Jangan lupa beri 💬 dan tekan tombol 🌟
Ya!Happy reading guys!!
****
Felicia meregangkan badannya sejenak setelah melakukan pemanasan bersama Alan.
"Kita pakai senjata at- Mas!" seru Felicia melihat Alan yang membuka baju.
"Apa sayang?"
"Ngapain buka baju? Mas kebiasaan banget sih!"
Alan memandangi Felicia kemudian melempar pakaian yang dipakainya kekursi membuat Felicia melotot mata seram pada suaminya itu. Alan tergelak melihat itu.
"Biasa aja mandangnya sayang, dari pada basah kena keringat, kalau kaos Mas oke aja sih, tapi itu kemeja loh, gerah kalau pakai itu, lagian juga kamu gak pakai kerudung," ucap Alan sambil membelai dan mengambil beberapa helai rambut istrinya itu dan menciumnya.
"Gak usah mulai, lagian cuma kita berdua, aman kok," ucap Felicia menepis pelan tangan Alan, melepas ikatan rambutnya dan menyanggul rambutnya itu.
"Kamu gak curiga ada mata-mata gitu? Kamera tersembunyi?" tanya Alan menyerengit tak suka dengan reaksi santai istrinya itu.
"Hm, Mas pikirin aja sendiri, mata dan telinga Cia di DE gak terhitung dan... keamanan BD yang begitu aja bisa Cia tembus," ucap Felicia dengan gerakan cepat melancarkan tinjunya kearah Alan yang segera ditangkis oleh Alan, "apa anda sedang meragukan istri anda ini, Tuan Adijayaku sayang?"
Alan tersentak saat Felicia kembali menyerangnya, dia menangkis serangan itu dengan cepat membuat Felicia melompat melewatinya dan mendarat tepat dibelakang Alan.
Alan tertawa mengusap wajahnya sambil mengusap rambutnya kebelakang, Felicia tersenyum mendengar tawa tersebut, itu bukan tawa saat mereka sedang becanda ataupun saat suaminya itu berhasil membuatnya marah tapi tawa kesenangan sisi lain seorang Alan Vegar Adijaya sebagai pria kejam tak berperasaan.
"Oke sayang kamu benar. Ya aku gak bisa mengabaikan Nyonyaku ini, tapi sayang kita belum sepakat loh, tangan kosong atau pakai senjata?"
"Pembicaraan kita bakal panjang bukan? Lagian kita udah lama gak latihan tangan kosong gini. Come on baby," ucap Felicia sambil tersenyum miring.
Salah satu alis Alan terangkat mendengar itu dia terkekeh kemudian balas menyerang Felicia yang dengan gesit menghindar.
"Good kecepatan kamu makin bagus hm? Belakangan ini kamu sering latihan?" tanya Alan.
"Gak juga, jadi yang mau Mas bahas apa?"
"Banyak sih mau yang mana dulu hm?" tanya Alan menangkis setiap serangan Felicia, "tentang Ay dulu?"
"Tentang ulang tahun Ay?" tanya Felicia menghindari serangan Alan.
"Kalau ulang tahun Ay Mas rasa udah kita bahas deh. Beberapa minggu lalu Mas nyuruh Neandro ke Jerman."
"Neandro? Arwah yang katanya penjaga Mas itu."
"Iya, kamu udah pernah baca? Tentang Adijaya?" tanya Alan mengingat istrinya itu sangat suka meneliti tentang keluarga rumit mereka.
"Boro-boro, buku keluarga Adijaya aja belum dapat kan Mas sembunyiin," ucap Felicia sambil menendang Alan.
Satu alis Alan terangkat mendengar itu, tangannya dengan sigap menahan serangan Felicia.
"Mas kirain kamu bakal minta bantuan sama buku yang sering kamu ajak ngomong itu. Ci, ini kenapa semua bela diri kamu gabungin sih!" seru Alan kesal sambil menangkis serangan Felicia.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Felicia (Slow Up)
Mystery / ThrillerTeka-teki membingungkan, trik licik yang mengelabui, permainan pikiran serta sebuah dendam. Semuanya mulai terungkap, dia masih memainkan beberapa trik sebelum dia mengakhiri permainannya, sesuatu yang tak terduga, itu semua terjadi karenanya. Dan s...