita, dikatakan jenius sebab dia tidak perlu melakukan apa apa untuk membuat mereka tertarik padanya. Dia memiliki pesona pria dewasa yang cukup untuk laki laki seusianya, tidak bisa dikatakan matang sebab Namjoon sendiri masih bisa melihat sisi diri dari Jeongguk yang masih remaja
"Jangan sampai nanti kau ketinggalan oleh teman sebaya mu"
"Paman, jangan jadi kolot mengurusi kekasih pada anak mu ini. Aku masih sangat muda, menikah akan kupikirkan jauh jauh hari"
"Aku hanya khawatir, tidakkah kau iri dengan mereka yang saling memperkenalkan kekasih kehadapan publik. Kau kapan?"
Jeongguk menghela napas berat, dia memulai pengabdiannya sebagai penerus perusahaan saja baru saja dimulai. Umurnya masihlah sangat muda, masih sebesar biji jagung belum siap panen untuk memikirkan kekasih, dia tidak tertarik. Masa nya belum datang untuk membuatnya tertarik pada hubungan yang serius
"Sebelum aku, sebaiknya paman pikirkan putramu saja. Aku masih ada eomma untuk mengurusi hal sederhana seperti barusan"
Sudahlah, anak ini keras kepala. Dia sulit untuk diberi masukan jika bukan oleh ayahnya. Terlihat arogan namun tetap memiliki kesopanan, suaminya— Seokjin sangat menyayangi Jeongguk seperti pada anaknya sendiri. Maka dari itu, mereka sering berkunjung untuk memastikan keluarga yang tersisa satu laki laki sebagai pemimpin ini selalu dalam keadaan baik baik saja
"Jangan mengandalkan ibu mu itu Jeongguk. Dia sama perlunya seperti dirimu, dia masih sangat muda, sebelum dia mengurusimu dia akan lebih dulu mengurusi dirinya sendiri"
"Maksud paman?" Jeongguk mengerutkan kening apa artinya? dan Namjoon hanya dapat menggelengkan kepala "Kau akan mengerti, sekarang apa yang ingin kau tanyakan?"
엄마 ✿
-eomma-"Lemas nya kaki ku~"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐄𝐎𝐌𝐌𝐀 || KV🔞
عاطفيةJika Jeon Jeongguk harus memilih seseorang yang akan menjadi pasangan hidupnya, maka akan dia pastikan jika seseorang itu bisa melebihi Kim Taehyung- ibunya. "Tak ada satupun atau bahkan salah satu, dia bahkan sudah kalah sebelum menang" 🔞