NvJ Part 59

505 52 3
                                    

Happy reading all 🥰

          Jangan lupa vote + comen ✨

Spam comen juga!!! Awas aja kalo enggak 🤧


     (Tandai kalo ada typo!)










Kebayakan orang, yang namanya pengantin baru pasti masih malu-malu ataupun saling tebar keromantisan, bagi yang menikah karena saling mencintai. Tapi lain hal dengan pengantin baru yang satu ini. Bukannya mereka saling tebar keromantisan, malah saling adu mulut.

Bahkan mareka tak malu-malu untuk menunjukkan keributan mereka di tengah-tengah para keluarga dan sahabat mereka yang tengah sibuk untuk mengatur pernikahan sahabat mereka.

Bahkan, yang akan menikah saja tidak seheboh mereka. Tapi kenapa mereka bisa seheboh ini?

"Ini tuh dekorasi pernikah impian aku tau!"

Mirza menghela nafas berat untuk kesekian kalinya, karena merasa pusing dengan kelakuan istrinya yang sangat susah di beri tahu. Padahal belum ada dua puluh empat jam mereka menikah, janjinya sudah lupa.

"Arv--"

"Sayang!" Potong Arvi cepat.

Lagi-lagi Mirza menghela nafas untuk kesekian kalinya. Sejak tujuh jam yang lalu mereka sah menjadi suami istri, Istri kecilnya itu sudah memberikan nama panggilan sayang untuk mereka.

"Sayang mak--"

"Aaa Mas Mirza~ aku kan jadi malu." Arvi menutup wajahnya sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya salting.

Padahalkan, dia sendiri yang minta untuk dipanggil sayang. Eh, dia juga yang salting.

"Jadi Pengen nampol mukannya!" Geram Nur yang sedari tadi menonton perdebatan pengantin baru itu. Setelah berdebat, pasti langsung malu-malu meong.

"Bilang aja iri. Wleee~"

Nur berdecih mendengar itu.

"Udah ya sayang, men--"

"Aaaa Mas Mirzaaa~"

'Kan, 'kan, 'kan, terjadi lagi malu-malu meong untuk part kesekian kalinya!

"Udahlah za, biar gue yang Ngomong aja sama ni orang satu! Males banget gue liat muka dia yang sok malu-malu kucing itu!" Akhirnya, Nur angkat bicara juga.

Mirza mengangguk setuju. Sedangkan Arvi, mukannya sudah berubah menjadi cemberut.

"Heh, dengerin gue ngomong ya!" Kata Nur pada Arvi. "Ini tuh yang mau nikah Ana sama Nabila. Jadi lo nggak usah sok-sokan ribut milihin dekorasinya, kalo ujung-ujungnya itu cuma buat menuhin ekspetasi tentang impian pernihakan lho itu!"

Mata Arvi berkaca-kaca, dan dia langsung memeluk lengan Mirza dengan manja.

"Mas Mirzaa~" adunya.

Mirza yang paham akan keinginan istrinya yang belum terpenuhi itu,  langsung berusah menenangkan dengan cara mengelus lembut pucuk kepala Arvi.

"Maaf ya, dream wedding mu jadi hancur karena aku." Sesal Mirza.

Arvi hanya diam dengan tangan yang semakin erat memeluk Mirza.

Jujur saja, Dia amat sangat sedih karena dream wedding nya tidak terwujud. Tapi jika tidak seperti kemarin, dia juga sedih karena tidak bisa menikah dengan Mirza.

Padahal kalau Arvi percaya akan takdir, Dia tidak seharusnya merasa takut akan kehilangan Mirza. Karena jika mereka di takdirkan berjodoh, percayalah mereka pasti akan bertemu lagi meskipun terpisah akan jarak yang sangat jauh.

NANAS vs JAMBU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang