Soal Kopi | ×Kaguma×

457 43 5
                                    

Req: Kiyu_soker
Genre: Fluff
AU: ChildhoodFriend AU + Date AU; Coffee AU

---

Sorry banget kalo ini lama. Author ngubah2 terus konsep ceritanya🤧 And, this story is fucking long (4k+ word)

---

"Hey, lu mau gak ke kafe?"

Tawar seorang pria kepada temannya yang sibuk bekerja, menatap layar terang komputer. "Gak. Masih sibuk."

"Butuh kopi, gak?"

"Dah gua bilang gua gak suka kopi," tegas Kaguma terakhir kalinya dengan perasaan kesal.

"Dih, aneh banget yak, seumuran gini ada yang gak suka kopi."

"Yaelah, kalo Kaguma gitu mah, hobi minum susu dot dia," ledekan Kevin benar-benar membuat tawa semua orang meledak, mengisi ruangan kerja dengan kubik-kubik itu.

Kaguma—orang yang jadi topik pembicaraan rekan-rekannya itu hanya memasang wajah cemberut. Selalu saja mereka meledek Kaguma yang tak suka—atau sebenarnya benci dengan kopi.

Memang betul kata Marvel, aneh melihat jika ada orang jaman sekarang tidak suka kopi. Orang anak SMP saja banyak yang sudah minum kopi. Di zaman modern ini pun, kopi mulai lazim dicampur dengan susu atau gula sehingga rasanya tak terlalu pahit lagi.

Tapi Kaguma tetap kukuh. Ia paling tak suka diajak, aroma kopi bukan favoritnya saat masuk ke kafe. Hal apa yang bisa dirasakan dari pahitnya kopi? Sudah cukup pahitnya kehidupan dia ini.

"Lu kalo gak kuat begadang gak usah dipaksa, Gum."

Kaguma mengerjap-ngerjap matanya, rupanya sudah melihat rekan-rekannya pulang dari kafe. Mereka memilih membawa kopi ke kantor, berniat lembur.

"Yaelah, semua orang kuat aja kalo begadang, asalkan minum kopi!"

Lagi-lagi kopi, lagi-lagi kopi. Lama-lama mau Kaguma giling aja nih rekan-rekannya. Enak kali ya bikin kopi warna merah terus ada ekstra daging-dagingnya juga.

"Nah, gua kasih yang gak kerasa bangetlah pahitnya. Cobain aja, Gum."

Malik memberikan sebuah botol berbentuk kotak, bertuliskan Latte. Kaguma tetap merasa ogah, melihat tampilannya sudah sangat tak berselera. Tapi, Kaguma anak baik dan ̶b̶u̶k̶a̶n ̶t̶i̶t̶i̶s̶a̶n ̶s̶u̶k̶u ̶R̶o̶h̶i̶n̶g̶y̶a ̶y̶a̶n̶g ̶s̶u̶k̶a ̶b̶u̶a̶n̶g-̶b̶u̶a̶n̶g ̶m̶a̶k̶a̶n̶a̶n ̶d̶a̶n ̶m̶i̶n̶u̶m̶a̶n. Ia hanya menyimpannya dalam tas, akan memberikannya ke orang lain.

---

Kapan kah hati Kaguma terbuka untuk meminum kopi? Di saat mereka beramai-ramai pulang tengah malam sehabis lembur. Kaguma hanya bebarengan dengan mereka. Namun melihat kafe yang biasa rekan-rekannya datangi, Kaguma sontak ̶d̶i̶s̶e̶r̶e̶t diajak masuk ke kafe itu juga.

"Woi, Vin! Jangan tarik-tarik dasi gua!" Kaguma menarik kembali dasinya dan merapikannya. "Kalian napa ngajak gua juga?!"

"Ayolah, Gum. Sekali-sekali aja ke sini~"

Terus mendapatkan dorongan dari belakang, mau tak mau Kaguna masuk ke kafe tersebut, suara gemerincing lonceng terdengar menandakan ada pelanggan yang datang.

Kaguma disambut dengan pemandangan kafe yang sederhana, meja dan kursi kayu, dan sebuah konter panjang untuk para barista, mesin-mesin kopi terlihat, papan-papan daftar menu tergantung. Dan terdapat beberapa lukisan untuk menambah unsur estetika.

Setangkai Mawar Sebelum Tidur🌹 |=Ytmc x Readers! AU=|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang