🦊🐧
...
"Sunghoon-a, bisa kau gantikan Beomgyu hari ini untuk mengantarkan pesanan rutin ke Géant. Hari ini dia tidak bisa datang bekerja karena ibunya sakit"
Sunghoon yang sedang mencuci piring-piring kotor lantas menoleh kepada kepala koki restoran tempat ia bekerja. Namanya Song Eunseok, pria tampan berusia 30 tahun yang sudah 4 tahun bekerja sebagai kepala koki.
"Ne, aku akan pergi mengantarakannya" balas Sunghoon dengan senyum cantiknya. Senyum cantik yang sudah Eunseok kagumi sejak pertama kali mereka bertemu.
"Baiklah kalau begitu. Semuanya akan siap dalam 20 menit, kau bersiap-siaplah".
Park Sunghoon, wanita cantik berambut panjang, kulitnya seputih susu serta tubuhnya yang ramping. Siapa yang tidak akan terpesona dengan wanita berusia 28 tahun itu. Pekerja keras serta bertutur sopan dan santun kepada semua orang juga merupakan nilai plus yang ia punya. Selama ia bekerja tidak sedikit orang yang dengan terang-terangan menyatakan cinta padanya. Namun berkali-kali juga Sunghoon harus mengatakan kalau ia tidak bisa menerima perasaan mereka dengan alasan dirinya tak pantas untuk itu.
Baiklah, kembali lagi pada Sunghoon yang kini sudah berdiri di depan gedung Géant dengan satu kotak berukuran lumayan besar di kedua tangannya yang berisi makanan pesanan. Iya, Géant yang merupakan perusahaan besar ini memang sudah rutin memesan makanan dari restoran tempatnya bekerja, jadi karena Beomgyu sedang izin jadilah dia yang menggatikananya.
"Permisi, aku ingin mengantarkan pesanan dari restoran La Rose" ujar Sunghoon padah salah satu satpam yang berdiri di depan pintu.
"Oh, tumben sekali yang mengantarkan berbeda. Mari silahkan masuk" balas si satpam sembari mengantarkan Sunghoon ke dalam gedung tinggi itu.
Dari lantai dasar dia harus menaiki lift hingga ke lantai 15 yang ternyata adalah lantai para petinggi perusahaan. Disana Sunghoon di minta untuk menyusun segala jenis makanan ke pantry agar para petinggi bisa langsung mengambilnya sendiri.
Oke, itu hal yang mudah
"Baik nona, saya pamit untuk kembali ke bawah. Anda mengingat jalannya bukan ?"
"Ne, aku mengingatnya. Terima kasih atas bantuannya" seru Sunghoon sembari membungkuk hormat pada satpam yang sudah membantunya.
"Nah Park Sunghoon, mari selesaikaan pekerjaan ini dengan cepat lalau kembali ke restoran" serunya lagi setelah satpam pergi meninggalkannya.
Dengan cekatan Sunghoon menyusun semua makan di atas meja, bibirnya bersenandung kecil untuk mengusir kesunyian dari pantry tempatnya bepijak. Mungkin karena ini masih jam kerja jadi tempat ini masih sepi. Begitu pikir Sunghoon
"Akh, sssh"
Pergerakan tangan Sunghoon terhenti saat tak sengaja ia mengdengan suara orang lain tak jauh darinya. Dengan rasa penasaran ia melangkah perlahan-lahan menuju asal suara.
Dan benar saja, seseorang yang berdiri di depan dispenser terlihat mengibas-ngibaskan tangan kanannya sembari mendesis perih. Entah keberanian dari mana Sunghoon lantas berjalan cepat menghampiri orang tersebut.
"Astaga, tangan anda tersiram air panas" pekik Sunghoon.
Dengan cepat ia menarik tangan pria itu untuk mengikutinya. Begitu sampai di depan westafel Sunghoon lantas menyalakan air keran dan mengarahkan tangan pria itu agar terguyur terus menerus dengan air dingin.