Bel pulang sudah berbunyi lima belas menit yang lalu, sekarang Anin dan Jessi sedang duduk di pinggir lapangan, ada tempat duduk khusus untuk menonton pertandingan disana. Gadis itu menunda waktu pulangnya sejenak demi menonton segerombolan laki-laki yang sedang latihan basket. Tentunya ada Rendi disana.
"Semangat sayangku Ethan!!!" teriak Jessi menyemangati pacarnya. Anin tersentak sedikit karena terkejut.
"Anin, semangatin juga dong kesayanganmu itu" kata Jessi menggoda. Anin hanya tersenyum untuk menghadapi godaan dari temannya itu.
Rendi saat ini sedang sangat-sangat keren. Berlarian mengejar bola, mengoper bola, mencetak poin, mengelap keringat. Semua gerakan Rendi terasa begitu mempesona. Badannya yang atletis, rambutnya yang sedikit basah karena keringat, tangannya yang lincah memainkan bola, berhasil membuat Anin betah berlama-lama di lapangan.
"Semangat Rendi!!" tanpa sadar Anin berteriak menyemangati ketika Rendi mulai menggiring bola menuju ring.
Rendi terus berlari melewati satu demi satu lawan yang menghadangnya. Berusaha menembak dari jauh dan masuk. Bola berhasil masuk sempurna ke dalam ring, menghasilkan tiga poin untuk tim nya.
Anin bersorak senang, lalu Rendi menoleh dan menatap Anin, ia tertawa. "Terima kasih!" teriak Rendi sambil memberi jempol pada Anin. Ingin kejang-kejang rasanya Anin saat itu.
"Penggemar Rendi pasti pada cemburu tuh sama kamu, Anin" celetuk Jessi. "Harus cemburu" jawab Anin yang pipinya memerah.
Prit
Pertandingan selesai, tim Rendi memenangkan pertandingan. Para pemain saling bersalaman. Setiap hari Rabu ekskul basket selalu mengadakan latihan serius antar anggotanya. Tim nya selalu diacak namun Rendi selalu menang di tim manapun.
Anin mulai berlari kecil ke pinggir lapangan sambil membawa sebotol air mineral yang dibelinya. Gadis itu menghampiri Rendi yang sedang mengelap keringatnya menggunakan handuk kecil.
"Ini buat kamu, air mineral. Ga dingin, jadi bisa diminum sekarang" ujar Anin. Rendi menerima botolnya lalu meminumnya. "Terima kasih lagi, Anin"
Rendi duduk demi menenangkan deru nafasnya setelah berlarian mengejar bola. Anin ikut duduk di sampingnya. Rendi menatap Anin sebentar. "Kamu suka liat basket ya?" tanya Rendi sekedar basa-basi.
Suka liat kamu. Batin Anin
"Iya, cuma suka liat aja. Mainnya ga bisa, hehe" jawab Anin bohong. Rendi mengangguk paham. "Mau diajarin?" tanya Rendi. Senyum Anin mengembang, keberuntungan sedang menimpanya kali ini. Dengan secepat kilat Anin menjawab "Mau!"
Rendi tersenyum tipis dengan reaksi Anin barusan. "Kalau begitu, tunggu bentar bisa? Mau mandi dulu" ucap Rendi yang bersiap merapikan tas nya. Anin mengangguk.
***
"Hari ini saya bawa motor. Musim hujan gini kalau nunggu jemputan lama. Jadi lebih baik bawa motor sendiri" kata Rendi membuka pembicaraan selagi mereka berdua berjalan menuju parkiran.
"Kita mau kemana?"
"Ke lapangan dekat rumah saya. Disana sepi, tempatnya juga besar. Enak untuk belajar basket" jawab Rendi sembari memberi Anin helm. "Helmnya cuma ada satu, kamu yang pakai aja" katanya.
Sesampainya di lokasi, Rendi langsung mengajarkan Anin cara men-dribble bola baik dan benar. Cara passing dan lay up. Beberapa kali Anin melompat untuk mencetak poin, tapi tak kunjung berhasil. Itu membuat Rendi tertawa karena di matanya Anin begitu menggemaskan.
"Rendi, udahan dulu. Aku capek" ucap Anin sambil berjalan lunglai. "Kamu harus banyak olahraga, Anin"
***
Setelah membersihkan diri, Rendi merebahkan tubuhnya ke atas kasur. Ia teringat paper bag yang diberi Anin. Rendi lekas membuka paper bag itu, ia belum melihat apa isinya sama sekali dan tersenyum saat melihat apa isi paper bag menggemaskan itu. Isinya adalah hoodie miliknya, tiga permen lolipop dan sebuah surat bertuliskan "Hoodie-nya aku kasih parfum biar wangiii ^^"
Rendi mencium aroma hoodie miliknya. Wangi buah.
Tring
Ponselnya berdering, menampilkan nama Anin disana. Rendi senyum-senyum sendiri saat membalas pesan dari Anin sebelum ia tersadar lalu meluruskan kembali ekspresinya. Belum waktunya untuk jatuh cinta, batin Rendi malam itu.
Bersambung...
Ini buat yang penasaran chatnya apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe in Another Life
Teen FictionSeisi kelas, bahkan mungkin satu angkatan tau bahwa seorang Anindiya Giselline menyukai Rendi Atmaja seorang, lelaki sempurna baginya. Segala pendekatan sudah Anin lakukan hingga Rendi berhasil menjadi miliknya. Namun tak disangka banyak kejadian ya...