Haiiiii
Double up nich!Happy reading!
Jangan lupa vote dan komen yaw!!***
"Bunda sama Ayah engga nginep aja?" Bujuk Ziva dengan wajah lesu nya.
"Ziva, besok Ayah harus ke kantor banyak kerjaan yang belum Ayah selesaikan." Jelas Ayahnya.
"Iya, Ziva. Lagipula kamu disini sama suami kamu. Kamu harus mandiri, udah jadi istri sekarang."
Ziva menghela nafasnya. Ia kembali memeluk kedua orang tuanya.
"Bunda sama Ayah pamit dulu, ya."
Ziva mengangguk walau dengan berat hati.
Kedua orang tua Ziva beralih ke Azzam yang setia berdiri di samping Ziva.
"Titip Ziva, ya. Bimbing dia. Kalau Ziva nakal ajari dia dengan hati-hati jaga Ziva. " Ayah Ziva memeluk erat Azzam.
Azzam tersenyum, "pasti Azzam pasti jaga Ziva, Azzam ga akan sakitin istri Azzam."
"Saya percayain Ziva untuk dinikahi kamu, kalau sampai kamu sakitin Ziva saya siap menjemput Ziva hari itu juga." Ujar Ayahnya.
Lagi dan lagi Azzam tersenyum tulus.
"Saya percaya sama kamu Gus Azzam, titip Ziva." Bunda dan Ayah memeluk Azzam bersama dengan Ziva.
"Kamit pamit ya."
Tak lupa mereka berdua berpamitan pada kedua orang tua Azzam dan adik-adik Azzam.
Setelah keempatnya berpelukan, Ayah dan Bund memasuki mobil. Perlahan mobil keluar pesantren dan menghilang dari pandangan Ziva. Tangis Ziva semakin menjadi.
"Sst, udah ya jangan nangis." Azzam memeluk erat Ziva.
"Mas, kamu bawa Ziva ke kamar dulu. Suruh dia istirahat."
Azzam mengangguk. Azzam mengajak Ziva untuk ke kamarnya saat tangisnya sudah sedikit reda.
Ziva memasuki kamar Azzam, ia melihat sekeliling cukup rapih kalau dibandingkan dengan kamarnya. Wangi khas Azzam yang menusuk hidung.
"Gus tidur disini." Ziva duduk dipinggir kasur disusul oleh Azzam yang duduk di sebelahnya.
"Iya, masa saya tidur di teras." Azzam terkekeh.
"Kamu istirahat dulu, pasti cape perjalanan jauh. Besok malem saya ada kajian di desa sebelah. Kamu mau ikut?"
"Kajian?"
Azzam mengangguk. "Mau ikut? pulangnya kita nonton wayang."
Ziva mengangguk antusias. "Ikut."
"Gus kenapa kalo di chat dingin banget sih." Tanya Ziva yang sedang memperhatikan Gus Azzam memilah pakaian di lemari.
Azzam mengambil pakaian dan menutup lemarinya, ia beralih menatap sang istri dan sedikit terkekeh.
"Karena chat saya aja jarang kamu bales, ditelpon jarang di angkat." Ujar Azzam dengan tangan yang mengelus pucuk kepala Ziva.
"Oh jadi bales dendam ceritanya."
Azzam kembali terkekeh, "Iya."
"Dih, masa seorang Gus dendaman. Saya sering baca novel-novel Gus itu selalu sabar ga pernah dendam."
"Saya 'kan beda. Kalo kata anak zaman sekarang limited edition."
Tawa Ziva pecah. "Limited edition masa begini."
"Hush! Gaboleh ketawa gitu."
Ziva merubah ekspresi nya sesaat tidk lupa ia juga mengucapkan istighfar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Wife
Teen FictionZivanya Karina Nadila gadis cantik yang dijodohkan dengan Gus tampan bernama Azzam Shiddiq Al-Hafidz putra kyai pemilik pesantren terkenal di Jawa Tengah. Namun, sesudah melaksanakan ijab qabul Ziva tidak pergi bersama Azzam ia meminta untuk diberik...