21

4.7K 366 9
                                    

⚠️ HANYA FIKSI ⚠️

TYPO 🙏
HAPPY READING...!!!










SKIP

Usia kandungan Shani sudah 9 bulan. Beberapa hari lagi dia akan melahirkan anaknya itu. Setelah berbulan-bulan Shani  harus bedrest dia ingin sekali cepat-cepat kembali normal seperti biasa.

Apalagi dia sekarang jarang sekali mengurus Chika. Selama dirinya bedrest Chika diurus oleh bi Inah Cio juga tentunya. Dia kehilangan momen bersama Chika selama ini, dan sangat merindukan apapun bersama Chika.

Setelah diperiksa dokter beberapa waktu lalu ternyata bayi yang ia kandung berjenis kelamin perempuan. Chika sangat bahagia ketika mengetahui adiknya itu perempuan.

"Bun, sebentar lagi adek lahir ya?" Ucap Chika sambil mengelus perut bundanya yang semakin besar. Chika senang jika adiknya itu menendang ketika diajak ngobrol olehnya.

"Iya sayang hitungan hari lagi kita bakal ketemu adek."

"Eh lagi pada ngapain nih cinta-cintanya ayah?" Cio datang dengan segelas kopi ditangannya. Dia duduk di meja kerjanya.

"Ini kakak udah ga sabar katanya yah pengen ketemu adek." Cio menghampiri Chika dan mengelus puncak kepalanya.

"Sayang banget sama adek ya princess?"

"Sayang dong ayah, masa gak sayang sih. Kita kan sama-sama pernah diperut bunda. Darah kita juga sama dari ayah sama bunda."

Cio dan Shani pun kaku seketika setelah mendengar hal itu. Air mata Shani ingin sekali menetes namun ia tahan sebisa mungkin. Kenapa akhir-akhir ini Chika selalu meminta validasi dari mereka kalau dia itu memang anak kandung Cio dan Shani.

"Bunda mau ke kamar mandi dulu sayang, bunda pengen pipis." Bohong Shani.

"Iya Bun, hati-hati ya licin!"

"Iya sayang"

Cio hanya terdiam, dia tau apa yang istrinya itu akan lakukan di kamar mandi. Pasti Shani akan menangis karena mendengar perkataan Chika tadi.

"Princess udah makan sayang?"

"Udah ayah, tadi aku mam ayam goreng ditemenin bibi." Ucap Chika.

"Pinter princessnya ayah, muachh. Maaf ya bunda gak bisa temenin kakak dulu sekarang, nanti kalo adek udah lahir pasti bunda kaya biasa lagi sayang." Cio memeluk Chika dari samping. Jujur perasaannya juga sama seperti Shani.

POV Shani

Shani berjalan ke kamar mandi lalu membuka kran air wastafel nya. Dia menangis didepan kaca, sambil melihat dirinya sendiri. Dia merasa bersalah sudah berbohong pada Chika.

Hatinya akan sangat hancur, bagaimana kalau memang Chika mengetahui bahwa dirinya bukan anak kandung Shani dan Cio. Dia tidak bisa membayangkan hal itu. Sungguh sangat menyakitkan baginya.

"Maaafff sayaaangg maafiiinnn bunda kaa hiksss. Bunda selalu bohong sama kakak hikkssss, bunda ga tau harus gimana lagi kak hikss. Sampai kapanpun kamu tetep anak ayah sama bunda ka hiksss...maafff!" Shani terus menangis sambil bergumam sendiri.

POV end

Toktoktok

"Bun, kok lama? Bunda gak papa?"

Terdengar suara dari luar memanggil dirinya.

"Iya sayang sebentar!" Shani segera menghapus air matanya. Dan mencuci mukanya. Tampak sekali bahwa ia habis menangis. Mata yang sembab serta hidung yang memerah. Shani pun memberanikan diri untuk keluar dari kamar mandi dengan keadaan seperti itu.

Hanya Milikku [Greshan+Ch2]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang