Yerim perlu memikirkan kembali keputusannya bergaul dengan dunia malam setelah apa yang terjadi. Hanya dengan dua kali teguk, dia mabuk berat. Hal terakhir yang bisa ia ingat adalah terpilihnya Sungchan sebagai raja dan dirinya bersama Jeno yang harus minum satu gelas wiski lagi, sloki kedua setelah sebelumnya dia kalah oleh Bomin. Cepat sekali efek sampingnya, dia tidak ingat apapun setelah itu. Meskipun ada yang teringat, itu hanya hal-hal yang tidak ia inginkan. Menari seperti orang gila, meraba-raba tubuh para lelaki sampai berciuman dengan ... entah siapa.
Tidak cukup sampai disitu, penyesalan mengikutinya ketika gadis itu membuka mata dan menemukan Bomin tertidur pulas tanpa busana di sebelahnya. Tentu saja akhir ini sudah bisa ditebak. Tidak mungkin pemuda itu melewatkan kesempatan emas memanfaatkan dirinya yang mabuk untuk sebuah seks gratis. Tipikal lelaki buaya.
Kepala Yerim terlalu sakit untuk bangun yang mendadak. Dia tidak mampu mengangkat kepalanya sama sekali. Matanya juga perih, entah berapa lama dia tertidur. Seluruh tubuhnya terasa kaku dan Bomin menguasai sebagian besar pergerakannya dengan memeluk.
Dengan hanya mengintip, Yerim mencari tahu waktu. Dia mencoba melihat jendela, sepertinya matahari sudah bersinar. Di ruangan ini ada jam, tetapi benda itu berada di balik punggung Bomin, sulit melihatnya dari posisi itu. Ponsel? Entah benda itu di mana. Jangankan ponsel, pakaiannya pun entah berada di mana. Mungkin mereka berada di lantai.
Setelah beberapa waktu, Yerim akhirnya menyadari kalau dia berada di apartemen Bomin. Dia tidak dibawa ke apartemen Hyunjin. Itu berarti, pemuda itu menginvasi dirinya sendiri malam ini.
Apanya yang mempengaruhi Hyunjin? Bajingan ini hanya memikirkan egonya saja.
Tidak cukup sakit di kepala, bagian bawah tubuhnya juga perih. Sialan memang Choi Bomin. Pasti dia menggunakan tubuhnya seperti orang gila.
Yerim mencoba untuk bangun dari kasur karena berniat untuk membersihkan diri. Dia punya kelas jam 11 siang. Entah apa masih sempat mengejar kelas itu sekarang. Dia harus mencari ponselnya agar tahu sekarang jam berapa.
Tangan Bomin yang memeluk tubuhnya ia singkirkan perlahan. Dia tidak ingin membuat pria itu bangun. Seharusnya Bomin tidur seperti batang pohon, tidak akan mudah dibangunkan.
"Kau mau ke mana, Sayang? Ini masih terlalu pagi."
Oh, sial. Dia bangun.
Begitu Yerim mengangkat kepala untuk menatapnya, dia menatap mata Bomin yang terbuka lebar.
"Kau sudah bangun?" tanya Yerim sok polos, berpura-pura senang padahal dirinya sangat muak dengan pemuda ini.
"Sudah, sejak lima belas menit yang lalu. Tapi karena kau masih tidur, jadi aku diam saja," jawabnya santai. Pemuda itu kemudian mengeluarkan ponselnya yang ternyata ia sembunyikan di bawah bantal. "Saat tidur kau terlihat sangat lucu. Jadi aku mengambil beberapa foto," lanjutnya dengan bangga seraya memperlihatkan gambar yang dia ambil.
"Kau foto aku?"
"Video juga." Bomin kemudian memperbaiki posisi berbaringnya. Dia berselancar bebas di ponselnya, mencari hal yang dia sebutkan, tanpa peduli mata Yerim membulat ketika mendengar kalimatnya barusan. "Kau membuat video yang sangat bagus. Aku langsung punya banyak bahan untuk aku unggah nanti."
"Unggah? Kau gila?"
Umpatan Yerim justru membuat Bomin keheranan. "Kau menyebutku gila?" Dia menyeringai, "kau harus sadar diri, Sayang." Dia mencuri kecupan di dahi gadis itu. "Kau yang kesurupan semalam."
Seperti disambar petir di siang bolong, Yerim terkejut bukan main. Menggila? Dia tidak suka dengan bagaimana Bomin memilih kata itu untuk mendeskripsikannya. Apalagi dengan tawa dan seringaiannya yang sangat mencurigakan. Dia tak bisa percaya dengan pemuda itu sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GAMBLER 2: Big League🔞 | TXT & EN-
Fiksi Penggemar🚫PLAGIAT ADALAH TINDAKAN KRIMINAL🚫 HOTTER, BADDER, BRAVER Kim Yerim bersama kawan-kawan barunya memutuskan untuk membalas dendam pada orang-orang jahat di masa lalu. Namun, akankah semua berjalan sesuai rencana? .Kim Yerim (OC) .Lee Heeseung (ENHY...