💐 34

42 3 9
                                    


• Revival •

•••

Lima wanita yang sudah merencanakan liburan selama setahun lamanya itu akhirnya tiba di tempat tujuan mereka. Mulanya, Sojin yang berencana mengurus semua akomodasi yang akan mereka gunakan selama berlibur dan bahkan sudah melakukan proses sewa villa pantai, namun kenyataannya, akibat berita serta perizinan dadakan yang dilakukan Ayeong pada suaminya di malam dua hari yang lalu, semua akomodasi berakhir di urus secara bersih oleh suami Ayeong alias Bapak Jung Byounggon.

Uang sewa villa pantai yang sudah mereka bayarkan pun kembali. Bukan hanya uang sewa, semua pengeluaran yang sudah mereka lakukan untuk akomodasi selama dua hari satu malam itu kembali seutuhnya.

Sebagai informasi, villa pantai yang ingin mereka sewa itu jadinya di beli langsung oleh Byounggon malam itu juga, sehingga villa yang akan ditempati oleh kelima ibu rumah tangga itu adalah milik keluarga Jung sekarang. Semuanya telah tersedia, mulai dari hal-hals besar hingga hal-hal kecil yang pastinya akan sangat memudahkan liburan mereka berlima.

Meski empat dari mereka tau bagaimana kehidupan keluarga Jung, tetap saja mereka akan selalu terperangah akan semua yang diberikan suami Ayeong itu hanya demi liburan sebentar dan sederhana mereka. Semuanya tidak bisa lepas dari rasa tercengang. Dan Ayeong, hanya bisa tertawa-tawa kecil melihat tingkah teman-temannya mengenai apa yang sudah dilakukan suaminya untuk liburan mereka itu.

“Sudah ih, nikmatin aja liburannya. Jangan gitu. Kalau kalian masih begitu, lain kali aku bakal tolak tawaran Kak Byounggon.”

Haneul menggeleng keras, “Jangan Yeong. Kalau kita bisa di akomodasi lagi, kan, lumayan ya. Hehehehe."

Dan Nari memukul bahu Haneul seketika itu juga, “Please, Haneul.”

“Astaga kalian. Sudah sudah. Yang penting, di nikmatin aja. Ayo, cepat bongkar barang kalian. Kita langsung to do list dari daftar pertama rencana liburan kita. Let’s go!

💐💐💐

“Semalam gue gelisah, sumpah.”

Yonghee menoleh kearah samping, begitu juga Jinyoung, Hyunsuk dan Byounggon yang langsung menengok kearah belakang. Keempatnya, kompat menempatkan jari telunjuk di depan bibir, mengisyaratkan mengenai suara keras Seunghun yang cukup untuk membangunkan bocah-bocah kecil yang tengah tertidur di pangkuan mereka masing-masing.

Dari urutan kursi depan, dimana ada Byounggon yang memangku Iseul-Insu, Hyunsuk yang memangku Hanjae, Jinyoung yang hanya memangku Yejun sementara Sejun memilih untuk dipangku oleh Yonghee, dan terakhir Seunghun yang tentu saja bersama putri paling lucu sedunianya. Ah, jangan lupakan Jungyu yang malam ini menjadi sopir mereka semua, dan hampir saja menjadi tempat bergelung Insu, jika saja Byounggon tidak menarik putra kecilnya sambil menjelaskan bagaimana pamannya itu tidak bisa memangku seseorang sambil mengemudikan mobil.

Ke enam anak itu sedang tertidur, wajar, karena mereka pergi di malam hari dimana jam bahkan hampir menunjukkan waktu lewat tengah malam saat ini. Tidak, jika di lihat pun, jam yang tertera di dasboard mobil yang sedang mereka tumpangi sudah menunjukkan pukul dua lewat beberapa menit dini hari. Ya, dini hari.

Seunghun mengulangi ucapannya, sekarang dengan nada berbisik dan mendapat sahutan Hyunsuk dari kursi didepannya, “Berlebihan lo,” kemudian kepalanya ia luruskan ke depan, bermaksud menujukan ucapannya lagi untuk Byounggon yang cukup kesulitan dengan dua orang anak di pangkuan, “Lagian lo sih, Gon, padahal hari libur ternyata tetap ada kerjaan. Jadinya kita nyusulnya kemalaman. Eh, bukan salah lo, salah Jungyu.”

[✓] Revival (Sequel of Strange Place) || CIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang