Part 2 : Pengagumku Kah?

23 0 0
                                    

Butuh waktu 3 detik untuk bilang I love you, butuh waktu 3 jam untuk menjelaskannya, dan butuh waktu selamanya untuk membuktikannya. Jadi, bisa langsung cium aku aja gak?

*****

Fidia memikirkan obrolannya bersama salah satu teman dekatnya di SMA, yaitu Jemil.

(Flashback)

"Hai Fid, sorry gak angkat telponnya tadi. Gue baru pulang habis jalan sama Yoga,"ujar Jemil.

"Ish, gue frustasi banget deh! Gue mau punya pacar, Mil."

"Hahahaha, masih aja nih pembahasan gak kelar-kelar."ujar Jemil disertai tawa mengejek.

"Ih kok lo malah ngetawain gue sih, tau gak sih tadi pagi gue ditinggalin sama teman-teman gue. Mereka semua berangkat bareng pacarnya masing-masing, sue."ujar Fidia kesal.

"Yaudah kalau gak, lo download dating apps aja."

"Ih gak mau, gue kan mau kenalannya secara alamiah. Kalau dibuat-buat kayak gitu, jadi gak seru nanti pacarannya."

Saran seperti ini sebenarnya sudah didapatkan Fidia dari dulu, namun jawabannya selalu sama. Ia menolak.

"Ah ribet lo, emangnya cowok kedok gak ada yang tipe lo kah?"

"Ada sih, cuman kan mereka juga mana mau sama gue. Lagian gak ada yang anggap gua spesial juga kayaknya,"ujar Fidia sambil membayangkan muka-muka temannya.

"Lo nya aja kali yang kurang peka,"

Setelah Jemil mengatakan hal itu, ia mulai melakukan rekayasa kejadian-kejadian yang sudah ia lalui. Naas, tidak ada satu pun laki-laki di jurusannya yang memerlakukannya dengan spesial.

"Gak ada mil, sumpah deh. Eh ada Raihan deh, tapi gue gak tahu juga dia suka sama gue atau gak." Fidia mulai menjelaskan hal-hal apa saja yang sudah pernah terjadi dengannya dan Raihan.

Jemil pun mulai menerka-nerka dan menganggap ini adalah angin segar untuk sahabatnya.

"Gue yakin banget kalau gitu, si Raihan pasti suka sama lo. Anjir kok lo gak nyadar sih,"

"Ah masa iya?" Fidia mulai tersenyum membayangkannya.

Ia merasa memiliki secret admirer yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

"Asik teman gue bentar lagi punya pacar nih,"ujar Jemil mengejek.

Mereka berdua pun menertawakan hal tersebut. Obrolan pun berlanjut dengan topik masalah-masalah kuliah lainnya.

(Off)

Pagi cerah di hari ke-2 minggu ini, sudah dipastikan Fidia akan langsung meminta kepastian dari Raihan.

Tidak seperti hari sebelumnya, Fidia berjalan bersama ketiga temannya untuk menuju kampus disertai canda tawa.

Sesampainya di kampus, Fidia tersenyum centil ketika matanya bertabrakan dengan Raihan. Sedangkan Raihan sendiri merasa hal aneh akan segera dia dapatkan.

"Hai Rai,"

"Hai Fid, kenapa deh lo pagi ini?" Raihan tidak mau menunggu lebih lama untuk menuntut kejelasan.

"Hehe, gue dah tau. Maaf banget ya, gue kurang peka."ujar Fidia sambil cengengesan disertai sedikit menyenggol lengan Raihan.

"Hah kenapasih lo?"

"Ck, yaudahlah daripada kelamaan. Lo cinta gue kan? Ngaku lo,"ujar Fidia sambil menunjuk muka Raihan.

"Hah?" Belum sempat Raihan menjawab, teriakan aslab sudah memaksa mereka untuk memasuki ruangan laboratorium.

KiklokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang