𖤓04⸙

61 12 4
                                    

ִ ࣪𖤐𖤓𐦍 Noah membuang wajahnya ke samping, menghindari kontak mata dengan Lorcan yang berada tepat di sebrang sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ִ ࣪𖤐𖤓𐦍 Noah membuang wajahnya ke samping, menghindari kontak mata dengan Lorcan yang berada tepat di sebrang sana.

Maisie dan kedua anaknya tengah makan siang.

Lorcan sudah tiba di rumah tiga hari yang lalu.

Dan sudah tiga hari Noah mendiami Lorcan. Maisie bingung harus senang atau tidak.

Maisie senang karena sudah tiga hari suasana rumahnya sangat tenang dan sunyi; namun di satu sisi ia tidak ingin melihat kedua anaknya perang dingin seperti ini.

Lorcan sudah meminta maaf ratusan kali namun tetap tak di hiraukan oleh Noah.

Semua ini terjadi karena Lorcan pulang tidak tepat waktu. Noah kesal karena Lorcan sudah membuatnya khawatir setengah mati, ia sampai menangis semalaman hanya karena memikirkan kakaknya.

Noah rela menahan diri untuk tidak memeluk tubuh Lorcan yang sangat ia rindukan.

Ohh ayolah! Noah sedang belajar untuk menahan diri! ia lelah dengan dirinya yang gampangan.

Jadi ia menantang dirinya sendiri dan ia berhasil menahan dirinya selama 3 hari.

Maisie bangkit dari duduknya sambil membawa piring bekasnya untuk di cuci. Membiarkan kedua anaknya berduaan di meja makan.

Setelah mencuci piring Maisie pamit untuk mengajak Lily jalan-jalan sambil melihat keadaan kebun.

Lorcan dan Noah butuh waktu berdua, ini masalah mereka dan Maisie tidak mempunyai hak untuk ikut campur.

Noah merasa sedikit panik karena Maisie meninggalkannya dengan Lorcan.

Sangat canggung...

Noah yang merasa pertahanannya mulai terancam memutuskan untuk pergi ke kamar setelah mencuci piring, sungguh ia ingin memecahkan rekor merajuknya sampai seminggu!

Namun Noah kalah cepat.

Lorcan menghadang dirinya yang hendak pergi dari dapur. Tubuh tegap di depannya tidak membiarkan tubuh mungilnya lolos.

Lorcan sialan!

"Kau sudah merajuk selama tiga hari, Noah. Sampai kapan kau seperti ini?" Lorcan sebisa mungkin melembutkan nada bicaranya.

Mencoba meredam emosi di dalam kepalanya yang sudah meledak-ledak akibat di diami oleh Noah.

Lorcan menatap melas adiknya yang tengah menunduk, bahkan Noah tidak menatapnya.

Semarah itu adiknya sampai tidak menatapnya sedikitpun.

Noah tetap menunduk dan menutup rapat mulutnya. Lorcan sedikit tersulut emosi karenanya.

"Aku sedang berbicara, Noah. Setidaknya tatap aku jika tidak mau menjawab."

Tubuh Lorcan perlahan terbakar oleh amarah, namun sebisa mungkin ia menahan diri.

EMEOSEON [HaruKyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang