Hai
.
.
.
Selamat datang di cerita "Angkasa Yang Berbicara" yang diperankan oleh sepasang sahabat bernama Arunika dan Sagara. Ingin tahu bagaimana kisah mereka? Pantengin terus yah!
.
..
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan vote dan komen.
Selamat membaca***
Suara ricuh kelas di saat jam kosong pelajaran adalah hal yang lumrah bagi para siswa-siswi karena mereka bisa terbebas dari tugas dan penjelasan rumit dari guru mereka. Seperti saat ini, kelas Arun dan beberapa kelas lain sedang jam kosong dan mereka memanfaatkan hal itu dengan berbagai kegiatan, ada yang tidur, ada yang main game, ada yang masih belajar, dan masih banyak lagi.
Terlihat seorang gadis sedang menelungkupkan kepalanya di atas meja menghadap tembok sambil memejamkan mata menikmati alunan musik yang teralun merdu di telinganya, setetes air mata keluar dari manik indah matanya. Gadis itu adalah Arun.
Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya, tepukan itu menyadarkan Arun kembali ke dunia nyata ketika sibuk menikmati dunianya sendiri. Arun menghapus air matanya lalu duduk tegak dengan kepala yang tertoleh menatap orang yang menepuk pundaknya.
"Ada apa, El?" tanya Arun pada orang yang menepuk pundaknya tadi yang tak lain teman sebangkunya yang bernama Ella sambil melepas earphone yang terpasang di telinganya.
Sedangkan Ella sendiri hanya cengengesan tidak jelas, "Enggak papa."
Arun memutar mata melihat kelakuan gadis tidak jelas itu yang sialnya dia teman sebangkunya. Arun sudah hafal dengan tingkah random yang dimiliki temannya, tetapi di sisi lain Arun juga terkadang terhibur dengan tingkah random temannya.
Dengan gerakan yang tiba-tiba, Ella menangkup wajah Arun dan mendekatkan wajah mereka berdua lalu menatap Arun dengan mata yang memicing.
Arun terkesiap dengan apa yang dilakukan Ella, dirinya memundurkan wajahnya menjauh dari Ella. Terasa ngeri ketika Ella mendekatkan wajahnya.
"Kenapa, sih?" Arun menatap Ella bingung
Dengan mata yang masih memicing, Ella tidak menjawab pertanyaan Arun melainkan melontarkan pertanyaan.
"Lo ... nangis?"
Arun menggelengkan kepala, dirinya terkekeh mendengar pertanyaan Ella yang memicingkan mata padanya.
"Sok tahu, lo. Siapa juga yang nangis? Kayak gak ada kerjaan aja." Jawab Arun sambil mengangkat bahu acuh lalu menatap ke lapangan melalui jendela.
Ella mendengus mendengar jawaban dari Arun. Padahal sudah jelas jika Arun menangis karena bisa dilihat dari matanya yang sembab.
"Iyain biar seneng ... btw ke kantin yuk, laper nih." Ajak Ella sambil mengusap perutnya yang sedikit buncit karena kebiasaan sering makan.
Setiap jam kosong Ella selalu mengajak Arun pergi ke kantin meskipun sudah tahu jika akan mendapat tolakan dan jawaban yang sama.
"Gak." Tolak Arun sambil memasang kembali earphone yang tadi sempat dilepas.
Ella mengangguk karena sudah tahu dengan jawaban Arun dan juga sudah biasa dengan tolakan Arun.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA YANG BERBICARA
DiversosSepasang sahabat lawan jenis biasanya akan tumbuh rasa cinta dalam hati mereka, begitu pula kisah antara Arun dan Gara yang saling mencintai dalam diam sejak memasuki sekolah menengah pertama. Namun, hubungan persahabatan mereka kandas karena sebuah...