1

496 26 9
                                    

Liora dan Devri dijodohkan karena masalah bisnis. Devri adalah CEO yang kasar dan dingin. dia tidak menyukai Liora karena dialah alasan dewind harus putus dengan pacarnya

saat dia mengetahui Liora hamil karena itu di luar kendalinya, dia mulai bersikap protektif. meski sikapnya masih dingin, dia tidak akan meninggalkan Liora sendirian.

"diam dan jangan lakukan apa pun!"
perintahnya tegas saat membuatkan susu ibu hamil untuk Liora

Liora menaikkan sebelah alisnya menatap remeh dan juga binggung dengan sikap dev- ehm maksudku suaminya
"emang bisa?"

Devri mengangguk  "aku tahu semua yang kamu inginkan untuk kehamilan dan cara merawat ibu hamil." wajahnya tidak menunjukkan emosi

jawaban yang dilontarkan suaminya justru membuatnya semakin bingung "belajar dari mana?"

wajah Devri sedikit cerah "ah~ aku belajar dari mantan pacarku." dia tampak senang saat membicarakan subjek tersebut

Liora diam sejenak mencerna perkataan suaminya "apa? jadi... mantanmu hamil?"

Devri mengangguk serius "mantanku hamil. tadinya aku akan bertanggung jawab penuh sampai..." ucapannya terhenti. matanya menjadi dingin

"hamil anak siapa?" wajah Liora pun berubah menjadi serius meski di lubuk hatinya dia merasa sedih serta kecewa secara bersamaan

"... mine" kata-katanya sangat dingin dan tajam

Liora hanya terdiam setelah mendengar jawaban yang diucapkan langsung oleh suaminya

Devri menatapnya tajam, tidak berkata apa-apa, menunggunya mengatakan sesuatu terlebih dahulu

"apa kau sudah selesai membuat susunya?" ujarnya mengalihkan pembicaraan mencoba bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan menahan hatinya yang terasa sakit

"ya" katanya dan menyerahkannya pada Liora. dia masih diam, menunggunya bicara dulu

setelah menerima gelasnya Liora segera meminum susu ibu hamil itu hingga habis dan meletakkan gelas di meja lalu berjalan pergi ke kamar dengan Devri yang mengikutinya dan masih diam

setibanya di kamar Liora berbalik menghadap Devri "pergi, aku ingin sendiri. kau.. tidurlah di kamar lain"

Devri mengangguk. tapi... sebelum dia pergi... dia mencium bibir dan...leher Liora... yang tentu membuat Liora marah

Liora mendorongnya dengan perasaan marah, dia sedang bad mood "jangan lakukan itu lagi, pergi" kata 'pergi' yang diucapkan Liora bernada dingin seolah memberitahu jika dia serius

wajah Devri dipenuhi amarah, dan dia meraih lengan Liora dan dengan paksa menarik ke arahnya, menatap seperti orang gila. dia berbisik di telinganya
"kamu tidak perlu bersusah payah untuk menyangkalnya. ini hanya membuatku semakin menginginkanmu."

"aku bilang pergi sialan, apa kau mengerti" Liora sudah tidak bisa menahan kekesalannya

Devri mendorong Liora ke dinding, menjepitnya ke dinding. dia menciumnya dengan penuh gairah. Liora dapat merasakan panas naik ke seluruh tubuhnya

"bagaimana aku bisa meninggalkanmu sendirian? aku merasa hatiku sekarat jika tidak bersamamu." suaranya parau

"jika kau tidak mau pergi yasudah, aku saja yang pergi kalau gitu" ujarnya dengan dingin dan mendorong devri dan berjalan menuju pintu kamar

Devri mengikuti Liora. dia melingkarkan tangannya di pinggang Liora dan berbisik di sambil mencium lehernya
"aku tidak ingin membuatmu merasa tidak nyaman. tapi tubuhku merindukanmu. aku tidak bisa menahannya. kamu adalah istriku. kamu milikku"

"diam, aku sedang bad mood"

Devri mengabaikan kata-kata itu "aku punya cara yang bagus untuk menenangkan suasana hatimu yang buruk" ucapnya sambil memeluknya erat

TBC
tunggu cerita selanjutnya okeyy😉

ArmeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang