***
Sekarang Shani tengah terdiam di mobil orang yang tadi dia cium depan banyak paparazzi dan bahkan orang itu mencium balik tepat di bibirnya.
Shani tidak tahu namanya siapa, asal usulnya dari mana, tapi sekarang dia terjebak dengannya. Setelah kehebohan yang dia ciptakan sendiri di depan paparazzi, dia dan orang yang ada di sebelahnya sekarang ini berada di dalam mobil milik orang itu.
Mereka juga tidak lagi di basement mall, karena orang itu Shani suruh cepat-cepat untuk membawanya pergi dari mall itu.
Tiba-tiba mobil yang tadinya cukup cepat melaju jadi agak pelan, hingga Shani sadar mobil itu berhenti sejenak dan berbelok untuk berhenti di depan garasi yang tertutup.
"Sorry..."
Ujar Shani dan orang yang ada di sebelahnya yaitu Gita, secara bersamaan. Mereka saling bertatapan sejenak hingga akhirnya Gita yang lebih dulu memutuskan pandangannya.
"Kita dimana?" Tanya Shani yang tak mengenali tempat ia berada sekarang.
"Rumah saya" Kata Gita secara singkat sambil melepaskan sabuk pengamannya.
Gita hendak keluar dari mobil, namun tiba-tiba Shani menahannya.
"Saya mau pulang" Pinta Shani.
"Pulang aja sendiri" Jawab Gita to the point sambil melepas tangan Shani dan keluar dari mobil.
Shani yang tak terima itu buru-buru melepaskan sabuk pengamannya dan menyusul Gita. Dia berlari kecil mengejar Gita yang hendak menaiki tangga menuju rumahnya.
"Tunggu" Cegah Shani, "Kamu kan yang bawa saya kesini, jadi kamu yang harus antar saya pulang!!" Paksa Shani.
"Mbak sendiri yang maksa saya bawa mbak pergi, lagian dari awal salah mbak!" Jawab Gita tak mau kalah.
Shani melotot mendengar itu, dia tak biasa ditolak oleh seseorang. Dia juga yakin jika orang yang ada di depannya itu tahu dia siapa, tapi bisa-bisanya dia menolak keinginannya. Dia pikir jika mengantarkan Shani ke rumahnya banyak sekali benefits yang bisa Gita miliki, contohnya tahu letak rumahnya.
Lagian setelah ciuman tadi, dia harus meminta penjelasan lebih kenapa Gita berani menciumnya tepat di bibir.
"Saya gak terima! Kamu harus tanggung jawab!"
"Tanggung jawab soal apa? Yang harus tanggung jawab itu mbak, mbak udah rusak mainan saya!" Cecar Gita tak terima sambil menunjukkan mainannya pada Shani.
Shani gelagapan, dia tak bisa menjawab. Karena memang dari awal dia yang salah, tapi kan dia sedang buru-buru dan dalam bahaya. Mana bisa tanggung jawab mainannya itu.
Shani berpikir, dia memutarkan otak agar orang yang ada di depannya itu mau mengantarkannya pulang.
"Nama kamu siapa?" Tanya Shani, akhirnya menanyakan siapa namanya Gita.
"Gita" Jawab Gita dengan nada bicara ketus.
"Gita, kenapa kamu cium saya di bibir?" Tanya Shani dengan penuh kemenangan karena dia pikir dia sekarang menang dan Gita pasrah mengantarnya pulang.
"Kenapa juga mbak tiba-tiba cium saya?" Tanya balik Gita, malah membuat Shani yang skakmat, "Mbak yang sudah lancang sama saya, saya kira gapapa tuh karena mbak aja cium saya seenaknya" Lanjut Gita malah membuat Shani tak bergeming.
Melihat Shani yang diam saja, membuat Gita melepaskan tangan Shani dari tangannya. Dia hendak berbalik, tapi lagi-lagi Shani menahannya.
"Apa lagi?" Tanya Gita tersulut kesal.
![](https://img.wattpad.com/cover/357015804-288-k660935.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Different World
FanfictionGita Sekar, mahasiswa sastra Inggris semester akhir yang sedang disibukkan dan dipusingkan dengan skripnya, tetap mencoba waras dengan melampiaskan rasa lelah dan stressnya pada mainan. Gita yang memang sedari dulu suka sekali mainan dan punya kein...