Dibuat mematung, tubuhnya seolah membeku, bahkan darahnya seolah berhenti mengalir saat Salma mengatakan jatuh cinta padanya membuat Rony tak mampu berkata-kata.
"Ron..Rony..boleh kan gue jatuh cinta sama lo?" Tanya Salma
"Enggak boleh Sal, lo enggak boleh jatuh cinta sama gue, apa yang lo rasain sekarang itu karena sikap gue yang mungkin terlalu berlebihan disaat hati lo sedang patah tak beraturan, perasaan lo saat ini itu semu Sal, cinta sesaat, percaya sama gue." Tutur Rony
"Sekarang jauh lebih baik lo fokus menenangkan diri, selesaikan masalah lo sama Diman, segala sesuatu yang dimulai dengan baik, tentu harus diakhiri dengan baik pula ya, jangan mikirin apa-apa lagi, kasih waktu hati dan pikiran lo untuk bisa bernafas sejenak dari hiruk pikuk dunia percintaan ya." Pinta Rony
"Tapi gue boleh kan jadi sahabat yang punya rasa suka sama lo Ron?" Tanya Salma
"Siapa aja boleh berteman, bersahabat sama gue, termasuk lo Sal, dan soal rasa suka, semua orang berhak punya rasa suka, gue ini manusia biasa yang enggak bisa mengendalikan semua yang gue mau, jadi soal rasa suka lo sama gue, itu hak lo, gue enggak ada hak ikut campur sama perasaan lo, tapi satu hal yang harus lo tau Sal, semakin lo dekat sama gue, gue bisa jamin semakin pula Diman berulah supaya lo bisa balik sama dia." Tutur Rony
"Kalau gue enggak mau dia bisa apa?" Tanya Salma
"Dia bisa apa aja Sal, dia punya harta dan dia punya kuasa jadi yang jelas dia bisa melakukan apa saja sesuai dengan keinginannya." Tegas Rony
"Termasuk mencabut beasiswa gue, lo boleh suka sama gue, semua orang juga boleh suka sama gue, tapi bukan berarti karena rasa suka lo itu lo hancurin masa depan gue Sal, jadi sebelum semuanya semakin enggak karuan, gue berharap lo bisa berpikir seribu kali soal rasa suka lo itu." Tutur Rony
"Tidur ya, ini udah dini hari, gue juga mau istirahat, selamat malam Salma." Pinta Salma
"Gue bantuin ya Ron." Ucap Salma
"Enggak usah Sal, tidur aja, gue bisa sendiri kok." Ujar Rony lalu beranjak berjalan menuju ranjangnya dan setibanya di ranjangnya tak lupa iya menutup tirai disekelilingnya yang membuat Salma menatapnya dengan sendu.
"Maaf Sal, maaf gue enggak bisa terima rasa suka dan cinta lo itu, selain gue cukup tau diri, gue juga enggak mau beban pikiran dan rasa ketakutan lo bertambah, sekali lagi maafin gue ya Sal." Batin Rony sembari mencoba menutup matanya yang sebenarnya tak ada sedikitpun rasa kantuk dalam dirinya.
Mendapat penolakan dari Rony membuat Salma terdiam dan meneteskan air mata, salahkan jika ia mengungkapkan apa yang sedang ia rasakan tentang kehangatan hatinya saat bersama Rony? Apa ini terlalu cepat sehingga cukup mengkagetkan Rony? Apa rasa cintanya ini salah? Apa mungkin kehadirannya dalam hidup ini sebuah musibah bagi Rony? Banyak pertanyaan yang kini berputar dalam otak Salma menemani kesendiriannya di ranjang ruang perawatan Rony.
Tak hanya tentang Rony yang kini menemani lamunan Salma, tapi juga tentang Diman dan kuasanya yang membuat Rony memintanya untuk berpikir kembali tentang perasaannya, hal itulah yang membuat Salma cukup berpikir keras, tak pernah Salma sangka bahwa cerita tentang harta dan tahta adalah segalanya nyatanya benar adanya.
"Kalau emang kuasa Diman yang buat lo ragu untuk buka hati buat gue, gue akan pastikan kuasa dia dapat gue kendalikan dan enggak akan merugikan siapapun termasuk lo Ron." Batin Salma sembari mencoba menenangkan dirinya dengan mencoba mengistirahatkan tubuhnya dengan perlahan memejamkan matanya.
*******
Waktu terus berputar, matahari pagi tampak bersinar terang, bahkan begitu menyinari jendela ruang perawatan Rony yang membuat Salma mengerjapkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTARA (SEGERA TERBIT)
Teen FictionHari sial Salma Rania Altharena membuatnya bertemu dengan Rony Gallendra Madaharsa, hingga keduanya terlibat dalam situasi dan kondisi yang melibatkan perasaan mereka. Akankah keterlibatan perasaan keduanya akan membuat mereka berlabuh dalam cinta...